Haechan, Jaemin, dan Renjun berjalan memasuki gerbang sekolah dengan terburu-buru, 'Hei, kenapa terburu-buru?! Kau seperti dikejar setan', keluh Renjun. Haechan mendadak menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Renjun yang sejak awal mengekorinya, 'Aku tidak memakai seragam Huang, jadi aku harus segera ke ruang ganti untuk memakai seragamku. Aku tak mau terkena hukuman Pak Kwon. Apa sudah jelas Tuan Huang yang pendek?' Sahut Haechan dengan muka sebal. 'Apa?! Pendek?! Kau mau mati Haechan?! Sulut Renjun. Dan Haechan berlari menghindari amukan Renjun, ia tak ingin terkena cekikan maut Renjun. Sungguh ia trauma dengan cekikan Renjun, hingga membuatnya tak bisa bernafas. Kecil dan ganas adalah definisi yang pas yang ditujukan untuk Renjun, sahabat kecilnya itu.
Setelah mengganti pakaiannya, Haechan menuju kelas dan duduk dengan tenang karena jam masuk masih 10 menit lagi. Dua sahabatnya tetap mengikuti Haechan, mereka juga masih menuntut Haechan untuk menceritakan perihal sosok pria yang mengantarkan Haechan ke sekolah pagi ini.
'Hei, kapan kau mau cerita?', tanya Jaemin menyenggol bahu Haechan. Renjun menangguk menyetujui pertanyaan Jaemin. Haechan hanya mendesah pasrah.
'Dia itu kakak ku, bukan kekasihku. Aku tak punya kekasih. Sudah?', sahut Hechan malas.
'WHHAATT??!!' pekik Renjun dan Jaemin bersamaan. Mereka kaget dengan ucapan Haechan. Karena mereka tahu latar belakang keluarga bahkan kehidupan Haechan selama ini, mendengar bahwa pria tadi ialah kakak Haechan mereka berdua tentu saja sangat terkejut.
'Eyy, kau berbohong huh? Sejak kapan kau punya kakak?',ujar Jaemin sambil mencubit pipi Haechan.
'Haechan, katakan saja yang sejujurnya. Kami sahabatmu kan, kenapa kau berbohong? Siapa sebenarnya pria tadi? Jika memang dia kekasihmu kami akan memakluminya...dengan catatan bahwa dia mau membelikan kami masing-masing tas Balenciaga keluaran terbaru...Aww!! Sakit!', cerocos Renjun yang kemudian terkena pukulan maut dari Haechan.
'ARRRGGH...Baiklah, sekarang dengarkan baik-baik karena aku tak akan mengulang penjelasanku. Pria tadi memang kakak ku. Kau benar, aku memang tak punya saudara kandung. Dia kakak tiri-ku. Aku diadopsi oleh orang tuanya, jadi aku sekarang tak lagi tinggal sendirian.', jelas Haechan.
Kedua sahabatnya berusaha mencerna penjelasan Haechan dengan muka konyol mereka, 'Jadi? Kau.. T-tunggu, siapa orang tua mu? Maksudku, orang tua angkatmu itu', tanya Renjun.
'Jung Jaehyun dan Jung Taeyong', jawab Haechan.
'APAAAA???!!! Kau bercanda??', pekik Renjun dan Jaemin.
'Aiish, bisakah kalian tidak berteriak? Ini masih pagi, kenapa respon kalian seperti itu? Menyebalkan!', sungut Haechan.
'Tidak, bukan begitu. Haechan, dengarkan aku. Apa kau tidak tahu huh? Orang yang mengadopsimu itu adalah orang terkaya di Korea. ORANG TERKAYA HAECHAN!!! Mereka keluarga terpandang!', pekik Renjun heboh. Jaemin masih dengan diam dengan keterkejutan yang kesekian kalinya.
'A-aku, tau. Memangnya kenapa?' sahut Haechan sambil mengernyitkan dahinya bingung.
'Tunggu, jika orang tua mu adalah keluarga Jung, pria yang tadi mengantarmu pagi ini...'
'Mark Jung. Kakak ku', sahut Haechan memotong ucapan Jaemin.
'WAAHHHH! Aku benar-benar penasaran, apa yang kau lakukan di kehidupanmu sebelumnya? Apa kau menyelamatkan dunia? Nasibmu sangat beruntung sekali' ujar Jaemin yang disetujui oleh Renjun.
'Heii!! Beruntung apanya?! Orang tua ku meninggal dalam kecelakaan, kau bilang keberuntungan?!' sungut Haechan. Renjun dan Jaemin meneguk kasar ludah mereka karena Haechan mulai memasang wajah sedih.
'T-tidak, a-aku..m-maksudku..Ahh, maaf. Mulutku ini..' ujar Jaemin yang panik, ia memukul bibirnya berkali-kali menyesali ucapannya yang serampangan. Renjun kemudian juga mencubit kecil lengan Jaemin dengan muka bersungut-sungut.
Haechan mengangguk 'Tak apa. Aku terkadang memang...yah, merindukan mereka membuatku sangat..entahlah' ujar Haechan sambil tersenyum tipis. 'Aigoo, kemarilah ikan buntal. Kami disini bersamamu.' Renjun dan Jaemin langsung memeluk sahabat bulatnya itu.
Hari itu berjalan sebagaimana mestinya. Haechan menghabiskan banyak waktunya disekolah bersama kedua sahabatnya itu, ia menceritakan semuanya kepada kedua sahabatnya itu. Ia sangat bersyukur memiliki dua sahabat yang meskipun berisik, namun mereka memang benar-benar selalu ada dan tak pernah sekalipun meninggalkan Haechan disaat apapun. Haechan terkadang berpikir bagaimana jadinya ia tanpa kedua sahabatnya itu. Ia juga bersyukur kini ia tak lagi hidup sendirian. Ia merasa utuh kembali karena keluarga barunya.
Teng... Teng.. Teng...
Bel pulang sekolah telah berbunyi, seluruh siswa berlomba-lomba untuk keluar dari dalam kelas. Guru dikelas juga terburu-buru mengakhiri sesi kegiatan belajar-mengajar dikelasnya. Haechan memasukkan alat tulisnya pada tasnya dan bersiap untuk keluar dari kelas.
'Jadi.. kau akan dijemput si tampan Mark Jung?', tanya Renjun yang berjalan disampingnya bersama Jaemin.
'Mmm, ya. Dia bilang akan menjemputku', sahut Haechan lirih.
'Wooahh!!, kita akan menunggumu dijemput, aku ingin melihat wajah tampan si sulung keluarga Jung. Ahh, sahabatku ini beruntung sekali tinggal dengan si tampan Jung.', cerocos Jaemin yang langsung terkena cubitan Renjun dan Haechan karena mulut serampangannya.
Haechan menghela nafas pasrah, dua sahabatnya kini dengan wajah berseri-seri menunggu sulung keluarga Jung yang akan menjemputnya. Hingga beberapa menit lamanya, akhirnya jemputan itu datang.
Tinn.. Tinn...
Bunyi klakson pada mobil yang diketahui dikendarai oleh Mark Jung, kakak Haechan. Kaca mobil itu turun bak slow-motion menampakkan wajah rupawan si sulung Jung, yang membuat Renjun dan Jaemin memkik heboh. Haechan menatap jengah pada kedua sahabatnya.
'Haechan, kemari baby', panggil Mark yang membuat Haechan menegang karena panggilan yang tak biasa. Begitu pula kedua sahabatnya yang mendadak terkejut dengan panggilan itu.
Haechan melangkah pelan menghampiri mobil kakaknya, sambil berpamitan dengan kedua sahabat berisiknya itu. 'Aku pulang dulu, kalian hati-hati dijalan', ucap Haechan sambil memeluk kedua sahabatnya itu. Renjun dan Jaemin membalas pelukan itu. Mereka memang terbiasa berpelukan saat bertemu dan berpisah, namun pemandangan itu terlihat tak biasa bagi Mark Jung.
Setelah Haechan memasuki mobil, mobil itu berjalan menjauhi area sekolah. 'Apa mereka teman-temanmu?', tanya Mark tiba-tiba. 'A-ahh, iya. Mereka sahabatku', jawab Haechan yang kemudian hanya keheningan yang menyelimuti didalam mobil itu.
See you on next chap!
23/01/12
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
FanfictionLee haechan, seorang remaja 18 tahun sebatangkara yang tinggal di Seoul, kedua orang tua sudah meninggal akibat kecelakaan pesawat saat perjalanan bisnis yang kini diadopsi oleh pasangan terpandang di Korea. Lee Haechan, kini tinggal bersama orang t...