..."Apa yang kau lakukan di kamarku !"
DEG
Suara ini...
Suhyeon dengan cepat menoleh dan mendapati seseorang yang sangat tidak asing di matanya tengah berdiri tepat di belakangnya dengan tatapan tajam
"Ku tanya apa yang kau lakukan di kamarku ?" tanya Sean lagi seraya melangkahkan kakinya untuk lebih mendekat kepada Suhyeon. Dan entah kenapa melihat tatapan tajam Sean membuat kaki Suhyeon bergerak mundur dengan sendirinya
"Im Suhyeon"
"M–maaf, maafkan aku. . aku tidak tau kalau ini adalah kamarmu, tadi.. Tadi pacar eonni cantik menyuruhku untuk memakai kamar di dekat tangga, jadi... Jadi aku memakainya. Maaf, aku mohon maafkan aku" seru Suhyeon seraya menunduk dalam. Kedua tangannya saling bertaut karena merasa cukup takut.
"Pacar eonni cantik mana yang kau maksud ?" tanya Sean dengan suara rendahnya yang masih mendominasi telinga Suhyeon
Jujur saja itu terdengar menakutkan
"I—itu. . yang ada di bawah, yang tampan sekali. D—dia mirip dengan..."
Bruk
Karena kakinya yang terus melangkah mundur, Suhyeon akhirnya jatuh terduduk di ranjang king size milik Sean. Membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Dia sudah seperti perampok yang terkepung.
Sean berhenti tepat di depan Suhyeon, matanya menyorot tajam gadis yang kini duduk tertunduk di ranjangnya "untuk apa kau perlu menggunakan kamar di rumah orang lain ?"
"Piu.. Piu oppa bilang bajuku sedikit berantakan dan..."
"Piu oppa ?"
Suhyeon mengangguk tanpa mengangkat kepalanya.
Piu oppa..
Piu..
Paman Jungwoo. Batin Sean
Dia yakin itu paman JungwooNya karena dia sering mendengar pamannya itu memanggil ibunya dengan sebutan Piu.
"Bagaimana kau bisa bersamanya ?"
Sean terus bertanya, tapi nada yang di pergunakan sama sekali tidak ringan. Itu terlalu mengintimidasi.
"Dia mengajakku berkenalan, jadi sekarang kami teman" balas Suhyeon
Keduanya akhirnya terdiam, Sean tidak lagi mengeluarkan pertanyaan dari bilah bibirnya. Tapi matanya masih terus menatap lekat Suhyeon yang masih tertunduk takut.
"Aku...aku ingin meminta maaf" seru Suhyeon tiba-tiba. Perlahan kepalanya terangkat dan memberanikan diri untuk menatap Sean yang juga menatapnya. "Maaf, karenaku kau harus terkena masalah besar yang mengancam karirmu. Aku sunggung-sungguh meminta maaf. Aku tau, hanya maaf tidak akan merubah segalanya kembali menjadi baik-baik saja, tapi tetap saja aku akan terus meminta maaf. Jika aku bisa, aku ingin mengatakan yang sebenarnya kepada mereka semua, kau bukan orang seperti itu, kau justru yang menyelamatkanku. Tapi aku tidak tau bagaimana caranya. Jadi, jika kau memang...."
Kalimat Suhyeon terhenti saat tiba-tiba Sean mendudukkan dirinya di sampingnya lalu menumpukan keningnya di bahu Suhyeon.
Mata Sean terpejam dan membiarkan keningnya bertumpu pada bahu Suhyeon.
"H—hei"
"Jangan meminta maaf lagi" ujar Sean tanpa membuka matanya
Dia tidak tau kenapa, tapi mencium aroma yang menguar dari tubuh Suhyeon membuat perasaannya tiba-tiba menjadi tenang. Aroma yang berbeda dari milik ibunya namun sama-sama bisa memberikan kehangatan dan ketenangan untuknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Faoi Rún 3 (Riki Lee) END
Fanfiction(BAGIAN KETIGA DARI FAOI RUN) Kisah terakhir dari keluarga Lee Namun awal dari kisah putra pertama mereka Riki Lee, atau lebih di krnal dengan nama Sean Park