Saat ini haechan sedang mengunjungi keluarga ibunya di ilsan,dia ingin menghabiskan jatah liburannya untuk family time bersama ketiga adik tirinya,lebih menyenangkan ketimbang harus pulang menemui ayahnya yang pasti hanya bermabuk-mabukan di rumah
Dan sekarang dia sedang menjadi pendengar yang baik untuk shinvi yang sedari tadi terus berceloteh tentang sekolah dan kesehariannya selama ini
Rasanya seru ketika mendengar dia bercerita tentang sekolah,guru dan teman-temannya,haechan pernah sebentar merasakannya sampai terpaksa harus drop out karena jadwalnya yang sibuk
"Jadi oppa tau tidak cara agar dia tidak terus menerus mengejarku?"tanya shinvi,dia bercerita tentang seorang namja di sekolahnya yang terus mengejarnya,padahal namja tersebut adalah juniornya
"Kenapa kau tidak mau di kejar olehnya?"haechan balik bertanya,shinvi itu mewarisi kecantikan ibunya,jelas saja banyak namja yang ingin menjadikannya pacar
"Aku tidak suka di kejar juniorku,teman-temanku akan mengejekku jika berpacaran dengan seorang junior yang jelas usianya di bawahku,oppa tau kan kami para perempuan lebih suka dengan pria dewasa yang jelas usianya di atas kita"jawab shinvi
Haechan terkekeh geli dengan jawaban adik tirinya itu,yang beranggapan jika pria dewasa di lihat berdasarkan usia"jadi kau lebih suka dengan lelaki tua?"
"Oppaa.....aish bukan begitu,kan semakin berumur seseorang maka pemikirannya akan semakin matang dan dewasa"jawab shinvi kesal,maklum saja ini pemikiran siswi SHS
Haechan mengusap lembut surai panjang adiknya itu,memikirkan betapa labil dan polosnya pemikiran mereka di usia ini
"Mau ku jelaskan sesuatu?"
Shinvi mengangguk lucu siap mendengarkan penjelasan haechan yang selalu bisa membuatnya punya motivasi baru setiap hari
"Kau tau kan oppa juga seorang pria jadi sedikitnya paham dengan pemikiran kami sesama kaum pria tapi jika untuk ukuran kedewasaan kita tidak bisa menjadikan usia sebagai tolok ukurnya kenapa......"
".....karena semakin bertambahnya usia tidak ada pengaruhnya dengan kedewasaan,tidak mudah menjadi orang dewasa dan minimal kita pernah melalui berbagai macam problem dalam hidup baru kita akan di dewasakan oleh keadaan"haechan menjelaskan hanya berdasar pengalaman pribadinya saja
Kerasnya kehidupan menjadi idol di tambah dengan permasalahan ayah dan ibunya dulu menuntutnya untuk menjadi dewasa bahkan sebelum usianya menginjak 20 tahun
Shinvi agaknya paham kalimat yang haechan ucapkan,karena dia hanya manggut-manggut dan menatap haechan semakin kagum
"Kau memang yang terbaik oppa,aku menyanyangimu"ucap shinvi sambil memeluk haechan dengan sayang
Haechan selalu senang jika berkumpul dengan mereka,melupakan sejenak penat dan masalahnya lagipula hanya mereka tempatnya bisa pulang dan di kelilingi sosok-sosok yang hangat
2 jam keduanya melakukan sesi curhat yang hampir semuanya di dominasi oleh cerita shinvi,tapi haechan tidak masalah karena dirinya juga tidak ada hal yang ingin dia ceritakan selain keseharian menjadi idol saja
Kini dia duduk sendirian di taman belakang di temani kudapan dan sebatang rokok yang dia bawa sebelum kesini,padahal ibunya sudah berkali-kali menyuruhnya berhenti mengkonsumsi barang berasap itu tapi haechan hanya menjawan 'nanti aku akan akan berhenti pada saatnya'
"Melamun hem?"
Haechan menoleh ke arah sumber suara,di lihatnya ayah tirinya sudah mengambil duduk di kursi sebelahnya
"Hanya melihat taman buatan ibuku,kurasa ibu menambah koleksi pohon di sana"jawab haechan sambil menunjuk pada area di pojok taman
"Sebentar lagi taman ini akan berubah menjadi hutan jika ibumu terus menambah koleksi tanamannya"kelakar ayar tiri haechan,berusaha mencairkan suasana
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIPPER:I'm Not Gay
Fiksi Penggemarhanya karena keduanya di anggap dekat,haechan dan mark harus menjalani skenario agensi yang mengharuskan mereka seolah-olah mengikuti budaya shipping yang di inginkan oleh kebanyakan fans mereka lalu bagaimna keduanya harus menyikapi hal ini?? akank...