Aku Bukan Hujan Bulan Juni

60 5 2
                                    

“Hidup Mahasiswa!!!” teriak seorang mahasiswa dengan lantang dan gagah di depan sana.

“Hidup mahasiswa!! sahut seluruh mahasiwa yang tergabung dalam aksi itu tak kalah semangat.

Untuk mereka yang sedang kita perjuangkan hak-haknya. Hidup Rakyat Indonesia!!!

Hidup Rakyat Indonesia!!!

Untuk para pembawa rahim peradaban. Yang darinya akan lahir para panji-panji peradaban. Hidup Perempuan Indonesia!!!

Hidup Perempuan Indonesia!!!

Siapa yang tidak kenal laki-laki yang tengah berorasi dengan gagahnya di depan sana, Adrian Akbar Alif. Presiden Mahasiswa Universitas Gunadaya.

Siapa yang tahu, di tengah keramaian massa itu, ada seorang gadis yang diam-diam melihat kagum ke laki-laki itu.

“Astagfirullah Naira sadar! Jaga hati okay? Kamu sekarang tengah aksi, memperjuangkan hak-hak rakyat, bukan ajang memperhatikan… Aish!” gumam gadis itu kemudian dalam hati.

Naira Zavia, mahasiswi semester empat itu memang sudah sejak lama mengagumi kakak tingkatnya itu, tidak ada yang tahu, bahkan teman dekatnya pun tidak ada yang mengetahuinya. Karena menurutnya rasa suka itu normal, tapi tak perlu orang lain tahu, selain berusaha menjaga marwahnya sebagai perempuan dan muslimah, ia juga memegang prinsip seperti Fatimah Az-zahra yang tak pernah mengumbar perasaannya terhadap Ali, tapi pada akhirnya Allah menyatukan mereka jugakan? 

Bukan tanpa alasan Naira menyukai Adrian, menurutnya laki-laki yang sekarang menjabat sebagai Presiden Mahasiswa itu selain  baik dan ramah, ia juga pintar di akademik, pintar public speaking dan juga termasuk ikhwan-ikhwan di kampusnya. Karena sebelum menjabat sebagai presiden mahasiswa ini, ia menjabat sebagai ketua di organisasi LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) dan juga pernah memenangkan Lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa di Nasional.

Meski sekarang panas matahari tengah terik, seakan terasa tepat di atas kepala, tapi tak menyulutkan semangat juang para mahasiswa dengan jiwa muda yang tengah menggelora itu. Bukankah Soekarno pernah berkata: “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia!”

Mahasiswa tidaklah makar, mahasiswa tidaklah radikal. Pergerakan mahasiswa merupakan bentuk bahwa ia menjalankan perannya sebagai socialcontrol. Mahasiawa adalah perpanjangaan lidah dari masyarakat. Mahasiswa memiliki kontrol sosial terhadap kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan cita-cita bangsa dan nilai-nilai luhur bangsa, maka mahasiswa wajib bergerak mengambil peran atas itu.

Semangat para mahasiswa yang tengah berjuang itu seakan tak surut. Mereka senantiasa terus menyampaikan orasi-orasi seraya menggaungkan semangat hidup mahasiswa. Hingga sampai lah kini giliran Naira diminta untuk menyampaikan orasi dalam puisi.

Naira sudah berada di depan, begitu ia hendak naik ke atas mobil komando, ia sedikit kesulitan untuk naik sehingga kemudian seorang laki-laki mengulurkan tangannya untuk dipegang Naira agar bisa naik ke atas. Namun Naira menggeleng pelan, ia tak mau bersentuhan dengan non mahram. Melihat itu, Adrian langsung melepas almameter kebanggaannya lalu megulurkan tangannya yang telah dilapisi dengan almamater itu ke arah Naira.

Deg

Naira merasa awkward dengan uluran tangan itu. Namun kemudian ia menerima uluran tangan pria itu untuk naik ke atas mobil komando. Ia yakin Adrian melakukan itu karena mengerti alasan Naira tidak menyambut uluran laki-laki tadi, karena mereka sama-sama berasal  dari Lembaga Dakwah Kampus yang telah ngaji mengenai interaksi antara lawan jenis.

Sejenak Naira menarik nafas dan menoleh ke sekeliling guna menghilangkan perasaan nervousnya sebelum kemudian ia membacakan sebuah puisi karya Fidia Danaswati yang juga seorang aktivis perempuan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Bukan Hujan Bulan Juni (Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang