6

126 25 0
                                    

"Emang otak lu udah nggak bener." Manendra menyahut di balik kemudi, menggelengkan kepala pada Matthew yang fokus memperhatikan layar ponselnya.

Hari ini Manendra menemani Matthew lagi. Bukan ke rumah Dinda atau ke restoran, Matthew akhirnya absen ke restoran karena ia ingin mengecek sesuatu di sekolah mereka dulu. Selain itu, mereka juga memiliki janji dengan beberapa teman sekolah mereka di sebuah cafè di kawasan Paskal. Cafè yang dimiliki teman kelas mereka bernama Jay.

"Ya, soalnya Dinda kelihatan banget bohongnya, Nen." Matthew menyahut balik, sama sekali tidak mengalihkan tatapannya dari ponsel.

"Lu bener-bener ga move on, Thew. I mean, dia udah mutusin lu! Mau pakai alasan lain pun faktanya tetap sama!"

"Kenapa?" Akhirnya Matthew mengalihkan pandangan ke arah Manendra, keningnya berkerut cukup dalam dengan tatapan yang tajam. "Kenapa dia mau mutusin gue, Nen? Gue bahkan nggak bisa nemuin alasan apapun di kepala gue since everything was super fine back then."

Manendra menghela napas gusar sambil menyisir rambutnya ke belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manendra menghela napas gusar sambil menyisir rambutnya ke belakang. Lalu ia mendecakkan lidah dan membasahi bibirnya yang kering. "Maybe you thought everything was fine, Thew. How if, bagi Dinda, malah sebaliknya?"

"Why?" Matthew keukeuh bertanya. "Kenapa nggak fine? I should've known why, Nen. Makanya gue pengen cari tahu sekarang!"

Rasanya frustasi berbicara dengan Matthew yang keras kepala. Manendra tidak bisa memahami isi kepala Matthew, sahabatnya itu seperti sudah cinta mati kepada Dinda. Bahkan ia tidak sengaja melihat layar ponsel Matthew yang memperlihatkan laman Instagram Dinda yang berisi beberapa foto random. Instagram yang didapatkannya setelah stalking akun Dafa. Kini Manendra merasa menyesal sudah memberikan akun itu kepada Matthew.

Ekspetasinya tidak tercapai karena Dinda masih single. Tidak ada satu pun foto pria di sana dan itu meningkatkan harapan Matthew di sampingnya.

"Thew, lu inget orangtua lu gimana, kan?" Tanya Manendra lirih membuat rahang Matthew mengeras. Tidak peduli akan perubahan raut wajah Matthew, Manendra melanjutkan omongannya, "Lu inget, kan? Papi sama Mami lu gimana ke Dinda? Isn't that obvious, Thew?"

 Tidak peduli akan perubahan raut wajah Matthew, Manendra melanjutkan omongannya, "Lu inget, kan? Papi sama Mami lu gimana ke Dinda? Isn't that obvious, Thew?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unbroken String [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang