HAI SEMUANYA...
UNTUK SEMENTARA WAKTU DARMASILA AKAN JARANG BANGET UPDATE KARENA AKU JUGA MASIH MASA PEMULIHAN. SEPERTI YANG AKU BILANG DI IG STORY KEMARIN AKU BELUM BISA UPDATE KARENA LAGI SAKIT. TAPI MELIHAT KALIAN YANG UDAH GAK SABAR JADI AKU PAKSAIN NULIS BUAT JADI OBAT KANGEN KALIAN...HAPPY READING SEMUANYA SEMOGA SUKA DENGAN PART INI🖤
••••
"Nggak, gak bisa di diemin nih kalau gini! Bakal Papa tuntut sekolah kamu itu!"
Farel sangat marah melihat Sila pulang dalam keadaan babak belur. Kali ini ia tidak bisa menoleransi kejadian yang membuat anaknya terluka parah.
"Udah Pa nggak usah Sila nggak apa-apa."
"Nggak apa-apa gimana. Jari-jari kamu tuh hampir patah! Bisa-bisanya sekolah membiarkan muridnya melakukan hal kriminal! Gak bisa Papa diam aja."
"Papa kamu benar Sila kita gak bisa biarin orang kayak gitu tetap sekolah. Mereka harus di kasih pelajaran biar kapok," ujar Kamila setuju.
Wanita paruh baya itu meringis melihat cucunya susah makan karena sudut bibirnya yang robek. Beliau juga tidak menyangka jika akan ada anak sejahat itu.
"Besok Papa akan ke sekolah kamu!" putus Farel lalu keluar dari kamar Sila. Keputusan Papanya itu sudah tidak bisa di ganggu gugat.
••••
Di markas The Anger, semua anggota inti berkumpul kecuali Samuel. Cowok itu sudah di keluarkan oleh Darma karena di anggap pengkhianat.
"Gue mau keluar dari The Anger."
Perkataan Ibra membuat semuanya terkejut termasuk Darma. Cowok itu membuang putung rokoknya masih panjang.
"Lo mau keluar karena gue keluarin Sam?"
"Gue punya alasan sendiri, Dar bukan cuma karena Sam."
Darma mengangguk-angguk lalu berdiri menghampiri Ibra. Ia menarik kerah baju Ibra agar berdiri menatapnya.
"Lo udah bosen jadi anggota The Anger? Iya? Atau lo mau gabung sama geng nya Abi? Mau jadi pengkhianat juga lo?" cecar Darma.
Hal tersebut membuat Ibra geram, ia mendorong Darma hingga melepaskan cekalannya.
"LO TAU SE BERANTAKAN APA HIDUP GUE! GUE, MASIH ADA DI DEPAN KALIAN SEMUA ITU KARENA ALEENA!!" Untuk kali pertama kalinya Ibra berteriak marah pada Darma. Selama ini Ibra bukan hanya di kenal dingin dan pendiam tapi juga sabar.
Tapi untuk malam ini mereka melihat kemarahan cowok itu. Mata Ibra memerah, ia menarik kerah jaket Darma.
"Gara-gara kemarin Aleena nemuin lo, dia hampir di culik! Lo gak akan pernah tau sepenting apa Aleena buat gue, Dar karena lo gak pernah mau tau perasaan orang lain! Yang lo pikirin cuma balas dendam gak guna lo itu!"
Perkataan Ibra membuat Darma marah, cowok itu melayangkan pukulannya di rahang Ibra.
"Anjing lo! Tau apa lo soal gue?" Darma terkekeh pelan, "lo mana tau rasanya kehilangan orang yang paling lo cinta. Belum aja Aleena mengalami apa yang Kania Alami."
Ibra terpancing, cowok itu berdiri membalas pukulan Darma.
Bug!
"Brengsek!"
"Wow! Kalian kenapa sih!" Thor, Jery, dan Dipta berusaha melerai.
"Santai-santai kita bisa omongin ini dengan kekeluargaan," kata Thor.
"Kita bukan keluarga!" serempak Darma dan Ibra.
"Duduk dulu kita bicarakan baik-baik," tambah Dipta untuk menengahi.
"Jangan lah kayak gini. Kita sahabatan bukan cuma satu atau dua hari loh," ujar Jery.
Ibra melepaskan dirinya dari pegangan Thor dan Dipta.
"Kalian sadar gak sih kalau selama ini kita itu cuma di perbudak sama nih orang! Selama ini kita cuma di suruh nyari sesuatu yang gak jelas dan cuma bisa nyakitin orang yang gak bersalah!"
"Ngomong apa lo?" Darma hendak kembali menghajar Ibra namun Jery menahannya.
"Gue gak pernah ya paksa kalian semua buat gabung sama gue! Dari awal juga kalian udah tau misi dari The Anger itu buat balas kematian Kania!"
"Ah basi! Gue udah muak jadi babu lo! Gue keluar dari geng gak jelas ini!" putus Ibra. Ia sudah bertekad bulat untuk meninggalkan The Anger demi keamanan Aleena.
"Keluar sana gue gak butuh orang kayak lo!"
Ibra membuka jaket berlambang kebesaran The Anger lalu melemparnya ke lantai.
"Bra, pikir-pikir lagi lah." Dipta masih berusaha menahannya.
"Jangan kek gini lah, Bra. Lo tau kan di antara kita yang paling jaga itu lo? Plis lah pikir-pikir lagi," ujar Thor juga ikut menahannya.
"Gue saranin kalian juga keluar sebelum orang-orang terdekat kalian yang jadi korbannya!"
Ibra keluar begitu saja dari markas lalu membanting pintunya dengan keras.
Hening. Keadaan dalam ruangan itu seketika langsung hening.
"Kalian juga kalau mau keluar, keluar aja sana. Gue masih mampu kok menghadapi semuanya sendiri!"
••••
Ibra membelai surai rambut Aleena yang sangat lembut. Dalam keadaan tidur pun gadis itu masih sangat cantik.
Aleena terbangun, menatap Ibra yang juga menatapnya.
"Ibra belum pulang?" tanya Aleena dengan suara khas yang sangat lembut.
"Baru aja gue mau pulang tapi lo malah kebangun."
"Ibra," panggil Aleena.
"Hm?"
"Ale bahagia banget hari ini. Makasih ya karena udah mau ngerayain ultah Ale."
"Kalau lo bahagia gue juga bahagia Al."
"Ale sayang banget sama Ibra."
"Gue juga sayang banget sama lo, Al."
Ibra mendaratkan ciumannya di kening Aleena. Hal tersebut membuat jantung Aleena berdebar kencang. Aleena juga merasa seperti ribuan kupu-kupu sedang berterbangan di perutnya.
"Sekarang tidur ya, Al besok kan masih harus mewujudkan wish terakhir ulang tahun lo."
Aleena mengangguk, gadis itu merasa tersipu karena semenjak mereka memutuskan untuk pacaran sikap Ibra semakin manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARMASILA (HIATUS)
Novela JuvenilSpin Off TRAVMA Kesalahpahaman di masa lalu membuat Darma ingin membalaskan dendam atas kematian sang pacar. Darma pun membentuk geng motor demi membalaskan dendam pada pria yang sudah membunuh Kania, gadis yang ia cintai. Darma juga menutup identit...