Chap 16

1.6K 215 28
                                    

Malam yang panjang telah Jisung lalui. Ia terbangun tanpa menemukan sosok Jaemin di sampingnya. Jisung beranjak dari ranjangnya dan melangkah keluar kamar. Beberapa pelayan yang terlihat pucat membungkuk hormat seolah Jisung adalah orang penting di sana.

Jisung terus melangkah sampai akhirnya ia melihat Chenle, Shotaro, dan Ningning yang tengah duduk bersama dengan seorang anak kecil dihalaman kerajaan.

"......lalu kami pun berubah seperti ini wushhh"

"Dia cerita apa?" tanya Jisung pada Shotaro sembari menunjuk ke arah anak kecil yang tengah sibuk bercerita dengan Ningning dan Chenle.

"Asal mula kenapa mereka seperti ini. Mana Jaemin?"

"Entahlah, mungkin pergi" jawab Jisung seadanya.

Shotaro mengangguk tanpa berniat bertanya lagi. Mereka berdua diam mendengarkan kisah anak kecil itu sampai akhirnya anak kecil itu menghentikan ceritanya karena dipanggil ibunya. Anak kecil itu berpamitan pada Jisung, Chenle, Ningning, dan Shotaro sebelum kemudian berlari menuju ibunya.

"Anak yang malang" gumam Chenle sedih setelah mendengar kisah anak kecil tadi.

"Jaemin pasti merasa sangat bersalah. Itu terlihat dari wajahnya" ucap Shotaro yang diiyakan oleh Ningning dan Chenle dengan anggukan kepala.

Jisung diam mendengarkan. Pikiran nya melayang mengingat cerita Jaemin padanya malam tadi. Ia ingat raut wajah sendu itu saat bercerita. Jaemin tentu merasa sangat bersalah atas kejadian yang ikut menimpa rakyatnya itu.

"Ayo kita pulang. Aku takut disini" ajak Ningning sembari menggoyangkan tangan Chenle.

"Kenapa? Menurut ku disini aman-aman saja. Tinggal lama juga tidak masalah kan?" ucap Jisung polos yang menimbulkan raut heran ketiga sahabatnya.

"Tujuan kita kemari untuk membawa Ningning kembali ke dunia kita Jie. Tempat kita bukan disini dan ini bukan dunia kita. Kau mendengar sendiri kan kejadian ini sudah ratusan tahun lamanya, pikirkan saja secara normal mana ada orang yang masih hidup selama itu" Chenle mengingatkan Jisung.

"Kau tidak merindukan kakek dan nenek mu? Kita saja belum menyelesaikan KKN" Shotaro ikut bersuara.

Jisung melihat ke arah lain dan mempoutkan bibirnya. Bagaimana ia bisa menjelaskan pada sahabatnya kalau ia ingin bersama Jaemin lebih lama disini? Kalau pun ia dan Jaemin dapat bertemu kembali di dunia nya, kakek dan neneknya tentu tidak akan mengizinkannya masuk ke hutan larangan itu lagi.

"Bukankah tempat ini juga bagus untuk KKN?" Jisung mencari alasan lain.

"Memangnya dosen percaya ada tempat ini? Dan lagi kesepakatan kita KKN nya ada di desa Kwangya, masih ada projek yang belum kita selesaikan disana"

"Jie jangan bilang kau tidak ingin berpisah dengan Jaemin?" tebak Ningning.

"Ti-tidak begitu. Aku pikir jika kita bisa membantu warga disini mungkin akan lebih baik"

"Membantu apa? Membantu mereka lepas dari kutukan itu? Jie, kutukan itu bisa hilang kalau si black mamba sudah menemukan pasangannya"

Jisung diam sejenak. Ia menghela napas panjang sebelum kemudian mengangguk menyetujui ajakan sahabat-sahabatnya itu untuk kembali ke desa Kwangya.

"Sekarang bagaimana caranya kita pulang?" Chenle memandang jauh di depannya, mengingat jalan sehingga mereka sampai di tempat ini. Namun sayang ia tidak mengingat apapun karena Jaemin telah menghapus memorinya tentang itu.

"Kalian tidak boleh pulang. Malam ini Jaemin akan melewati masa sulitnya, dia butuh Jisung untuk membantunya" Ryujin muncul entah darimana membuat Jisung, Ningning, Chenle, dan Shotaro itu terkejut bersamaan.

Black Mamba 🔞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang