ALAGAN [30]

35.3K 1.7K 30
                                    

Bagian 30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 30

Senin, hari yang kebanyakan orang tak menyukai terutama bagi mereka yang masih seorang pelajar. Aneh si, padahal tak ada yang salah dengan hari senin, menurut Alaka semua hari sama saja. Tidak ada hari menyebalkan atau menyenangkan baginya, atau Alaka saja yang terlalu hidup monoton?

Entahlah dia pun tak mengerti. Kini yang ingin Alaka lakukan adalah ke perpustakaan dan pelajari banyak buku. Toh 2 bulan lagi ujian nasional tiba, jadi tidak ada waktu untuknya bermalas-malasan.

Ngomong-ngomong di mata pelajaran kedua harusnya di isi oleh fisika, tapi berhubung guru mengadakan rapat mendadak kelas berakhir jamkos. Alaka saja masih mengenakkan baju olahraga, karena jam pertama tadi memang di isi penjas. Jika kalian menanyakan keberadaan Argan? cowok itu masih di lapang bersama Surya dan juga Ervan. Sementara Citra? tentu saja gadis itu menonton punjaan hatinya. Maklum sudah bucin akut, di tambah calon tunangan pula.

Tiba di perpus, Alaka langsung mencari posisi ternyaman untuk dia singgahi. Sambil mendengarkan music lewat aerphone Alaka mulai tenggelam dalam dunianya. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sudah 1 jam berlalu Alaka berada di sana. Bel istirahat ke 2 pun sudah berbunyi, tapi nampaknya Alaka tak menyadari. Hingga kemunculan Citra yang tiba-tiba itu berhasil mengacaukan ketenangan Alaka.

"Al, Alaka!"

"Apaan sih Cit?" Alaka mendengus dengan mata berputar kesal. "Ganggu orang aja lo."

"Penting Al, penting!" Nada suara Citra nampak mendesak.

Alaka melepas aerphonenya. "Gak usah teriak-teriak bisa? Inget ini perpus oi."

"Tau Al, tau. Cuma ini penting banget," ujar Citra yang mulai geregetan.

"Penting apaan?"

Nada acuh Alaka, membuat Citra ingin sekali menabok sahabatnya itu. Lagi genting gini, malah nanggapin santai.

"Argan Al, Argan!" Sebisa mungkin Citra berusaha sabar.

"Why?"

"Argan gelut sama Aldi di toilet cowok."

Mata Alaka terbelak, reflek pun dia bangkit dari kursinya. "Lo serius?"

"Duarius! ayo buruan ih!" Tanpa pikir panjang lagi, Citra bergegas menarik tangan Alaka dan membawanya lari menuju tempat Argan.

Tepat di depan pintu masuk toilet, sudah banyak murid berkerumunan. Mereka semua menyaksikan bagaimana Argan dengan brutal meninju Aldi berulang kali, tanpa ada satupun siswa yang berani memisahkan mereka. Bukan tak bisa, mereka semua cuma terlalu takut. Takut jika mereka mencoba memisahkan, justru berakhir seperti Aldi.

"Argan!" Alaka menerobos kerumunan itu. Mata gadis itu membelak, melihat tubuh Aldi sudah terkapar di lantai, dengan Argan di atasnya masih terus meninju cowok itu.

ALAGAN || Musuh Tapi DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang