26. MAAF?

75 62 2
                                    

[Engkau bisa melakukan kesalahan berulang-ulang kali, namun orang lain belum tentu bisa memaafkan kesalahanmu berulang kali.]

-Rani Alexandra

****

“Saya beri peringatan kepada kamu, Adela! Kalau sekali lagi kamu bermain tangan melakukan kekerasan terhadap temanmu, saya akan panggil orang tuamu!” tegas Bu Rosma pada gadis di hadapannya itu.

“Kok saya aja, Bu? Alvin, nggak?” tanya gadis itu menatap laki-laki di sampingnya itu.

“Bu, di sini, Alvin juga salah loh!” sambung Rani yang kini bangkit dari duduknya lalu menunjuk laki-laki itu.

“Lo yang buat salah duluan, Del!” tegas laki-laki itu memukul mejanya sebelum akhirnya berdiri dari duduknya.

“Tapi, pacar lo duluan yang cari masalah sama gue!” tegas Adela ikut memukul meja dan berdiri menghadap laki-laki itu.

“SUDAH-SUDAH!” Bu Rosma ikut berdiri dan berjalan menengahi mereka berdua.

“Nyatanya, Alisa, yang mulai, Bu!” tegas Rani menahan lengan Bu Rosma. “Ibu jangan membela sepihak dong! Gak adil loh, Bu!” lanjutnya tak terima.

“Perlakuan, Adela, juga keterlaluan, Rani! Alisa, sampai nangis dibuatnya,” ujar Bu Rosma pelan.

“Miris!” Adela tersenyum miring. “Nangis karena drama kaki sakit gak diajak deh,” katanya melipat kedua tangannya di depan dada sembari memutar bola matanya malas.

“Jaga bicaramu, Adela!” tegas Ibu itu membuat Adela tersenyum ngeri.

I don't care!” kata Adela sembari melangkahkan kakinya berniat ingin pergi, namun langkahnya kembali terhenti ketika ia berbalik badan.

“Lo tau....,” katanya menunjuk laki-laki itu dengan tatapan tajam.

“.... Seburuk-buruknya sampah, ternyata lo lebih buruk daripada sampah!”

****

“Nas, lo ada liat, Rifa, gak?”

Gadis itu menggeleng menatap kosong ke depan.

“Gak tau.”

“Pasti lo lagi berantem sama dia?”

“Gak.”

“Lo dengarkan gue, Nas,” kata gadis itu duduk di sampingnya namun tak dihiraukan oleh Nasya.

“Rifa, gagal move on sama gue. Seharusnya lo itu jauhin dia, biar lo gak sakit hati,” katanya sendiri masih membuat Nasya diam di tempatnya.

“Nas, lo itu hanya dijadikan pelampiasan sama dia, supaya dia bisa manas-manasin gue,” katanya lagi namun tetap sama, Nasya tak menghiraukannya sedikitpun.

“Dia itu cintanya sama gue, bukan sama lo! Lo bodoh, kalo mau nerima dia gitu aja! Emang lo mau, pakai barang bekas gue? Btw, ini bukan soal barang,” lanjutnya lagi sembari menyudutkan bibirnya.

“Bisa gak, lo diem!” tegas Nasya dengan rahang yang mengeras menatap gadis itu. “Gue gak perduli, seberapa besar gue berkorban buat dia, urusan sama lo apa, Zulma?!” katanya menekan kalimatnya di akhir.

“Gue cuma kasih tau, biar lo gak BODOH soal cinta, Nasya!” jawabnya dengan tegas. “Lo orang paling bodoh yang gue temuin di dunia!”

“Iya, gue bodoh, kenapa?! Lo mau ambil, Rifa, dari gue?!” katanya tertawa ngeri. “Gak bisa, Zul, gak bisa!” katanya sembari bangkit dari duduknya.

FALLING IN LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang