Garalline 43

73 4 29
                                    

"Target keluar!!"

"Amankan jalan, ganti!!"

"Menunduk"

Splash splash splash

Bersamaan dengan Rama yang menarik turun tudung kepalanya, Dhea serentak merapat dan mencengkeram pinggang pria yang jaketnya sudah dilepas untuk menutupinya dari sorot kamera.

"Bagaimana kronologinya pak?"

"Apa benar rumah yang diserang adalah rumah seorang abdi negara yang masih aktif bekerja?"

"Ada berapa korban disana?"

Splash splash splash

Deg

Ya Tuhan..

Tiba-tiba diserang begitu banyak pertanyaan dan cahaya berkelebat, Dhea pun seketika memucat.

Apa ini??

Tak bercanda??

Para pemburu berita yang sepertinya datang dari berbagai macam media ini, benar-benar sudah berkerumun untuk mencari keterangan terkait kejadian Jalan Jaksa??

Tapi bagaimana??

Dari mana mereka mendapatkan kabarnya yang bahkan belum sempat dipublikasikan??

Dhea sampai sejenak terpana dibuatnya. Hingga ingatannya akhirnya melayang pada sang sahabat, yang seharusnya berada tepat diposisinya, seandainya saja tidak ia gantikan.

Hkss..

Yaa Allah..

Ra..

Gimana lagi Lo harus jaga kewarasan, kalo sampe masih harus ngadepin ini semua??

Gue aja rasanya mau gila..

Lo..

"Apa pelakunya sudah tertangkap pak?"

"Lalu apa kira-kira motif dari penyerangannya?"

"Apa mungkin, Letkol Rangga Saputra memiliki musuh yang sedang mengincarnya?"

"Lalu bagaimana dengan nasib keluarganya yang tersisa?"

"Benarkah bahkan ada yang sampai terkena luka tembak juga?"

Fuck!!

Dhea terhenyak. Semakin ia mencoba bersabar, semakin gencar pula pertanyaan-pertanyaan itu berlomba dilontarkan.

Tuhan..

Tolong..

Akhhh..

Dhea tiba-tiba mengerang. Kekalutannya sontak kian bertambah, saat seseorang berhasil menyentuh lengannya yang tak sengaja mencuat keluar.

"Nona Ralline Azzara, maaf bisa berikan tanggapannya sebentar?"

Splash splash

Akhh..

Mama..

"Shit!!"

Beruntung Rama yang berada tepat disebelahnya memiliki tingkat tanggap yang cepat. Hingga dengan segera, ia bisa mengamankan situasinya, sebelum Dhea mungkin akan berakhir menangis ditempat.

"Maaf maaf sementara masih belum ada keterangan" ujarnya singkat dan tegas, sembari tetap mencari jalan agar bisa segera terbebas. Tapi, media tetaplah media. Mana bisa mereka menyajikan berita, jika harus menyerah begitu saja.

GarallineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang