bab awal

1.1K 15 0
                                    

Senin,16 Juli 2018

Malam,pukul 18.45 diadakan nya sebuah acara yang hanya di hadiri oleh dua pihak keluarga yaitu terdiri dari enam orang saja,masing masing keluarga kini tampak menanti acara yang mungkin sebentar lagi akan segera di mulai.

Berbeda dengan dia,sosok laki laki berpakaian kemeja putih yang di baluti jas hitam itu tampak tak menampilkan ekspresi apapun,wajah nya benar benar datar,sorot matanya menajam menatap beberapa orang di depan nya,ia mengepalkan tangan nya kuat kuat tak terima dengan rencana konyol yang di lakukan oleh ayahnya.

Seorang gadis yang duduk di sebelahnya pun hanya diam sambil menundukkan kepala,tangan nya sedari tadi tak mau diam,perasaan nya tak tentu,beberapa kali dia meyakinkan dirinya dan berharap bahwa malam ini ia sedang bermimpi.

Mimpi buruk lebih tepatnya.

"Bisa kita mulai?"ujar pak penghulu,dua anggota keluarga yang menjadi saksi atas pernikahan tersebut mengangguk,mengiyakan.

Laki laki itu menghela nafas berat,satu tangan nya terulur untuk menjabat tangan seorang pria paruh baya yang mungkin sebentar lagi akan menjadi ayah mertua nya.

"Bismillahirrahmanirrahim,Saya nikahkan dan kawin kan,Sahila julvina binti zakfar kepada engkau alvendra Eksa Rahadian dengan mas kawin perhiasan emas 10 gram di bayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawin nya Sahila julvina binti zakfar dengan mas kawin nya tersebut di bayar tunai"

"Bagaimana saksi?"

Semua menjawab "sah" secara bersamaan,detik itu juga pak penghulu memulai berdoa diikuti yang lain nya.

Setelah acara ijab Qabul selesai di laksanakan,cowok yang sekarang sudah menjadi suami sahnya Sahila itu,bangkit berdiri dan berjalan keluar meninggalkan semua orang disana tanpa sepatah kata pun.

Sedangkan Sahila,gadis lugu itu hanya diam di tempatnya,dia tak peduli mau pergi kemana cowok itu yang jelas sekarang ia masih merasa tak menyangka bahwa dirinya telah di jadikan istri diusia nya yang terbilang cukup muda.

"Mau kemana anak itu?"tanya Alan yang merupakan ayah dari alvendra,pria tua itu hendak mengejar putranya yang sudah lebih dulu pergi keluar tetapi langsung di hentikan oleh istrinya.

"Biarkan saja,mungkin dia masih tak terima dengan semua ini"jawab liona,ibu alvendra.

Alan menghela nafas sambil memijat pelipisnya yang mendadak terasa pening,pria setengah baya itu pun memilih untuk kembali duduk di tempat semula lalu tatapan nya kini tak sengaja melihat sosok Sahila yang masih saja diam di tempat nya dengan kepala yang menunduk.

"Kemari kau nak"panggil alan,namun gadis itu masih saja diam, melamun.

"Sahila"panggil pria itu dengan sedikit mengeraskan nada suaranya,membuat gadis itu buru buru mendongak.

"I-iya?"ucap Sahila terbata.

Alan melambaikan tangan nya, mengisyaratkan gadis itu untuk segera menghampiri nya,sahila mengangguk lalu bangkit berdiri.

"Jangan pedulikan sikap suami mu, sekarang kau sudah menjadi menantu ku jadi mulai besok kau ikut lah dengan kami,kita akan tinggal bersama"ucap Alan.

Sahila diam tak menjawab,lalu sedetik kemudian mengangguk pelan.

"Jangan lupa kemasi barang barang mu besok,sekarang kau beristirahat lah"Sahila mengangguk dan pamit pergi menuju kamarnya.

Gadis itu berjalan lemas masuk kedalam kamarnya,dia menjatuhkan dirinya di lantai,tak lama gadis itu pun menangis disana,jika di tanya ia rela atau tidak jawaban nya ia benar benar tak rela jika harus di nikahkan disaat usia nya baru saja menginjak 16 tahun,namun karena ini merupakan keinginan ayah nya supaya bisa terlunasi hutang maka mau tak mau ia harus rela dan terima.

AlvendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang