07

19 2 0
                                    

Zea berjalan menunduk menuju kelas, ia masih mendiami Paji, Paji juga tidak ada meminta maaf dengan nya. Hanya Jia yang mengatakan bahwa ia merasa bersalah dan meminta maaf.

Zea sendiri tau Jia tidak sejahat itu, ia saja yang membuat pikiran negatif untuk Jia di kepalanya sendiri. Namun untuk tidak menyukai Jia, menurut Zea sangat sulit.

Justin datang dari belakang dengan wajah fresh nya, ia melihat Zea yang berjalan dengan kepala tertunduk. Langsung saja ia menepuk baju Zea.

"Gak ada duit Zea di bawah" usil Justin.

"Gue gak nyari duit ya anjir! " Justin tersenyum melihat Zea mendongakkan kepala nya, namun sedetik kemudian ia kaget melihat raut lesu, wajah bengkak dan mata sayu.

"Lo abis nangis Zea? Eh lo kena marah ya semalam? gue minta maaf ya gue gak tau kalo lo bakal kena marah. " ujar Justin tidak enak.

"Bukan salah lo, tapi gue! Gue lagi marahan sama Paji, jadi ya gitu," ujar nya lesu.

"Harus semangat dong! Kalian harus bisa mengalah dan nurunin ego masing masing, nanti minta maaf aja!" Zea mengangguk namun dalam hati ia belum tentu akan melakukan nya.

"Ya udah Justin gue masuk kelas dulu" Justin mengangguk.

...

Zea menatap bekal nya yang ia bawa dari rumah, ia datang lebih awal dari hari biasanya dan melewatkan sarapan, hanya membuat nasi goreng tadi namun ia sekarang tidak nafsu makan dan hanya menatap makanannya.

"Lo liatin gitu gak bakal habis Zea nasgor nya" Zea tersentak melihat Ajun yang sudah duduk si samping nya sambil tersenyum cerah tanpa melihat wajah Zea yang sedikit murung.

"Ngapain lo kesini? " tanya Zea jutek.

"Santai neng, gue lagi mau ngasih kabar bahagia buat sahabat terbaik gue di dunia! " ujar hanya senang.

"apaan? " tanya Zea

"Gue udah jadian sama Risa, gue nembak dia semalem dan dia Terima. Ckk, seneng banget gue!" tiba tiba tatapan Zea kosong menatap kotak bekal nya.

"Wah selamat ya! " ucap nya dengan nada senang namun tatapan nya masih kosong.

"Iya Ze, jadi pas semalem gue nembak dia.... " Zea sudah tidak bisa mendengar jelas ucapan Ajun, ia memikirkan masalah nya dengan Paji dan Ajun yang sudah mempunyai pacar.

"Jadi menurut lo gimana Ze? Bagus kan cara gue semalem, ala ala boyfriend material? " Zea tersadar saat Ajun menyenggol bahunya.

"Bagus buat Lo Jun, pokoknya lo harus ngasih PJ ke gue! Kalo gitu gue balik dulu, gue mau makan di kelas aja" Ajun menatap Aneh Zea yang berjalan menjauh darinya.

"Kenapa dah tuh bocah? Tau ah, gue mau ke ayang dulu"

...

"Neng cantik mau kemana? " tanya teman sekelas Zea, namanya Jaevano biasa di panggil Vano.

"Nih Van buat lo! " ia menyodorkan kotak bekal ke arah Vano.

"Baik bener lo Ze, makasih banyak lho lain kali gini lagi ya! " Zea mengangguk.

"Gue duluan!" Jaevano hanya mengangguk sambil terus tersenyum mengikuti langkah Zea yang kemudian menghilang.

"Lumayan rezeki JaeJae"

....

Zea sedang melamun di kelas, ia benar benar tidak fokus sampai sampai ia di tegur oleh guru ekonomi yang terkenal akan hukuman nya yang tegas.

"Zea! Bisa ulangi apa yang saya jelaskan tadi? " semua menatap Zea menunggu Zea menjawab.

Zea merasa terintimidasi hanya bisa diam sembari menundukkan kepala nya dan memilih rok abu nya.

"Keluar. Saya tidak suka ada murid seperti kamu di kelas ini! Berdiri di lapangan sampai mata pelajaran saya berakhir!!!" Zea mengangguk lesu, lalu keluar kelas dengan di hiasan sorakan heboh dari kelasnya.

"Diam! Kalian jika tidak mau seperti Zea harus fokus, jika tidak mengerti ya sudah asalkan kalian mendengar kan ucapan saya, paham? "

"PAHAM BU"

...

Zea berdiri di lapangan, matahari sedang terik terik nya karena memang sekarang sudah siang.

Hampir 20 menit ia berdiri, dan sekarang ia merasa haus, lelah, rasa lapar dan pusing yang amat kuat menyerang kepalanya.

"Bisa Ze, lo pasti bisa! " keringat terus bercucuran dari dahi nya.

Ia melirik ke arah koridor kelas 11 IPA 2, di mana ada Risa dan Ajun yang baru saja mengantar nya masuk kelas, Ajun memang tidak masuk kelas karena di panggil kepala sekolah bersama anak pramuka yang lain, apalagi Ajun dan Risa adalah ketua dan wakil regu untuk lomba pramuka kemarin, dan terlihat jelas mereka memegang piala yang berati mereka memenangkan lomba kemarin.

Ajun mengacak gemas rambut Risa, lalu berjalan meninggalkan kelas gadis itu, namun saat matanya menatap Zea yang sedang berjemur di lapangan ia segera meneriaki nya.

"ZEA LO NGAPAIN DI SITU? " tanya Ajun.

"Diem, gue dihukum. Lo masuk kelas sono, btw selamat ya buat kemenangan nya! " ujar Zea, berbicara agak tenang agar tak mengganggu kelas yang sedang belajar.

"Hahaha kasihan deh lo, ya udah kalo gitu gue masuk kelas dulu! Makasih! " Zea menatap miris Ajun yang meninggalkan nya, Entahlah akhir akhir ini Ajun tampak aktif sekali, seperti bukan sahabat malas nya.

Setelah beberapa menit kepergian Ajun, Zea mulai merasa kaki nya melemas pandangan nya mengabur dan ia hampir tumbang ke tanah jika tidak ada seseorang yang menahan tubuh nya.

dengan kesadaran yang tersisa ia menatap lelaki yang menolong nya, ternyata itu adalah teman nya sendiri, bagaimana bisa ada disini sedangkan ini masih jam pelajaran.

"J.. Jj"

"Diem! Kita ke UKS! "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Weird by. kim junkyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang