Malam minggu ke dua

2 0 0
                                    

Aku iri dengan dia yang tanpa usaha sekeras aku tapi berhasil memiliki tempat di hatimu.
Aku iri dengan dia yang menghilang dan selalu kau cari.
Aku iri dengan dia yang bisa setiap hari membuatmu tersenyum.

Seharusnya aku pergi setelah di tampar hingga babak belur dengan kenyataan bahwa kau memang tidak menginginkanku. Bodohnya, aku selalu berusaha. Otakku masih merekam dengan jelas suara tawamu saat ku ceritakan hal lucu, otakku masih mengingat bagaimana dahimu berkerut ketika bingung dengan sikap anehku. Aku yang kagum ketika kau memakai kaos hitam polos itu, dan otakku merekam itu.

Tolong, tampar sekali lagi, kali ini harus sampai mati.

Prosa tanpa judulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang