part 2 - Novel Writer

318 28 0
                                    

part 2 - Novel Writer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part 2 - Novel Writer

"kau mengalami pertengkaran kecil dengan gadis bangsawan lain, putriku. Tapi tenang saja, ayah sudah membereskan para bangsawan sialan itu" kata lelaki paruh baya disebelahnya.

Dan wanita paruh baya disamping pria tersebut, seketika langsung memukul kecil suaminya saat mendengar kata kotor dari mulut pria itu. "hust! Jangan mengumpat di depan putrimu"

Bangsawan? Sebentar, apa benar Lisa sedang berperan sebagai aktor dalam mimpinya sendiri? Akh, ia masih belum bisa bangun dari alam bawah sadarnya! Karna semua ini tidak mungkin masuk akal, meskipun dipikirkan berulang kali.

Atensi pandangan Elisa tidak sengaja melihat ke arah jendela yang terbuka dengan angin kencangnya, bingkai kaca yang berbenturan di jendela itulah objek dari fokusnya. Mata Elisa seolah mendapatkan sebuah kepastian, ia terus memandang ke arah jendela yang berangin tersebut.

"ck, siapa yang tidak menutup jendelanya? Apa kalian tidak tau, putriku bisa sakit jika terkena angin?" marah pria dengan julukan marquess itu pada para pekerjanya.

Dan beberapa pekerja yang dimarahi menunduk sedalamnya, sembari meminta maaf. Mereka pun berjalan sedikit berlari untuk menutup ke arah jendela tersebut, tapi Elisa juga ikut melangkahkan kakinya bersama mereka.

Elisa turun dari ranjangnya dan menuju ke arah jendela di kamar luasnya tersebut. Meskipun gaun panjangnya sedikit menyusahkan, tapi ia masih bisa menanganinya.

Saat melihat hal itu seketika semua menjadi panik dan khawatir dengan tingkah Lisa, mereka pun mengikuti gadis tersebut dengan suara khawatir. Tapi saat Elisa telah sampai di depan jendela, dirinya kembali terkejut.

Namun keadaan semua orang yang berada disana mulai berisik, karna mengkhawatirkan Elisa bahkan para pelayan sekalipun. Sedangkan Lisa sendiri semakin pusing dengan keadaan luar jendela yang terlihat berbeda dari perkotaan.

Semua tumbuhan yang tertata rapi dengan para prajurit yang berjaga disetiap sisi rumah, dan gerbang rumah yang berwarna putih mewah. Semua terasa asing bagi Lisa, dengan lesu lisa terduduk lemas dilantai.

Ia sangat bingung dengan keadaan sekitar dan ditambah dengan suara berisik yang memanggilnya dengan nama asing, Lisa pun menatap mereka semua satu persatu dan tersenyum kaku. "aku pasti masih bermimpi, ini semua adalah mimpi. Ya, ini hanyalah mimpi"

Sang Marchioness yang mendengar itu mulai menutup mulutnya, sembari menatap prihatin ke arah anaknya. Ia meratapi keadaan putrinya, dengan air mata yang berderai. Lalu secara tiba-tiba, ia mulai sedikit mendekat ke arah gadis yang terduduk di depan jendela tersebut.

"Celine de Celeste, sadarkan dirimu nak. Ini ibu, sayang. Kenap kau bersikap seperti ini?" tanya wanita paruh baya tersebut.

Lisa yang masih bingung terus menatapnya dengan pandangan kosong. "namaku Elisa Ariadne, kenapa kau memanggilku dengan nama lain? Dan tolong jelaskan dimana ini?"

Celine Celeste: The Spring FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang