18. Kita

1.6K 180 28
                                    







...

"As! Su!"

Jantung Jeno rasanya mau lompat keluar pas Rena tiba-tiba muncul di sebelahnya dengan gerak tubuh yang begitu lesu. Dia posisi di ruang tamu apartemennya lagi nonton tv.

Wajah pucat tanda ekspresi, mata panda, dan berdiri dengan seluruh tubuh tertutup selimut. Cuma wajahnya yang kelihatan. Rena bener-bener kaya Kaonashi live action.

Mana lampunya agak remang-remang gitu.

Jeno sebenernya nggak takut sama begituan, cuma kaget aja dia tadi.

"Katanya suruh bangunin sejam lagi. Ini baru sepuluh menit." Kata Jeno sembari menarik tubuh Rena untuk duduk disampingnya.

Hanya sebuah gelengan yang Jeno dapat dari Rena. Cewek itu bener-bener lagi dalam posisi tidak berdaya.

Sampe tiba-tiba Rena mimisan. Rena kaget tapi biasa aja. Jeno justru yang heboh banget.

"Jangan belajar terlalu keras. Pusing kan sekarang?? Duh.." Ucap Jeno sambil ngusap darah yang yang mengalir dari hidung Rena pake tisu.

Abis itu dia buat gulungan kecil dari tisu, terus dia sumpelin ke salah satu hidung Rena yang keluar darah. Anaknya emang rada nggak enak badan dari kemarin.

Kebanyakan belajar, sampe begadang.

Tangan Jeno terulur menyentuh dahi Rena, lalu turun ke leher.

"Badan kamu anget. Kita ke Klinik Abang ya?"

Rena gelengin kepalanya pelan. "Aku maunya diperiksa kamu."

"Ngaco ah."

"Pengen peluk calon dokterku." Kata Rena sambil merentangkan kedua tangannya, membuat selimut yang semula menyelubungi tubuhnya jatuh di sekeliling tubuhnya.

Jeno tentu dengan senang hati menyambut pelukan Rena.

"Ini kamu yang semakin kecil, atau aku yang tambah besar?"

Rena terkekeh mendengar pertanyaan Jeno. "Kamu yang tambah besar!"

"Masa iya..." Sendirinya nggak sadar badannya bagus karena doi rajin ngegym. Katanya biar kalo pake baju kelihatan bagus.

Anjir emang. Padahal dia pas SMP cungkring begitu juga udah dibilang body goals, sampe Renata bisa terkintil-kintil sampe sekarang.

"Jeno?"

"Dalem sayang?"

"Berarti si adek tambah besar juga nggak sih?"

Wah mulai ngadi-ngadi nih Si Rena. Jeno sampe mak tratap dengernya.

"Si adek? Adek siapa? Adekku cuma kamu doang." Ucapnya sambil ngekep Rena makin kenceng. Geregetan dia.

Rena mendorong tubuh Jeno menjauh untuk lepas dari dekapan Jeno. "Jadi mau adek-kakakan nih ceritanya?" Cewek itu cemberut.

Si Jeno malah ketawa. Lucu banget muka Rena, mana hidungnya masih kesumpel tisu gitu.

"Coba panggil aku Mas." Pinta Jeno iseng.

"Mas Jeno.."

Jeno seketika teriak dengan suara besarnya itu saat mendengar panggilan asing dari Rena untuk dirinya barusan.

Malah mleyot sendiri dia. Sampe tubuhnya terbaring lemas diatas sofa.

"Mas? Mas nggak papa?" Mampus malah diisengin sama Renata. Haha.

Darah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang