Sometimes

24 5 0
                                    

Mata Emerald Green menatap biru langit yang terang. Pantulan biru dari laut, membuat tatapan nya begitu sendu. "Tempat yang jauh di luar tembok, ada lautan. Armin pernah berkata seperti itu. Dan apa yang ada di ujung sana, di seberang lautan?"

Tangan lentiknya memeluk dari belakang pria yang tengah berkecamuk di dalam pikirannya. "Sesuatu yang akan menghancurkan mu, jika kau tidak melakukan tindakan itu."

***

Lagi dan lagi, dengkuran Garou sangat keras, di tengah malam begini. Membuat telinga Eren hampir pecah. "Sial, kenapa orang ini selalu mendengkur setiap malam!" Eren menghampiri Garou, ia mengguncang tubuh Garou. "O-oi Garou, kenapa kau berisik sekali." Eren menggoyangkan tubuh Garou dengan tenaga bangun tidur, bukannya bangun suara Garou membuat Eren ingin menangis karena ga pernah tidur nyenyak sejak Garou tidur bareng dirinya.

Eren menarik nafas, ia mengumpulkan kekuatan nya. "GAROUUUU!" Akhirnya satu markas terkejut karena teriakan Eren. Tapi Garou ga bangun.

Eren merasa bersalah teriak teriak hanya karena ingin membangunkan Garou. Ia menghela nafas, ia turun dari kasurnya lalu berjalan ke arah jendela. "Aku seperti orang bodoh teriak teriak."

Pintu terbuka, terlihat Levi yang menatap datar Garou yang tengah tertidur dengan tangan melebar kaki terbuka. "Kenapa kau malah teriak teriak?" Ucap Levi menatap Eren.

"Aku pusing mendengar dengkuran nya." Levi mengerti, ia pergi meninggalkan ruangan Eren. Lalu balik lagi membawa seember air.

BYURR!!

"HAAAAAAAAA!" Garou gelagapan, ia hampir tidak bisa bernafas. Ia menatap Levi, kenapa tengah malam begini ia di siram. "Oi, apa yang kau lakukan?" Levi menjatuhkan ember tersebut dan beranjak pergi.

Di ambang pintu ia menatap Eren. "Sudah, kau sekarang tidur." Levi menutup pintu kamar Eren.

Garou mengelap mukanya, malam malam begini ia harus mandi karena di siram. Eren berjalan ke arah kasurnya dengan sempoyongan.

Garou menatap Eren yang sudah berbaring. "Oi brengsek, apa kau yang menyuruh cebol itu untuk menyiramku?" Eren tidak menyahut, ia sudah sangat ngantuk untuk menjawab pertanyaan Garou.

Garou berdecak, ia bangun dari kasurnya lalu mengangkat kasur Eren, sedikit mengguncang nya. "Oi jawab sialan!" Eren akhirnya terbangun lagi, ia menatap Garou dengan wajah tidurnya.

"Aku tidak tahu....." Eren kembali terlelap tidur, membuat Garou kesal. Lalu membanting kasur Eren, tapi Eren ga bangun.

Garou berdecak, ia melihat bulan yang menyinari kamarnya. "CK tengah malam begini, perut ku lapar." Garou keluar kamar, kali ini pintunya ga di tendang.

Ia berjalan ke arah dapur untuk mencari makanan. "Dimana mereka menyimpan makanan?" Garou membuka beberapa kotak yang tersimpan di bawa meja, tidak ada satupun makanan.

Hanya ada beberapa pedang dan peralatan manuver yang seperti nya sudah rusak. "Kenapa mereka tidak menyimpan makanan?" Garou membiarkan kotak itu berserakan, ia berjalan keluar markas.

Ia menatap sekeliling nya, mencari sesuatu. "Apa tidak ada makanan? Kenapa mereka membawa ku ke tengah hutan seperti ini?" Garou merenggangkan tubuhnya, rasa laparnya semakin menjadi jadi. "CK, aku harus mencari sesuatu."

Garou berlari ke dalam hutan, ia tidak mendengar langkah kaki, atau bahkan melihat sesuatu yang besar. "Hutannya memang gelap, tapi aku bisa melihat dengan jelas."

Pucuk di cinta ulam pun tiba, di ujung sana, terlihat hewan raksasa yang begitu besar tengah tertidur. "Ah itu daging panggang yang kemarin."

DUUUAAARRRR!

 OMINOUS THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang