3

449 88 13
                                    


"Akhirnya ... aku bisa memutuskan bagaimana jalan hidupku."

"semua berkatmu."

Chishiya terus memikirkan kalimat terakhir dari Kuzuryu sejak ia kembali dari memenangkan permainan Raja Wajik di pengadilan. Ia masih tidak menyangka lelaki itu tetap membuat keputusan yang mengorbankan nyawanya meskipun ia sudah menunjukkan dengan jelas jawaban yang ia pilih. Berkat itulah Chishiya masih bisa bernapas hingga sekarang.

Jalan hidup, ya ...?

Pemuda dengan rambut sebahu itu terus berjalan, membiarkan kedua kakinya menuntun perjalanannya entah kemana. Hingga tanpa sadar ia sudah berada di tempat peristirahatannya beberapa hari yang lalu, Tenda Ieri.

Ia terus berjalan dengan santai memerhatikan sekitar, terdapat beberapa perubahan. Seseorang pasti sehabis dari sini. lamunannya pun pecah ketika sebuah suara lemah menyapanya seiringan dengan menyembulnya sebuah kepala dengan wajah mungil dari dalam tenda.

"Chishiya-san, kau sudah kembali?" Pemilik suara tersebut tak lain adalah Ieri. Ia tetap berusaha tersenyum dan menghampiri Chishiya keluar meski wajahnya sangat pucat.

Mata Chishiya melebar melihat gadis itu apalagi ketika tubuhnya mulai oleng saat berjalan karena kakinya yang lemah.

"Hati-hati!"

BRUK

Ieri mendarat di dekapan Chishiya masih dalam posisi berdiri. Chishiya memegang lengan gadis itu untuk membantu menstabilkan posisi berdirinya. Tidak sampai sedetik, ia langsung menempelkan tangannya ke dahi gadis itu.

"Kau demam?! Tubuhmu sangat panas!"

Setelah itu Chishiya langsung menyadari ada yang kurang, "Shota dimana?"

Ieri menjawab dengan gelengan pelan disertai helaan napas. Matanya memancarkan keputusasaan yang kuat. Wajahnya pucat, Chishiya berani bertaruh kalau gadis ini belum makan apapun sejak kembali.

●●●

"Itu terjadi dengan sangat cepat. Orang yang seharusnya aku lindungi malah melindungiku." cerita Ieri sambil berbaring membelakangi Chishiya.

"Ini sudah kesekian kalinya. Sudah cukup. Aku sudah muak menanggung rasa bersalah karena menjadi satu-satunya yang masih hidup."

"Jadi kau akan menyerah?"

"Entahlah. Aku mungkin tinggal menunggu hari hingga Visa-ku habis." suara gadis itu mulai serak.

Chishiya bisa melihat punggung Ieri yang membelakanginya sedikit bergetar, gadis itu sedang menangis tak bersuara.

"Aku keluar sebentar."

Chishiya kemudian memutuskan keluar untuk sekedar berjalan-jalan. Entah untuk mencari makanan, merakit alat-alat berguna, atau apapun yang ia temukan sementara menunggu Ieri  puas menangis.

"Menenangkan seorang gadis yang sedang menangis bukan spesialisasiku," gumamnya.

Chishiya kembali 30 menit kemudian dengan beberapa makanan yang ia temukan saat mampir ke minimarket terlantar. Ia mengintip ke dalam tenda sebentar, tampaknya gadis itu sudah tertidur. Tanpa bersuara, ia duduk didekat Ieri yang sedang berbaring, menatap wajahnya yang sembab.

"Aku memang tidak suka dengan orang-orang naif sepertimu. Karena orang-orang seperti kalian terlalu mudah diperdaya. Tapi ..."

"Chishiya-san, kau sudah kembali?"

"Jika kehangatan seperti itu yang muncul darimu perlahan lenyap,

"Aku lah yang paling tidak terima."


●●●






Haiii Terimakasi karena masi setia membaca🙆🏻‍♀️

Jujur agak kaget soalnya jumlah viewersnya lebih banyak dari yang aku bayangin TERIMAKASI BANYAK🙆🏻‍♀️

Aku mohon maaf juga kalau belakangan slow update soalnya udah kembali ke kesibukan sekolah, nyiapin diri buat masuk kuliah, ngurus organisasi, dsb hehe mohon dimaklumi yaa!

Oh iya, aku juga minta tolong kasi Feedback dong, entah itu Vote, Comment, atau apapun bebas! Aku bakal sangat berterimakasih atas apresiasi kalian^^

Okayy see you in the next chapter



Terakhir, kalian maunya sad ending atau happy ending nih?🤔

Warmth - Chishiya Shuntaro x OC Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang