Ke-esokan harinya, Axo lagi-lagi terbangun di bawah pelukan sang Ancient Builder. Ia tampak sangat terbiasa dengan hal itu.
"(Jam berapa sekarang...?)" tanyanya dalam hati.
Selang beberapa detik membuka matanya, ia menyadari bahwa ia tidak memakai kaosnya. Secara diam-diam, ia turun dari kasur dan mencari kaos yang dipakainya semalam.
"Kenapa, xo...?"
Axo dikejutkan oleh suara Zet yang baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya, membuat Axo sedikit terkaget dibuatnya.
"Ish...mana kaos gue?"
"...kaos?"
"Hooh. Jangan bilang...lu buat aneh-aneh sama gue tadi malem?"
Mendengar perkataan Axo, Zet menatapnya datar sambil setengah ngantuk.
"Pala bapak kau. Mana buktinya kalo gue aneh-aneh?"
"Ck...mana kaos gue??"
"Iye Iye, tuh di atas meja kantor gue. Kalo ga ada ya mampus."
Setelah mengucapkan hal itu, Zet berjalan menuju kamar mandi dengan santainya. Emang terlalu dingin atau nggak peka sama temennya sendiri.Sambil menggerutu dalam hati, Axo lanjut mencari kaosnya di tempat yang dimaksukan Zet tadi, di kantornya.
Sesaat setelah membuka pintu, Ia mendapati kaosnya telah terlipat dengan rapi tepat di atas meja kantor sang Ancient. Mengambil kaosnya dengan perasaan senang, Axo sedikit terkecoh dengan lukisan-lukisan yang terpasang di dinding. Matanya berfokus pada suatu shulker yang bertuliskan 'Love Target'.
"Xo! Udah ketemu belum sama kaosnya?"
Tiba-tiba saja Zet membuka pintu kantor dengan sedikit keras, lagi-lagi mengagetkan Axo.
"Bisa nggak sih nggak ngagetin?" tanya Axo dengan nada kesal.
"Nggak bisa, wlee..."
"Kalo nggak bisa ya udah. Tch..."
Zet tersenyum puas saat Axo melewatinya dengan perasaan kesal. (Zet ngeselin mode on)
Di sisi Axo, ia berusaha menenangkan pikirannya dengan bercermin di kamar Zet. Lalu, ia teringat bahwa ramuan yang dibuat Pak Saddan harus di ambil pagi ini. Dengan segala rasa yang campur aduk (bubur doko?), ia menggandeng Zet yang sedang membuat kopi dan menyeretnya ke depan base. Tentu saja Zet tidak tinggal diam.
"Wtf?"
"Nggak ada waktu lagi buat nanya, ke Pak Saddan sekarang!"
Zet akhirnya mengerti maksud Axo menyeretnya. Ia dengan santainya meminum kopi dari gelas yang ia bawa sebelumnya, dengan tangan kanan yang lagi di seret.
Sesampainya di sekolah, Axo langsung lari ke arah ruang Lab potion. Meanwhile Zet dengan santainya menyeruput kopinya sampai habis.
"SAMLEKOM PAK."
"Wa'alaikum...salam? Axo?"
"Nih bahan-bahannya, Pak. Bunga, rambut aul, obsidian, sama telur penyu."
Axo menaruh ke semua bahan itu di chest yang dibawanya dan menyalurkannya ke Pak Saddan.
"Okok, kemaren bayarannya udah di bayar sama Zet, kamu nggak usah bayar lagi."
"Oh? Okeh deh, Pak."
"Bentar ya..."
Pak Saddan memasukkan bahan-bahan yang tadi diberi Axo ke dalam kuali ramuan. Axo sangat mengharapkan jikalau ramuan yang Pak Saddan kali ini berhasil, karena ia sangat menyukai Aul (banget!)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hateful Love {Axoiz X Zet22} : REMAKE
RomanceZet, seorang Ancient Builder yang tiba-tiba saja masuk ke dunia penuh manusia. Ia bertemu dengan seseorang yang mudah tersenyum, sedikit kekanak-kanakan, dan selalu menebarkan tawa. Tanpa sadar, Zet mengukir nama orang itu dengan rapi di hatinya. Ta...