03. hukuman

18 1 0
                                    

HAIII GAYYYS! APA KABAR? (Ditanya berarti harus dijawab ya)

••••

VOTE & KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA BIAR MAKIN RAJIN UP NYA...

SEMOGA SUKA
AND SEE U THE NEXT PARTTT

••••

Sepertinya, Sasa memang dia takdir kan untuk terlambat lagi.

Ia berlarian dari parkiran ke gedung fakultas. Beberapa orang yang memang sudah kenal Sasa hanya bisa maklum, memang Sasa seperti itu, suka terlambat

Sampai di depan kelas, tanpa merapikan rambutnya yang berantakan, Sasa langsung mengetuk pintu, dan masuk kedalam

"Telat, 1 jam 2 menit 59 detik" Orang-orang dikelas melongo mendengar ucapan Pak Vano, begitu juga dengan Sasa.

Sangat detail sekali, pikirnya.

Bahkan, napas Sasa saja masih ngos-ngosan karena berlari tadi.

"Maaf Pak, saya nggak tau kalo jam masuknya di majuin. Lagian bapak kenapa nggak konfirmasi ke saya si?"

"Anda siapa? Sampai saya harus berkonfirmasi?" Tanya Pak Vano dengan menatap Sasa datar,

"Y-ya s-saya mahasiswi" Cicit Sasa pelan, sambil menunduk

Pak Vano menatap mahasiswa, dan mahasiswa yang masih duduk anteng "Saya suka mengatakan di grup bukan? Saya bahkan mengatakannya tadi malam. Teman-teman kamu saja bisa, masa kamu tidak?"

"Kan saya nggak tau pak!"

"Itu urusanmu, bukan urusan saya. Saya tidak mentoleransi lagi, silakan keluar dan temui saya setelah mata kuliah ini selesai"

Sasa mendengus. Apa lagi ini Tuhan, ada saja prosesnya.

Brakk

Sasa keluar dengan membanting pintu, membiarkan orang-orang yang berada di dalam itu kaget. Masa bodo, ia tidak peduli. Ya walaupun Sasa tau jika ini memanglah murni kesalahannya.

"Sialan!" Umpat Sasa,

"Sa!" Sasa menoleh ke belakang, saat dirasa ada orang yang memanggil dirinya,

"Eh kak" Sapa Sasa pada lelaki yang sekarang berdiri didepannya

Nanda Ariz Putra. Wakil Presdir Mahasiswa, yang lumayan akrab dengannya

"Tumben kak?" Nanda terkekeh, "Iya lagi keliling aja, lo kenapa keluar?"

"Telat lagi gua"

"Kenapa bisa?"

"Salahin dosennya lah, jangan salahin gua. Siapa suruh ngasih info kalo jam nya dimajuin malem, kan gua jarang buka HP, ya mana gua tau."

"Intinya telat?" Tanya Nanda dengan satu alis terangkat

"Ya iyalah! Apaan lagi" Kesal Sasa

Nanda terkekeh, tangannya terangkat untuk merapikan anak rambut Sasa "Gausah cemberut, nanti cantiknya ilang. Mau beli ice cream?"

Sasa mengangguk antusias, rezeki tidak kemana memang

"Ayo" Sasa berjalan di samping Nanda, lumayan kan ice cream gratis,

"Abis ini ada acara nggak Sa?"

"Nggak ada, cuma gua abis ini mau ke ruangan pak Vano" Dahi Nanda mengernyit heran, "Ngapain?"

Mr. Dirgantara My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang