Drr. Brak.
Tumpukan dokumen di sampingku jatuh ke lantai saat aku berdiri. Tetapi, aku tidak bisa mendengar apapun di telingaku. Anehnya, jantungku berdegup kencang. Mata hitam yang menatapku datar membuatku merasa seperti mereka tahu semua tentangku. Aku menahan napas sejenak seperti orang bodoh, meskipun akal sehatku telah kembali.
Itu lucu, tapi mengerikan. Aku sudah hidup sambil lalu selama lima tahun, tapi jauh di lubuk hati yang paling dalam, aku mungkin dipenuhi dengan kegelapan, diikuti dengan rasa bersalah. Semakin aku mendorong keinginanku, semakin aku menekan emosiku, semakin aku membuat tubuhku bekerja kelas, semakin aku berusaha merasa baik-baik saja, kegelapan yang lebih hebat mungkin telah tumbuh. Tak lama, ketenangan yang familier menelan semuanya, tapi kengerian yang kurasakan saat itu tidak hilang dengan mudah dari hatiku.
"Sebenarnya, aku tidak percaya."
Mencari jawaban dalam kediamanku, dia berbicara, sedikit menyipitkan matanya.
"Kematian keluargamu begitu berdampak bagimu sehingga mengubah semua tentangmu."
"...bukan."
"..."
"Bukan begitu."
Aku menjelaskan dengan nada tenang.
"Ada hal lain."
Aku memikirkan pertanyaan selanjutnya pasti 'lalu apa?', tapi dia malah mengalihkan pandangannya ke TV. Tangannya memegang remot. Sembari mengubah mode seolah-olah dia sedang menyesuaikan sesuatu di TV, dia berbicara.
"Aku memanggilmu kesini untuk menonton film, tapi juga untuk memberimu hadiah kecil."
Mungkin karena dia telah mengubahnya ke layar yang dia inginkan, dia menaruh remot dan bertanya dengan senyuman yang awalnya ada di wajahnya.
"Aku dengar kau mengambil foto dengan Fotografer Lee di Studio XX?"
Dari siapa kau mendengarnya? Wajah Ketua Park langsung muncul di benakku, tapi aku mengalihkan perhatianku pada apa yang dia katakan.
"Aku tidak tahu bagaimana kau membujuk Fotografer Lee, tapi semua orang di kantor pusat Dream terkejut."
Itulah kenapa aku memutuskan untuk mengambil foto telanjang sebagai gantinnya. Aku berpikir bakal menyusahkan kalau aku menjelaskan alasannya, jadi aku menatapnya dalam dian dan bertanya.
"Jadi apa hadiahnya?"
Layar muncul di TV segera setelah aku menanyakan itu. Pemandangan ruangan kecil yang diambil oleh sebuah kamera yang terpasang di satu sisi langit-langit. Saat aku melihatnya, aku mengerutkan dahi karena ada aku di ruangan itu. Aku juga memakai pakaian yang sama sekarang.
Itu adalah ruangan dimana aku disuruh menunggu oleh manajer sebelum memasuki ruangan ini. Saat mengalihkan pandangan, dia tidak berhenti menatap layar dan membuka mulut.
"Kupikir aku akan mengharapkan sesuatu yang menarik karena kau sedikit bermain-main di masa lalu."Kontras dengan kekecewaannya, dia masih tersenyum. Di layar, aku bisa mendengar suaraku berkata 'enyahlah.'
"Kau mengujiku?"
Aku melotot padanya tanpa menyembunyikan perasaan. Dia menoleh dari layar dengan cepat seolah-olah dia bosan dan melirikku balik.
"Itu benar."
"Dengan hak apa?"
"Karena aku tidak bisa mendapat refund, seharusnya aku bisa melihat sebanyak ini."
Tidak ada hal yang bisa kurespons atas perkataan tidak tahu malu pria itu. Seperti yang diduga, aku menyesal karena telah memilih lawan yang salah, tapi tiba-tiba aku teringat bahwa ini bukan hadiah yang dia bicarakan. Dia mengatakannya dengan mulutnya sendiri kalau itu adalah hadiah, jadi setidaknya harus seperti sesuatu yang akan mengejutkanku dibanding membuatku kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback
RomanceTitle: Payback 페이백 Author: Samk English Translator: misacchi English Translation: https://chrysanthemumgarden.com/novel-tl/pb/ Sinopsis: Lee Yoohan yang menjalani kehidupan melelahkan sebagai penagih hutang, memutuskan untuk menjadi selebriti demi m...