2

2.1K 225 0
                                    

🦋🦋

“Ze sudah Bunda beri obat, nanti kalau dia udah bangun, jangan terlalu banyak bertanya, ya. Ara” ucap Shani

“makasih ya. Bun. Maaf kalau ara bolos di hari pertama, perasaan Ara ga enak soal Zee, ternyata benar, Bun”

“kali ini bunda maafin, Zee nya di jaga ya,Ra”

“zee boleh tinggal sama kita ga,bun?”

“bunda sih gapapa, malahan senang, zee nya mau ga, takut dia ngira ara kasian, karena kan ada sebagian orang yang ga mau kita kasiani”

“nanti ara coba omongin juga sama zee, nya”

“aaakkh”

“j-jangan ayah, zee sakit, yah” racau zee di dalam kamar ara terdengar hingga keluar, ara dan shani langsung dengan cepat menuju kamar ara, dan melihat zee sedang menarik rambutnya.

“zee, jangan ditarik rambutnya” ucap ara pelan

Shani yang tidak tega melihat zee seperti itu, langsung membawa zee kedalam pelukannya, zee tidak menolak sama sekali, ia bahkan merasa nyaman saat dipeluk oleh shani, tanpa sadar air mata shani menetes begitu saja, baginya sahabat ara adalah anak-anaknya juga.

“jangan terlalu di pikirin ya,zee, nanti kalau sudah tidak pusing lagi, kita ke rumah sakit,ya” ajak shani, karena bagaimana pun, mental zee sangat penting

“m-maaf, bun, zee merepotkan kalian”

“tidak sama sekali, zee anak bunda shani juga, jadi jangan merasa seperti orang lain”

“zee, lo mau cerita apa yang terjadi sebenarnya?” tanya ara ragu

Zee terdiam untuk beberapa saat, “kalau gabisa, besok a---“

“intinya, ayah minta duit,ra, lo kan tau gua sekolah sambil kerja, tapi itu hanya cukup buat sehari-hari. Ayah malah ikut judi, pagi tadi adalah puncak amarah dia, gua gatau ayah sampai mau membunuh gua, kalian datang disaat yang tepat, makasih banget” jelas zee dengan air mata yang sudah berjatuhan

“mulai hari ini lo tinggal di rumah ini, semua kebutuhan lo akan dipenuhi sama bunda, dan kalau lo butuh apa-apa kasih tau gua, bunda dan ayah”

“t-tapi Ra, gua g—“

“sst, gua tau lo ga enakan, lo ga mau gua kasiani, tapi zee, meskipun si banjingan itu ada di penjara, dia pasti bisa bebas, dia Cuma ga punya duit, bukan ga punya relasi, ingat dia dulu orang penting, gua ga mau hal ini terjadi lagi sama lo, gua takut lo kenapa-napa zee”

“jangan sungkan, bunda dan ayah senang kalau zee tinggal bersama kami, jangan merasa sendiri, anggap ini adalah rumah zee sendiri”

“Ze gatau harus bilang makasih kayak gimana lagi, kalian sudah terlalu jauh menlong zee, terima kasih ara, terima kasih bunda Shani”

Mereka pun berpelukan untuk. Ara sedikit legah, karena zee bakalan aman jika tinggal bersamanya.

Keesokan paginya, ara berangkat sekolah bersama zee, entahlah kata zee dia baik-baik saja, dan berada dalam rumah ini adalah obat yang sangat ampuh bagi kesehatan dia.

“ara, zee. Ayah sudah transfer uang jajan kalian untuk satu minggu ini, kalau tidak cukup minta sama bunda yah”

“kok aku mas, uang jajan anak kan tugas kamu” elak shani

“becanda ah, aku berangkat dulu, hati-hati yaa ke sekolahnya”

Zee pun melihat hpnya, betapa kagetnya dia saat notifikasi itu muncul. 10 juta dalam seminggu? “pantesan ara yang selalu membayar makan sahabatnya, mungkin dia bingung cara habisin” gumam zee dalam hati.

endless loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang