"Rin, itu mc nya belum dapet snack si konsum ilang." teriak Ale selaku sie acara.
Garin yang sedang memindahkan kardus dari pintu backstage langsung menoleh. "siapa PJ nya?"
"Salsa."
"yaudah tolong take over dulu biar gue call." Garin memindahkan kardus terakhir dan bergegas meraih ponsel dari kantong celananya lalu mencari nomor admin yang berada di grup konsumsi.
"halo, siapa nih?" jawab suara diseberang setelah Garin menelpon dua kali.
"Garin, dimana? ini konsum pada dimana kok ilang semua."
Suara Salsa berdecak kesal, "gue cari makan buat mc. sabar dikit kek, dipikir gampang cari konsum weekend begini!"
"emang konsum cuma satu?"
"ya ngga tau lah, cari aja paling juga disitu situ doang- oh iya ibu jangan lupa dinotain ya- udah gue matiin!"
Tanpa menunggu sahutan dari Garin, Salsa langsung menutup telepon secara sepihak. Tentunya hal tersebut membuat Garin berdecak tidak suka.
"Konsum mana konsum!" HT Garin bergetar mengeluarkan suara Ale yang tampak marah.
"ini konsum kaya nyamuk aja, muncul pas istirahat doang! gue sambit ya kalau masih belum ada yang jawab."
"tolol! kalau marah marah jangan di HT! bagian acara di dalem nggak enak sama dosen." kini terdengar suara Agam menjawab.
Yak! di minggu yang cerah dengan angin berhembus sejuk dan awan yang sedikit mendung, anak-anal BEM sedang disibukan dengan opening ceremony art and music festival. Garin sang kepala departemen minat dan bakat didapuk menjadi ketua panitia yang membuatnya pening sekitar dua bulan ini.
"Perkap tolong perkap, ini kardus belakang backstage bisa disimpenin dulu di transit panitia. ganggu banget. tapi jangan dibuang bisa jadi tempat sampah abis eval." ucap Garin di depan HT.
"halo, perkap pada sibuk nggak ada yang kosong nih? atau dekdok deh dekdok yang nggak ambil dokumentasi tolong diangkutin kardusnya."
"maaf kak dekdok kewelahan ini, empat orang kabur sisa enam, empat buat indoor sisanya lagi outdoor."
"yaudah deh siapa aja yang nganggur, gue ngga bisa ngangkut semua. dua orang aja, kalau nggak bisa satu deh gapapa."
"eh ini konsum siapa yang handle?!" suara dibelakang Garin membuat laki-laki itu menoleh.
cantik.
"woy ditanyain! kasih ke siapa ini?" Salsa mengelap keringan di dahinya dengan kaos pada bagian lengan.
"bawa masuk ke dalem, sekalian bantuin gue deh ya ngangkut kardus ke transit."
Salsa mengangguk, "transit barat pintu masuk kan?"
"iya."
Garin mengoper tiga kardus kosong bertumpuk ke tangan Salsa, sedangkan dirinya membawa lima kardus.
"lo bukan anak BEM ya? kayak nggak pernah liat."
"he'em."
"ikut oprec? apa di lobby?"
"Lobby."
"sama siapa?"
"Gala."
"Oh, lo kenal Gala?"
"Kenal."
"Jurusan apa?"
"HI."
"keren, angkatan berapa?"
"lo wartawan apa gimana, banyak tanya."
"jalan sebelahan yakali mau diem dieman."
"nomer whatsapp lo berapa?"
Salsa berhenti berjalan yang membuat Garin otomatis ikut berhenti. "kenapa?"
Salsa melihat dari bawah ke atas diulang sebanyak dua kali. "ck! udah keliatan brengseknya." setelah bergumam pelan YANG TENTUNYA MASIH BISA DIDENGAR GARIN, Salsa kembali berjalan cepat menghindari laki-laki itu.
lalu Garin sendiri tidak bisa menyembunyikan senyum manis hingga muncul dua lesung pipi yang sering membuat banyak perempuan merasa gemas.
•••
mas Garin abis ngangkat kardus🫠
KAMU SEDANG MEMBACA
Garin and his journey
Fanfictionnope! baca aja yang mau baca ofc ini fanfiction nct, love🚩