3. Never Affraid

1.1K 52 0
                                    

"Jadi, bagaimana?" Tanya salah satu orang dengan berpakaian rapih, kepada seorang wanita bernama Na Jaemin.

Jaemin langsung menautkan kedua alisnya, begitu mendengar pertanyaan yang lebih tepatnya sebuah tawaran. "Kau pikir aku akan mau bekerjasama dengan dirimu?" Tanya balik Jaemin, yang tentu saja menolak tawaran dua orang yang ada dihadapannya. Satu perempuan dan satu laki-laki.

"Kenapa tidak? Aku menawarkan semua yang kau butuhkan." Ujar Pria itu, yang sangat bingung kenapa wanita ini menolak dirinya.

"Kau pikir aku miskin? Aku tidak butuh semua tawaranmu." Balas Jaemin, yang enggan untuk terikat dengan siapapun.

"Benarkah? Kau tidak punya pilihan lain, Tuan Na. Kerjasama lah dengan diriku, atau semua rahasia milikmu akan terbongkar." Ancam pria itu.

Jaemin langsung menautkan kedua alisnya, merasa lucu akan ucapan yang di lontarkan pria ini. "Kau mengancam diriku?" Tanya Jaemin, yang tidak menyangka kalau dirinya di ancam oleh pria yang menurutnya tidak sebanding dengan dirinya.

Pria itu mengedihkan bahunya acuh. "Menurutmu?" Tanya balik pria itu.

Jaemin tersenyum, lalu terkekeh. "Kau? Pria semacam dirimu mengancam aku? Seorang Na Jaemin, Oh Gosh?!" Tanya Jaemin yang benar-benar tak percaya akan perkataan pria yang ada dihadapannya.

"Pilihlah, Na Jaemin. Waktumu tidak banyak." Ujar Pria itu, tak mengidahkan pertanyaan wanita yang ada di hadapannya inu.

Bukannya menjawab, Jaemin malah merapikan bajunya. "Kau tau aku tidak suka bekerjasama, bukan?" Ujar Jaemin, memperingatkan kembali.

Pria itu mengangguk paham. Ia sangat paham akan karakter wanita yang ada di hadapannya ini. "Aku tau. Tapi kau tak punya pilihan." Ujar Pria itu.

Jaemin langsung menunjuk dirinya. "Aku? Tak punya pilihan?!" Tanya Jaemin yang semakin tidak percaya.

Pria itu mengangguk. "Iya. Jadi, cepatlah tanda tangan ini! Aku tidak suka bermain-main!" Titah pria itu memaksa Jaemin.

Jaemin langsung mengerutkan bibirnya. Mengecek jam yang bertengger ditangan kirinya. "Ah, padahal aku masih ingin bermain-main dengan pria idiot seperti dirimu." Balas Jaemin dengan nada dan wajah datarnya, mengancam dan tak bersahabat.

"Siapa?! Aku?! Idiot?!" Geram pria itu marah, begitu mendengar kalimat yang merendahkan dirinya.

Tanpa ragu, Jaemin menganggukkan kepalanya, lalu mengeluarkan sebuah amplop yang ia siapkan sedaritadi. "Kau pikir, kau bisa mengancamku, Kim Namjoon?!" Ejek Jaemin.

"Bagaimana kalau aku membongkar semua tindakan korupsi, perdangan ilegal dan hal lainnya kepada awak media? Sepertinya akan seru, Menteri perdagangan Korea melakukan tindakan korupsi, perdagangan ilegal prostitusi, dan perselingkuhan kepada aktirs muda nan cantik. Ah! Sepertinya sangat menyenangkan melihat trending berita seperti itu." Sambung Jaemin, dengan senyum pongah penuh bangganya.

Namjoon yang mendengarnya pun langsung menggeram kesal menahan amarah. "Kau mengancamku?!" Tanya balik Namjoon, yang tidak percaya kalau dirinya di ancam oleh seorang wanita.

Jaemin yang mendengarnya pun langsung mengedihkan bahunya acuh. "Ah, sepertinya bukan aku yang tidak mempunyai pilihan. Tetapi kau." Balas Jaemin.

"Cha! Seperti yang kau katakan tadi, bahwa kau ini tidak ingin bermain-main! Jadi, aku ingatkan sekali lagi kepada dirimu! Jangan pernah mengancamku?! Aku tidak pernah bermain-main pada orang yang mengancam diriku." Tambah Jaemin, sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan pria itu.

Jaemin segera keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan senang. Menelusuri koridor restaurant privasi itu, sampai akhrinya langkahnya terhenti, ketika dirinya mendengar suara dari ruangan tepatnya berhenti saat ini.

MAYBE POSSIBLE - MARKHYUCK, NOMIN, GUANRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang