BAB 6

1.6K 227 16
                                    


3 tahun sejak Sasuke pergi dari Konoha. Kepergian Sasuke meninggalkan banyak luka dan cerita. Apalagi bagi tim 7. Tak hanya penambahan anggota baru bernama Sai. Hubungan Naruto dan Sakura semakin erat. Sejauh ini Hinata tahu jika Naruto menyukai Sakura. Perasaannya hanya berjalan satu arah. Bagi Hinata itu tak jadi masalah. Dia menyukai Naruto dan mengaguminya dengan tulus. Tapi itu berakhir ketika Hinata tak sengaja bertemu Sasuke untuk pertama kali saat menjalankan misi bersama Naruto di sebuah kuil.

Sasuke tiba-tiba datang dan membantu Naruto menyelesaikan misi.

"Sasuke!" Hinata berteriak memanggil nama temannya yang dirindukan di dalam balon udara besar yang membawa warga untuk dievakuasi.

Hinata ingat Sasuke hanya menatapnya cukup lama tanpa menjawab sebelum menghilang membantu Naruto di dalam kuil. Saat itu Hinata ingin pergi menyusul Sasuke tapi tubuhnya penuh luka.

Naruto berhasil menaklukan musuh. Misi selesai. Hinata sangat lega Naruto kembali dengan kondisi tak terluka parah.

Saat pulang ke Konoha mereka menginap di hutan. Perjalanan ditempuh 3 hari. Naruto dan Hinata sedang berjaga malam. Api masih menyala menghangatkan mereka.

"Hinata," panggil Naruto lirih. Api sepertinya menjadi tontonan menarik daripada Hinata.

"Ya?"

"Tentang Sasuke." Ada jeda yang cukup lama sebelum Naruto melanjutkan dengan suara memohon. "Tolong cukup kita yang tahu. Jangan beri tahu Sakura soal ini."

Hinata teringat ucapan Ino soal sakit di dada yang membuatnya merasa terluka tanpa berdarah karena Sasuke tidak menyukai Ino. Sekarang Hinata merasakan dadanya seperti dicubit keras sampai membuatnya termangu bak orang kehilangan arah.

"Kenapa?"

"Aku telah berjanji pada Sakura untuk membawa pulang Sasuke. Itu adalah janji seumur hidup akan aku pegang sampai terwujud. Jika Sakura mendengar kita bertemu Sasuke dan pulang tanpanya hanya akan membuat Sakura sedih. Aku tidak bisa melihatnya bersedih lagi karena Sasuke. Jadi, Hinata tolong rahasiakan soal ini."

Apa ini yang namanya patah hati? Kali ini tidak hanya seperti dicubit tapi diremas kuat-kuat sampai Hinata kehilangan kata-kata. Dia baru tersadar perasaan ditolak. Umumnya Hinata harusnya benci Naruto atau Sakura. Tapi tidak ada perasaan itu. Bertemu dengan Sasuke memberi tahu Hinata apa itu cinta bertepuk sebelah tangan.

Cinta memang aneh. Hinata setuju. Meski tahu kemana hati Naruto berlari dia tetap menatap Mataharinya. Bahkan merelakan nyawanya diambang sekarat demi melindungi Naruto dari Pain. Di sana Hinata dengan keberanian karena terdesak antara hidup dan mati memberanikan diri mengungkapkan perasaanya.

"Naruto aku menyukaimu dan akan terus menyukaimu. Terima kasih untuk semua kebaikan yang telah kau berikan padaku."

Hinata pingsan babak belur dihajar Pain. Tidak ada penyesalan. Karena dia hanya ingin Naruto tahu perasaannya selama ini. Hinata tidak menyesal. Hatinya lega sudah memberitahu Naruto akan hal itu. Meski pada akhirnya setelah kejadian invasi Pain semua kembali seperti semula. Naruto yang hanya menatap Sakura.

Keberanian Hinata melindungi Naruto hingga hampir mati terdengar sampai telinga Sasuke. Obito kala itu menghadang Sasuke memberitahu akan kekalahan Pain oleh Naruto. Sasuke tampak tenang mendengarkan. Tapi, tekadnya untuk menghancurkan Konoha dan Akatsuki makin besar. Sasuke bahkan tidak pernah berani menyentuh Hinata tapi mereka sangat tidak tahu diri memberikan luka pada Hinata.

Tapi Sasuke lebih benci pada kenyataan alasan dibalik aksi pahlawan Hinata demi Naruto. Rivalnya dalam meraih kekuatan juga cinta.

Di hidup Sasuke sekarang selain Itachi yang harus dia bunuh, Hinata sosok tujuan hidupnya yang lain. Tapi, bagaimana sekarang? Sasuke sepertinya tidak punya kesempatan untuk mengubah arah pandangan Hinata yang tertuju pada Naruto berbalik ke arahnya.

TBC


Cilacap, 8 Januari 203

Oktavia K.D.

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang