Typo bertebaran.
┌(★o☆)┘
Di Malam yang gelap seorang anak kecil bersembunyi di balik lipatan lipatan kardus dan sofa sofa di ruangan kumuh itu, anak kecil itu menangis tanpa suara dengan meringkuk kan badannya hingga terlihat sangat kecil.
Suara derap langkah kaki membuat sekujur tubuh anak itu merinding ketakutan hingga ia meringkuk lebih dalam menyembunyikan dirinya sendiri."Keluar." Pria dengan tubuh tinggi dan kekar yang memiliki wajah seram serta mata biru yang tajam itu menelisik setiap sudut ruangan yang sering ia masuki hanya untuk mencari satu hal.
"Keluar atau saya yang cari anda sendiri".
"FAREZ NARENDRA KELUAR ATAU HUKUMAN MU SEMAKIN BERAT".
"FAREZ".
"Saya hitung sampai tiga jika anda tidak keluar saya seret kamu" ucapnya lagi.
Suara derap langkah kaki yang semakin dekat dengan penghabisannya angka yang ia hitung membuat farez semakin meringkuk dan menangis namun sialnya tak ada air mata yang bisa ia keluarkan lagi.
BRUKKK
PRANGGGGG
Naas tubuh kecil yang lemah itu terlempar jauh dari gudang hingga mencapai dinding tangga yang di bangun untuk menyimpan benda benda, William tersenyum remeh melihat putra tunggalnya melayang akibat lemparan nya tadi.
"P-pa ampun pa" Suara kecil nan bergetar itu mengalun indah di telinga William bak alunan lagu yang merdu.
menarik kerah baju sang anak dengan teganya ia menampar da memukul wajah setta rahang tegas yang meniru dirinya itu dengan membabi buta hingga darah tercetak banyak di wajah dan tangan masing masing, William mulai melonggarkan cekatan pada leher sang anak lalu mendorongnya hingga tergeletak di lantai bersih itu.
Mulai mengambil pecut dan rotan tangan William memecut punggu serta dada anak itu berulang kali tanpa ampun, kilatan amarah dan dendam tergambar jas di mata anak itu namun sayangnya sang ayah tidak menyadari hal itu hingga dengan cepat tangan kirinya memukul dengan keras wajah anak itu dengan rotan yang ia pegang.
Farez berdiri dengan langkah gontai lalu menatap wajah yang selama ini menyiksanya dan menyiksa ibunya dengan kedua tangannya itu.
"oh sudah berani melawan sama saya?" William berdiri lalu mendekati arez dengan tangan yang sudah bersiap melayangkan sebuah pukulan.
Lagi dan lagi tubuh kecil yang begitu kurus itu melayang jauh dengan bersamanya darah yang keluar dari mulut kecilnya itu, Farez terbatuk batuk berusaha menormalkan nafasnya kepala nya mendongak hingga ia melihat sebuah pistol dengan ukiran W.R di lapisan emas yang indah. Sebuah pistol yang sering William gunakam untuk menghabisi musuhnya dan DIRINYA mungkin?.
"Maafin aku pa maafin aku" Gemetar anak itu dengan tangan yang sudah memegang sebuah pistol.
"Berani kamu tembak saya?" Tanya William dengan nada ngegas.
"Maaf pa, arez terlalu lelah menerima semua ini. Arez bukan pembunuh nya tapi papa beranggapan arez lah pembunuhnya" Lirihnya dengan mata yang berair.
"Arez bukan pembunuh pa bukan pembunuh, dan sekarang arez memang pembunuh"."Apa maksud-"
DOR!
Sebuah peluru tepat menembus jantung William bersamaan dengan hilangnya kesadaran keduanya.
FAREZ NARENDRA Anak pertama dari keluarga Atmaja yang telah menerima seluruh siksaan dan fitnah yang katanya dia seorang 'pembunuh' adiknya kini menjadi 'pembunuh' asli.
Arez kecil yang slalu di injak bagaikan sampah kini memutuskan untuk mengakhiri semuanya.
Aku terlalu lelah dengan semua ini hingga aku mengambil jalan yang salah, namun aku tidak merasa salah dengan ini- FAREZ NARENDRA.
Dan disini lah malam itu terjadi.
Disinilah kisah ini DI MULAI.13 January 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAM
RomansaMALAM?! Malam hanya lah sebuah mala petaka untuk arez, malam adalah sebuah kebahagiaan untuk arez. Follow akun terlebih dahulu untuk melihat beberapa chapter yang TERPRIVATE.