Bagian 1

10 0 0
                                    

Haizaka mulanya hanyalah sebuah warung udon pinggir jalan sederhana yang dikelola oleh Haizaka bersaudara; Katsuyu, Ibara, dan Kanata.

Seiring berjalannya waktu dan berkat racikan rasa yang luar biasa, restoran mereka kian ramai. Dari hanya menjadi warung sesinggahan para perantau atau pekerja lapar, menjadi sebuah primadona yang tak jarang dikunjungi bangsawan-bangsawan dan orang-orang penting. Dari yang mulanya hanya kedai kayu sederhana, menjadi sebuah restoran besar di ujung kota yang tak pernah sepi.

Atas kesuksesan yang membumbung, si sulung Katsuyu memutuskan untuk menambah menu, yaitu sukiyaki, yang rencananya akan disajikan dalam bilik-bilik privat. Dibangunnya bilik-bilik khusus di sisi restoran dan dipekerjakannya pelayan-pelayan yang makin banyak. Segala urusan sukiyaki kemudian diamanatkan kepada si gadis bungsu, Kanata.

Berkat adanya bilik sukiyaki, bisnis berkembang makin pesat. Restoran tidak kenal lelah tak peduli musim. Bersyukur Haizaka tidak dibuka di distrik merah. Bila seandainya demikian, riuh ini akan berlipat ganda.

Hingga kemudian, revolusi terjadi. Pemberontakan dimana-mana, kota-kota dan desa-desa kecil tak sedikit terdampak. Bisnis menurun, tetapi tidak sepenuhnya sepi. Tidak sedikit karyawan yang mengundurkan diri demi pergi ke kota yang lebih jauh untuk mencari aman.

Kota pun kedatangan pengungsi dari distrik merah yang terdampak revolusi. Di antara mereka para wanita prostitusi yang kehilangan pekerjaan. Sebagian besar dari mereka datang kepada Haizaka meminta pekerjaan. Katsuyu tidak perlu menimbang; sebagian dijadikan pelayan udon di bawah komando Ibara, sebagian lagi menjadi pelayan bilik sukiyaki di bawah komando Kanata.

Awalnya semuanya berjalan seperti biasa. Sampai lambat laun, Kanata menyadari ada yang janggal dari bilik-bilik sukiyaki. Ia jadi jarang melihat keluarga-keluarga masuk ke restoran sukiyaki, lebih sering dilihatnya para laki-laki. Terkadang pakaian mereka mewah layaknya para orang kaya, tak jarang pula seperti orang kebanyakan. Tak sekali dua kali Kanata melihat mereka dengan katana tersarung di pinggang.

Para pelayan sukiyaki pula berdandan necis. Seragam yukata mereka diketatkan dan dipendekkan. Kanata langsung menghampiri Katsuyu begitu ia mendengar suara-suara miring dari dalam bilik pada suatu malam. Cukup ia curiga, tidak mungkin pula ia bermimpi atau mengingau bila terjadi lebih dari satu malam.

Suatu malam, Kanata menggeser pintu ruangan Katsuyu dengan gusar tanpa ketuk, tanpa permisi. Didapatinya sang abang bersama seorang wanita di atas tubuhnya. Yukata mereka sama tersingkap, sama-sama terkejut tanpa kata mendapati Kanata di ambang pintu. Katsuyu seketika gelagapan ingin memberi keterangan, namun Kanata telah menemukan jawabannya. Malam itu dia berusaha tidur tenang meski hatinya kesal bukan main.

Semenjak itu, bilik sukiyaki menjadi sarang para laki-laki hidung belang atau pejabat-pejabat haus cinta. Para pelayan bahkan tak lagi sembunyi-sembunyi dalam melenggakkan gestur mereka, merangsang kehadiran sang pelanggan, dengan belahan dada atau ketat paha, demi segepok yen dibalik yukata mereka.

Kanata sampai jijik melihat para karyawannya. Semula, ia turut menjadi pelayan, kini ia menolak melayani dan hanya bergerak untuk memastikan kesegaran bahan-bahan serta terjaganya rasa sukiyaki Haizaka. Sisanya ia akan urus dalam ruangannya.

Restoran Haizaka telah menjadi rumah bordir rahasia.

SUKIYAKI (CERPEN) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang