Part13

8.5K 492 1
                                    

Setelah kita dapat baju yang cocok dan udah beres ganti, ka Nathan ngajak aku makan disalah satu tempat makan siap saji. Entah mengapa ka Nathan sepertinya menyiapkan ini semua.

"Ka, beli coklat jadi?" tanyaku

"Jadi, asal makanannya kamu abisin."

Sontak aku melotot. Iya kali, aku kuli bangunan disuruh makan semua yang ada dimeja. Lebih baik beli sendiri tuh coklat.

"Ya elah ka, kaga mau. Memang Cinta apaan makan segini banyak." protesku.

"Ya biar gendut Cin, badan kamu kurus sih."

Kurus? Gila badan aku segede gini kurus, badan silvi apaan dong.

Tanpa obrolan lagi, aku dan ka Nathan makan dengan tenang, khusu, dan paling penting cepat. Aku memang terbiasa makan cepat, entah dengan ka Nathan. Tapi setelah liat dia makan dengan rekor mengalahkan ku, aku yakin dia suka sekali makan.

"Ka, udah kenyang. Pulang yu." ajakku dengan keadaan mengenaskan.

"Abisin dulu, mubajir."

"Kaka aja yang makan, Cinta udah ga kuat lagi."

Karena muka ku yang begitu mengenaskan disebabkan makanan yang ku makan, membuat ka Nathan harus menghabiskan pesananya sendirian. Sebenarnya aku kasian juga, tapi muka ka Nathan menunjukan kalau dia mampu memakan kelebihan pesanannya. Aku hanya melihatnya, tanpa niat untuk mebantu menghabiskan.

Dipikir-pikir ka Nathan begitu tampan, matanya yang hampir sipit, idungnya yang mancung ga ketulungan, bibirnya yang merah merekah, dan giginya yang rapih membuat dia begitu mempesona. Pantas saja dia banyak yang suka.

Aku memperhatikan setiap lekukan wajahnya, karena berasa diperhatikan ka Nathan melihat kearahku. Aku segera membuang muka dari tatapannya.

"Kenapa melihatku begitu? Kau terpesona?" tanyanya dengan nada menggodaku.

"PEDE!" teriakku anarkis. Ka Nathan malah terkekeh geli melihat reaksiku.

"Tuh kan anarkis kaya dulu."

"Zaman apa atuh dulu teh." cibir gue, enak aja kaya yang tau sifat aku dengan baik.

"Zaman kamu masih ngompol." ucapnya sembarangan.

"Ih kaya yang udah kenal Cinta aja."

"Kenal dong, kenal banget." tembalnya dengan makanan penuh dimulut.

"Memang Cinta kaya apa?" tanyaku penasaran, ka Nathan meletakkan telunjuk kanannya dipelipis nya, meragakan orang yang sedang berpikir keras.

"Hmm. Kaya badut." langsunglah ka Nathan mulai gelak tawanya, sialan banget ini orang. Jadinya aku cuma cemedud, ga enak tau jadi bahan ketawaan.

"Yeh marah." cibirnya dengan tangan sudah memegang idungku seenaknya, dan segera kutepis.

"Sakit, bego."

"Tuh kan anarkis lagi."

"Au ah. Cepetan ka makannya."

Ka Nathan pun ga banyak ngomong lagi dan terus makan.

***

Sebelum pulang ka Nathan beneran membelikan ku coklat di super market, ka Nathan dengan gilanya membelikanku coklat dengan ukuran yang paling besar dan harganya pun setara dengan uang jajanku 2 bulan.

"Ka, coklatnya ga salah milih?" tanyaku setelah kita keluar dari super market. Malu juga iya bawa coklat segede gini.

"Engga, sini deh kaka bawain dulu." sekarang coklatnya sudah berpindah alih dari tanganku jadi ditangan ka Nathan. Perasaan tanganku kehilangan sesuatu dan terasa hampa.

Kami pun jalan kearah parkiran, ka Nathan selalu saja menggodaku dengan segala hal yang membuat ku memalukan.

"Ka, jalannya cepetan dikit apa. Udah jam 5 nih." ucapku dengan berjalan lebih dulu dari ka Nathan. Dan aku baru sadar akan sesuatu, kenapa ka Andrew tidak ada menghubungiku yah. Masa iya kaka ku yang over protective nya mita ampun tidak mengkhawatirkanku.

"Hey Cinta jangan melamun, motornya disini."

Dan aku pun tersadar bahwa aku melewati motor ka Nathan dengan jarak cukup jauh. Dan begonya malah diam ditempat, sehingga ka Nathan yang mendekatiku.

Tanpa kata-kata ka Nathan mengambil tanganku, dan dia menarikku kearah motor, pada saat itulah jantungku sudah berdetak dengan lebih cepat.

"Jangan melamun, kaka dapat amanat untuk menjagamu agar baik-baik saja." ujarnya dengan senyum yang mempesona, yang membuat perempuan-perempuan yang berada di parkiran memandang sirik terhadapku. Aku hanya terpaku dan tanpa sadar menganggukan kepalaku,

Setelah dekat dengan motornya ka Nathan memberikanku helm, dan kita beneran pulang ke arah rumah ku.

Tbc..

Maaf menunggu lama dan oke maaf juga part ini hanya bisa aku buat segini (Padahal aku tidak terlalu yakin ada yang menunggu ceritaku ini). Hari ini 2hari terakhir ukk, aku sembunyi-sembunyi ngetik cerita ini, jadi mohon dihargai karyanya #alah #alay. Ditunggu vomentnya.

Dan jangan lupa baca cerita dari its_stanshunpike, prolognya aja ajib, apalagi cerita lanjutannya =))

Protective?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang