[CHAPTER 30]

839 102 6
                                    

Hujan dengan derasnya mengguyur kota seoul malam ini. Jalanan yang basah terkena hujan. Dengan beberapa pohon bergoyang seirama mengikuti angin.

Jisoo tengah duduk didekat balkon. Menyeruput coklat panasnya. Sembari menikmati, hujan yang begitu deras.

Dipandangnya bingkai foto yang berada di genggamannya. Tersenyum getir, melihat foto tersebut. Mungkinkah dia bisa mengambil foto ini lagi?.

Foto yang menunjukan dua anak yang tersenyum bahagia. Dia mungkin masih bisa berpose seperti itu. Tapi apakah senyumnya akan tetap sama? Karena seburuk apapun kualitas foto zaman dulu, setidaknya senyum difoto itu tidak palsu. Dan bagaimana dengan wanita yang difoto itu. Akankah jisoo masih bisa berfoto bersamanya? Mengingat mereka sekarang. Sudah seperti musuh.

Yap, foto tersebut adalah. Foto dirinya dsn Jennie saat masih SD. Lebih tepatnya, saat mereka lulus, dan menginjak sekolah menengah pertama. Dimana terdapat dua anak, yang tersenyum bahagia, sambil memegang piala. Karena keduanya lulus dengan nilai yang tinggi.

"Mianhe jennie-ah"gumama jisoo. Jujur jisoo lebih suka pertemanan mereka yang dulu. Tapi apakah jisoo masih bisa mengharapkan pertemanan mereka? Sedangkan sekarang tembok diantara keduanya terlalu tinggi. Jisoo tau Jennie orang yang seperti apa. Dia orang yang baik, hanya saja dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

***

Berbeda dirumah Jennie yang keadaannya sangat tegang.

"Kau benar benar membuat malu!!"bentak sang ayah.

Jennie sangat takut sekarang. Demi tuhan dia akan menghadap apapun iti, tapi jika sudah berhadapan dengan ayahnya yang tengah marah, Jennie benar benar takut.

"Kau membuat malu nama baik ku Jennie kim!! Bisa bisanya kau bertingkah seperti itu!"bentak sang ayah. Yang merasa sangat kecewa pada putrinya.

Sang ibu, yang sendari tadi duduk dengan pandangan kosongnya.

"Dia sana sangat ramai. Dan kau membuat harga diriku jatuh begitu saja!! Apa apaan kau, mengunjungi tempat sialan itu dengan seorang pria! Bertingkah layaknya jalang. Dan kau juga membully!! Huh aku benar benar malu sekarang. Dimana aku harus menyimpan wajahku! Hah! Kenapa kau malah diam saja!!?" bentak sang ayah, tepat dihadapan Jennie.

Jennie memberanikan diri mendongak, menatap sang ayah.
"Apa salahnya, aku kesana? Aku hanya ingin bersenang senang"

Plak!

Satu tamparan keras berhasil mengenai pipi mulus Jennie. Membuat Jennie menoleh kesamping. Air matanya sudah tidak mampu dibendung lagi. Untuk pertama kalinya ia mendapat pukulan dari sang ayah. 

"Lihat anak kurang ajar ini!! Berani beraninya kau!! Kau tau kan aku dan ayah jisoo adalah musuh. Lalu kau membully anaknya. Apa yang akan mereka pikirkan. Nanti, dia pasti mudah mengejekku!!"ayah jennie hendak memukul Jennie lagi. Tapi ditahan sang istri.

"Bisakah kau tidak memukul putriku!?"bentak ibu Jennie. Yang tidak terima putrinya dipukul.

"Lihat! Kau ini terlalu memnjakannya, sekarang lihat! Apa jadinya sekarang? Dia jadi bertindak semena mena"

"Kau menyalahkan ku?!"

"Ya!!"

Jennie yang melihatnya memilih untuk pergi kedalam kamarnya.

Perjuangan [Vsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang