10. Bertemu Malvo

193 7 0
                                    

"2 jam lagi kita diskusi di ruang rapat ada suatu kasus yang harus diusut" jelas Elvio saat baru kembali keruangannya

"tentang penjualan narkoba lagi?" tanya Edgar

"dari kabar yang baru diterima, pelakunya juga menjual narkobanya di kalangan mafia –mafia, kasus ini lumayan berat, jadi untuk penyelidikan TKP dan peringkusan yang tidak berkompeten lebih baik tidak usah" jawab Elvio dengan melirik Alea, berniat menyindir.

Namun yang disindirpun dengan tenang masih memainkan handphonenya

"ck kau lihat saja, orang lagi ngomong serius tentang pekerjaannya dia malah asyik main handphone" sambung Elvio dengan nada kesal

"kesabaranmu setipis tisu? Mudah sekali tersulut emosinya, kita detektif jangan mudah terpengaruh, cih katanya senior ilmu dasarpun remedial" ucap Alea yang tidak memalingkan atensinya dari handphone

Elvio menghembuskan nafasnya kasar, mencoba mengontrol emosinya. Kenapa Alea yang anak manja, ceria, penakut, dan memiliki skill minimal bisa berubah menjadi Alea yang dingin, arogan, pemberani, dan bisa mengungguli skill Edgar.

Elvio adalah detektif yang memiliki perhitungan, perkiraan, analisis, dan bela diri yang mahir. Yang membuatnya menjadi tim detektif khusus.

Sedangkan Edgar adalah detektif yang memiliki skill di bidang IT yang paling baik diantara semua anggota yang ada, dengan cepat bisa mengulik pelaku.

Namun Alea adalah detektif yang hanya bermodalkan uang papanya. Iya Matteo menyogok kepala agen untuk memasukkan Alea menjadi detektif karena ambisinya yang sangat besar, namun ia lupa memikirkan konsekuensi untuk perlakuannya itu.

"sudahlah ini sudah masuk jam istirahat kan, lebih baik kita makan dulu, untuk mempersiapkan rapat nanti" ucap Edgar melerai Elvio dan Alea yang hari ini terus aja berkelahi

"ya sudah, ayo gar antar aku cari makan"

"kau paling suka istirahat di café sebrang sana kalau istirahat, ayo kita kesana"

Edgar memang selalu memperlakukan Alea dengan baik meskipun Alea seringkali membuatnya terbebani

"Alea!!"

"loh kok kalian disini?"

"iya dong kita mau lihat sahabat kita kerja, lagian kita sering kok kesini kalau jam istirahatmu, kau kan sering kesini" ucap Jennifer antusias

Ya, mereka Reynand, Jennifer dan Farrel, mereka memang sering berkunjung ke Café ini untuk menemui Alea di jam istirahatnya, bahkan mereka sudah akrab dengan Edgar.

"yasudah pesan lah kalian" ucap Edgar

Melihat teman-temannya juga Edgar berkumpul seperti ini Alea merasa dejavu, seperti pernah ada di situasi ini, tapi kehidupannya dulu tidak pernah ia gunakan untuk hal tidak berguna seperti ini. Ia ke tempat publik hanya untuk bertemu rekan bisnisnya saja.

Mafia's TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang