7. New friend

2.1K 374 16
                                    

Sejak kejadian kemarin, pandangan orang terhadapmu sedikit berubah. Mereka jadi percaya persepektifmu mengenai fisik seseorang bisa terlihat sama. Kamu dipanggil guru karna itu, karna ayahmu tak mau mengurusimu akhirnya Kenyu lah yang menemani.

"Mohon dipertimbangkan kembali bu", katamu dengan yakin.

"Baik, tapi kami butuh bukti yang kuat bahwa itu bukan kamu. Besok kita bicarakan lagi.", ucapnya.

"Baik, terima kasih. Kami undur diri", ucapmu.

Kamu dan Kenyu keluar dari ruangan kepala sekolah. Keadaanmu makin kacau balau. Seakan kepalamu mau meledak. Ayahmu terjerat kasus prostitusi dan utang. Hampir dijual oleh ayah sendiri untuk bayar utang. Ditambah kasus begini. Makin frustasi.

Kenyu mengelus kepalamu lembut. "Mau makan ga?", tanyanya.

"Engga..."

"Ah boong"

Kenyu mengenggam tanganmu lalu mengajak pergi ke kantin. Dia gamau sepupunya terpuruk sedih. Kamu hanya menurutinya saja. Kalian pergi ke kantin lalu memesan bakso bu Anri spesial. Ketika makanan sudah ada di meja, kamu hanya menatap bakso itu lamat-lamat seolah tak selera makan.

Kenyu yang melihat itu hanya menghela nafas. Ia menusuk baksomu dengan garpu. "Pesawat terbang datang...", dia menghiburmu layaknya anak kecil.

Dalam hati, Apaansih ni orang prik, batinmu.

Baksonya memaksamu untuk membuka mulut. "Ayo dong, manyun begitu tambah jelek", tambahnya.

Kamu membuka mulut selebar pintu cintaku padamu. Kamu memakan baksonya lalu menikmati berbunga-bunga. Bakso bu Anri tidak pernah gagal. Rasanya gurih dan pas di lidah. Apalagi kalau ditambah saos dan sambal sangat mengunggah selera.

"Enak?", tanyanya.

"Hm", jawabmu berdehem.

Kamu akhirnya mulai berselera makan. Bahkan habis 2 mangkok bakso bu Anri. Mayan ngabisin duit Kenyu. Jarang-jarang yakan. Kamu meminum es teh manis dengan perlahan. Menunduk sedikit seperti sedang melamun. Padahal pikiranmu berpikir nonstop dari titik satu ke titik yang lain.

Dengan begitu kamu akhirnya berterima kasih pada Kenyu sudah mentraktir. Kamu hendak pergi ke kelas. "Bol, kalau butuh sesuatu dateng aja ke rumah nanti", ucap Kenyu.

Kamu mengiyakan dan pergi dari kantin menuju ke kelas. Kamu masuk ke kelas dan melihat jendela yang terbuka layaknya mc kulbet. Berlamun panjang. "Kamu tidak apa-apa?", tanya suara gadis menyadarkan lamunanmu.

Kamu menengok ke arah sumber suara. "Gapapa kok", jawabmu datar.

Kenapa suaranya familiar. Seperti pernah mendengar. Sora Takanashi, gadis populer. Rambut pendek dan kacamata bulat. Tubunya ideal dan bulu matanya lentik. Pantas saja populer, orangnya saja cantik dan terlihat feminim. 

Bukannya dia yang pernah memaksaku untuk mengikuti perlombaan voli putri? sepertinya memang iya.

"Kamu sering melamun terus, apa ada yang sedang kamu pikirkan?", tanyanya dengan khawatir.

"Apa urusanmu?", jawabmu.

Sora terlihat tertawa garing. "Maaf maaf, mungkin aku bisa membantumu jika kamu kesulitan", tawarnya.

Kamu berdehem. "Yang pasti soal itulah. Pelakunya belum ketemu", jelasmu.

"Jangan nyerah! pasti bisa ketemu pelakunya! fighto!", seru Sora sambil hip hip hore sedangkan kamu hanya berdiri lemas.

Sora terlihat kesal dengan responmu yang tidak ada semangat. Dia mengembungkan pipinya. Terlihat manis. "Padahal aku sangat berterima kasih atas menangnya tim voli putri waktu pertandingan kemarin. Berkat mu loh! kamu selalu bisa mendapat poin berturut-turut!", pujinya.

𝐈𝐅𝐋𝐘 [ Seishiro Nagi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang