CHAPTER 2

4.3K 126 3
                                    

2. tidak terciptanya kesempatan

••••••••

"va, please dengerin penjelasan aku kali ini aja. setelah itu oke kamu udah gamau temui aku juga gamasalah. tapi tolong izinin aku va"

perempuan beramput pirang itu memegang lengan lelaki yang sedari tadi menghindar. dia Canva. sedari tadi dia muak dengan ocehan Nadia yang terus menerus mengejarnya.

"oke. emang apa yang mau lo jelasin? gue udah muak asal lo tau"

Nadia menunduk. kemudian kembali menatap wajah tampan yang dahulu pernah jadi kekasihnya ini.

"mungkin kalo aku ceritain kamu bakalan jiji sama aku. sebenernya aku itu wanita malam. lebih tepatnya aku kerja disebuah Bar. saat itu kejadian tak tertuga terjadi."

"aku diperkosa oleh salah satu pria di sana, aku malu sama kamu, aku merasa kotor. karna kejadian itu aku rasa aku ga pantes buat siapa siapa, terlebih aku uda ngecewain kamu"

"aku mencoba untuk nerima kenyataan bahwa aku wanita kotor. saat itu aku mulai nerima ajakan nandar untuk jadi gadis dia."

Canva mendengar itu hanya bisa menatapnya seraya kaget bukan main.

"Nandar udah biayain hidup aku, dengan imbang, aku harus menuhi hasrat dia. aku tau aku salah. aku mau keluar dari hubungan toxic ini cuman aku gabisa"

"uang yang Nandar keluarkan untuk keluarga aku tidak bisa terbayar. mangkanya aku berani untuk putusin kamu, kalo tidak aib aku akan Nandar sebarkan melalui vidio sex aku dengannya"

Canva diam.

"jika dari awal lo cerita bahwa lo dilecehin diBar mungkin gue masih bisa nerima lo nad"ucap Canva menatapnya

"tapi saat denger lo jadi wanita malamnya Nandar, gue gabakal sanggup berdamping dengan lo. bersyukur kita beda agama pula"

"tapi aku cinta nya sama kamu vaa, jika ada kesematan kedua dari kamu. mungkin aku gaakan pernah mengecawakan yang kedua kalinya"lirih Nadia

"nad..."

"why?"

"bukannya kesempatan tidak diciptakan untuk sebuah kesalahan yang sama? apa lo ingat kesalahan lo dulu sebelum sama Nandar?"

Nadia bungkam.

"sesepelenya gue dimata lo saat itu? sekarang gue sadar dan gue juga udah hilang rasa sama lo. dan thank you untuk semuanya. anggep aja kemarin hari hari manis yang tuhan kasih sebagai penutup pertemanan kita yang udah lebih 4 tahun"

"dan ya gue duluan nad. jaga kesehatan. dan jaga kandungan lo baik baik"

"what? kamu tauu?"

Canva tersenyum kemudian perlahan meninggalkan Nadia dengan luka dihatinya.

Nadia semakin merasa bersalah. dirinya menangis pilu, dirinya sangat amat mencintai Canva namun ia hanya merasa kurang pantas saat itu jujur. dirinya menyesal karna malah jujur kepada Nandar

"aku sayang kamu va. i love you so much"

"semoga kamu bahagia"

CANVA & SYERA (Series 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang