Bab 7 : Aiden Minta Maaf

11 7 2
                                    

Rumah Aiden

Pagi-pagi Aiden sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, sebelum ia berangkat ke sekolah ia harus datang ke rumah seseorang. Ia harus meminta maaf atas perlakukannya yang mungkin membuat orang itu tidak nyaman.

Ceklek

"Aiden, kamu sudah mau berangkat? Sini, Mama sudah buatkan kamu bekal oh iya ini punya kamu ditempat makan warna hijau, tempat makan warna biru untuk Vellaxe dan warna ungu untuk Elcy jangan sampai kamu salah kasih."

"Ma, apa ini engga kebanyakan? Mama kenapa tumben sekali membuat bekal sampai 3 kotak makan?"

"Ah tidak ada acara apa-apa hanya ingin membuat kamu sama teman-teman kamu senang saja, yah Mama mencoba membuat hal baru semoga kalian suka ya,"

"Mama emang paling Ibu yang hebat. Aiden beruntung punya Mama, tapi ingat Mama jangan kecapaian nanti Mama sakit lagi."

"Kamu ini, jangan pikirkan soal Mama. Kamu harus fokus belajar supaya nanti kamu dapat pekerjaan enak setelah lulus. Mama tidak minta kamu menjadi juara satu di kelas, cukup mendapatkan nilai bagus saja Mama sudah bahagia."

Ayunindya Larasati merupakan sang Ibu dari Aiden Arkana Delano, Ayu merupakan orang tua single dirinya sudah berpisah dengan sang suaminya. Kini ia hidup tinggal berdua bersama anaknya. Ayu sangat menyayangi Aiden sebab Aiden merupakan anak tunggal.

Aiden bahagia memiliki ibu seperti Ayu, yang sangat perhatian bahkan sangat mementingkan dirinya dibanding dirinya. "Makasih Ma, makasih untuk semuanya."

Ayu mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih sayang. "Iya sayang sama-sama yaudah sana bawa bekalnya jangan lupa ya."

"Siap, aku berangkat dada Mama assalamualaikum, Mama cantik." ujar Aiden sembari memberi salam dan salaman tangan.
Ayu melihat anaknya yang mulai menjauh pun, tidak sadar menangis. Menangis ternyata bayi kecil yang ia sayangi kini sudah menjadi remaja yang ganteng, bahkan tinggal beberapa tahun lagi ia akan lulus menjadi lelaki dewasa dimana banyak yang akan mengincarnya menjadi pasangannya.

*****

Rumah Vellaxe

Rumah yang terlihat sangat indah belum tentu dalamnya ikut akan indah, keluarga yang harmonis pun belum tentu isinya harmonis sama seperti keluarga Vellaxe yang banyak memandang kalau keluarga mereka merupakan keluarga yang harmonis. Tapi mereka tidak tau jika isinya hanya keluarga yang hancur bahkan berpecah belah.

"Vellaxe nanti pulang sekolah langsung pulang, jangan bermain-main dulu." Zoya mengingatkan anaknya. Ia tau Vellaxe tidak begitu."

Edgar yang berada di bangku paling ujung hanya menyaksikan apa yang kedua wanita itu bicarakan, ia tidak akan ambil percakapan.

"Iya, Ma aku tau itu." ucap Vellaxe dengan memasukan makanan ke dalam mulutnya.

Tok Tok Tok

Edgar langsung bangun saat mendengarkan pintu rumahnya di ketuk oleh orang. Zoya yang melihat itu hanya mengangkat bahunya seolah tidak ingin ambil pusing.

"Lho Aiden, ada apa kamu ke sini?" Edgar kaget saat melihat teman dari anaknya datang pagi-pagi ke rumahnya dengan pakaian sekolah.

Aiden tidak kalah terkejut saat melihat yang membukakan pintu untuknya malah ayah dari sang sahabatnya. "Pagi, Om maaf ganggu saya mau menjemput Vellaxe untuk berangkat sekolah. Apakah, Vellaxe sudah siap?"

"Vellaxe kamu sudah selesai sarapannya? Ini ada Aiden katanya mau berangkat bareng sama kamu," teriak Edgar dari depan pintu rumah.

Vellaxe mematung mendengar ucapan sang Papa yang mengatakan jika Aiden ada di rumahnya saat ini, padahal dirinya tidak ada janji dengan Aiden untuk berangkat bareng.

My Childhood Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang