"Tapi mungkin ini kekuatan terakhir ku, kalo kamu pergi lagi mungkin aku akan lebih hancur dari sebelumnya kak."
Kalimat Winona terus terngiang dikepala Altario, kalo dia pergi lagi Winona akan lebih hancur dari sebelumnya, Winona seolah memberikan peringatan ke Altario.
Kenangan-kenangan buruk tujuh tahun yang lalu seolah ikut muncul kembali bersama dengan kalimat Winona yang terus terulang dikepala Altario, kenangan paling buruk dan paling tidak ingin Altario ulang.
***
7 tahun yang lalu"Andra nggak akan pernah ngelepas profesi Andra buat gabung ke perusahaan Papa, Andra nggak mau Pa!" Althafandra berseru keras kepada Agung Hartono —sang ayah, Althafandra adalah pria yang lembut, ia tidak pernah membentak atau berseru keras kepada orang tua, jangankan kepada orang tua kepada teman sebayanya saja dia tidak pernah berucap kasar, tapi malam ini seolah kesabaran Andra—panggilan Akrab Althafandra dirumah, habis karena permintaan Papanya.
"Mau jadi apa kamu Andra, hidup sebagai dokter nggak akan bisa mencukupi semua gaya hidup kamu, anak lain diluar sana ingin ada di tempat mu, tapi kamu malah menolak, isi kepala kamu itu apa?" balas Agung tak kalah kerasnya. Dulu saat Althafandra memilih kedokteran sebagai jurusan yang akan ia masuki, Agung sempat marah besar, tapi Andra tetep kekeh dan bilang ke Agung secara lantang kalo sang Papa tidak mau membiayai kuliahnya dia bisa mencari cara sendiri, tapi dengan segala bujukan dari Yuna —istrinya akhirnya Agung mengijinkan Althafandra mengambil jurusan kedokteran, tapi ia tidak lantas membebaskan Andra.
"Nggak semuanya bisa diukur pakai uang Pa! aku udah susah-susah berlajar sampai akhirnya jadi dokter kayak sekarang, terus Papa minta aku ngelepas mimpiku?"
"Nggak akan Pa, maaf kalo kali ini aku gak mau menuruti permintaan Papa," Lanjut Andra
Agung mengepalkan tangannya tanda menahan emosi, "Kalo kamu nggak mau mengikuti aturan Papa, silakan kamu keluar dari rumah ini tanpa fasilitas dari Papa!" ucap Agung spontan tapi tidak disangka Andra mengiyakan ucapannya.
Althafandra menatap Agung dengan berani, "Tentu, aku bakal keluar dari rumah ini seperti yang Papa mau, ini credit card, atm, kunci mobil, aku kembaliin ke Papa," ucap Andra sambil mengeluarkan cc, atm, dan kunci mobilnya, Andra lalu naik ke kamarnya untuk berkemas.
Altario yang sedari tadi mendengarkan perdebatan ayah dan kembarannya itu langsung menyusul Andra ketika Andra naik ke kamarnya.
"Kak! Nggak perlu sampai keluar dari rumah," seru Altario saat melihat Andra sibuk berkemas.
"Ini yang Papa mau," jawab Althafandra singkat.
"Kalo lo pergi gue gimana kak?"
Andra mendekati kembarannya, lalu ia menepuk bahu Altario, "Maaf, tapi aku harus egois kali ini Al."
Altario menunduk tidak bisa memaksa lagi, Andra sudah selesai berkemas, ia menatap sebentar kearah Altario yang tengah menunduk sambil menahan tangisnya, ia memberikan Altario pelukan singkat, "Maaf karena aku nggak bisa lagi disamping kamu buat kedepannya." bisik Althafandra sebelum akhirnya benar-benar keluar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heirs
ChickLitWinona dan segala drama hidupnya. menjadi dirinya harusnya mudah bukan? menjadi cucu perempuan satu-satunya di keluarga powerfull di Indonesia, materi yang berlimpah, ia bisa mendapatkan semuanya hanya dengan menunjuk. tapi ternyata tidak semudah...