16. Kabar kehamilan Asyla

560 25 3
                                    

Saat Shafa sedang sibuk mencuci piring di dapur ndalem utama tiba tiba dirinya mendengar orang yang sedang muntah muntah di kamar mandi dekat dapur, Shafa yang takut terjadi sesuatu bergegas menghampirinya

Beberapa kali Shafa mengetuk pintu kamar mandi, menanyakan keadaan orang di dalamnya tapi tidak ada sahutan, tiba tiba pintu kamar mandi terbuka menampakan sosok Asyla yang terlihat pucat dan sedikit terhuyung

"Loh dek Syla sakit? Sini mba bantu ke kamar" Shafa memapah Asyla menuju kamarnya dan gus Rafif

"Tunggu bentar ya dek mba ambilin air hangat buat kamu" setelah memastikan Asyla aman di tempat tidur, Shafa berlari ke dapur untuk mengambil Asyla minum hangat

"Nih dek di minum dulu" Shafa membantu Asyla untuk minum agar tidak tumpah

"Makasih mba udah bantu aku ke kamar" ucap Asyla, Shafa menatap Asyla sembari tersenyum

"Sama sama dek, jangan sungkan sama mba kalau butuh apa apa. Udah minum obat belum? Dek Rafif udah tahu belum kalau kamu sakit?" Tanya Shafa kini duduk di pinggir tempat tidur

"Aku nggak sakit kok mba, udah jadi hal lumrah buat ibu hamil muntah muntah gini kan" tangan Shafa yang sedang memijat kaki Asyla langsung berhenti saat mendengar kata hamil

"Kamu lagi hamil dek?" Tanya Shafa, dengan senyum lebarnya Asyla menganggukan kepala

"Alhamdulillah mba" ucapnya sembari mengusap perutnya yang masih rata

Shafa diam sebentar memandang perut nya lalu tersenyum ke arah Asyla "Wah selamat ya dek, mba ikut seneng" ucap Shafa tulus, meskipun hatinya terasa sakit

Pernikahan Shafa dan gus Ridwan sudah berjalan delapan bulan tapi belum ada tanda tanda bahwa Shafa akan mengandung. Sedangkan pernikahan gus Rafif dan Asyla baru berjalan satu bulan tapi Allah sudah memberikan kepercayaan pada Asyla untuk mengandung, boleh kah Shafa iri?

"Kamu pasti mau istirahat ya, nanti kalau butuh apa apa jangan sungkan minta sama mba ya dek"

"Iya, makasih ya mba"

"Sama sama, mba pergi dulu ya" Shafa bangun dari duduknya mengambil gelas kosong bekas Asyla minum lalu keluar dari kamar, tapi sebelum Shafa menutup kembali pintu, dirinya menatap Asyla yang sedang tertidur, tanpa sadar setetes air mata jatuh di pipinya, buru buru Shafa menghapusnya sebelum ada orang yang melihatnya

Setelah mengetahui kabar kehamilan Asyla tadi siang, Shafa berubah jadi lebih pendiam dan sering melamun bahkan beberapa kali sempat melukai dirinya sendiri gara gara melamun, seperti terkena air panas saat membuat minum untuk gus Ridwan, terkena pisau saat memotong sayur, bahkan hampir memasukan tangan ke dalam minyak panas jika tidak segera di sadarkan gus Ridwan

"Ya allah dek istighfar, kamu kenapa hem? Ada masalah?" Tanya gus Ridwan setelah mendudukan Shafa di kursi meja makan

"Nggak papa mas, Shafa cuma lagi nggak fokus"

"Kamu mikirin apa sih dek sampai nggak fokus gitu? kalau ada masalah cerita sama mas barangkali mas bisa bantu"

"Nggak mas, Shafa baik baik aja kok tadi shafa cuma lagi nggak kosentrasi aja makanya bisa kayak itu, makasih ya mas udah ingetin Shafa"

"Hem, kamu kalau ada masalah jangan di pendem sendiri, bagi bagi sama mas biar kita hadapi bareng bareng"

"Iya mas"

"Yaudah mending hari ini kita makan diluar aja sekalian jalan jalan daripada kamu kenapa napa lagi"

"Ide bagus tuh mas, udah lama kita nggak kulineran, bentar ya mas Shafa siap siap dulu"

Shafa berlari keluar dapur menuju kamarnya untuk bersiap siap, gus Ridwan masih berdiri di tempat menatap tubuh Shafa yang sudah menghilang di balik pintu. Gus Ridwan tahu ada sesuatu yang sedang Shafa sembunyikan, dirinya akan mencari tahu itu

HebbaytekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang