12

549 84 0
                                    

Typo bertebaran
Alur gaje


Malam Minggu pun tiba, Jevin telah selesai bersiap-siap dan langsung menghampiri Haikal yang sudah menunggunya di halaman depan.

Mereka berdua akan ke acara teman Jevin, dan untuk kesana Haikal tidak jadi meminjam motor penghuni kosan yang lain.

Ia tetap memakai motor kesayangannya, karena ternyata perbaikannya lebih cepat selesai dari yang dia duga.

"Udah di kunci semua kan Je~ pintu sama jendelanya?" Tanya Haikal memastikan saat melihat anak bapak kosannya itu berjalan ke arahnya.

Bukan karena apa ia bertanya seperti itu, ia hanya takut rumah kosannya itu di bobol maling, saat semua orang sedang pergi.

Ya, walaupun nanti teman kosannya yang lain akan pulang terlebih dulu, sebelum ia dan Jevin, tetap saja Haikal takut. Karena bagaimanapun, meninggalkan rumah dalam keadaan kosong pasti akan menjadi sasaran empuk para pencuri.

"Udah kak!" Jawab Jevin.

Haikal pun mengangguk dan menyuruh Jevin untuk segera naik ke motornya setelah menyerahkan helem pada cowo manis itu.

Dan keduanya pun langsung meluncur ke tempat teman Jevin mengadakan acara.

Selama perjalanan keheningan melanda keduanya, Jevin yang memang sedikit pendiam, memilih untuk tidak bersuara dan hanya menikmati pemandangan sepanjang jalan.

Sementara Haikal, ia diam karena tidak tau ingin mengatakan apa. Dan juga cowo tan itu sedang grogi karena Jevin memeluk pinggangnya.

'sialan dah! perkara cuman di peluk kek gini gue udah grogi parah. Emang ya anaknya pak Dimas ini suka bikin jantung sama perasaan ngga karuan' batin Haikal dengan senyum yang sedari tadi menghiasi wajahnya.

Biar pun sedang grogi, tapi rasa senang karena bisa di peluk sama crush itu masih ada dan tak bisa ia tutupi.

Waktu berlalu dengan singkat, Haikal dan Jevin pun akhirnya tiba di tempat acara.

Setelah memarkir motor, Haikal langsung di gandeng oleh si manis untuk masuk bersama.

Saat tiba di dalam keduanya menjadi pusat perhatian teman-teman Jevin yang hadir di sana.

"Wah Je~, ini pacar kamu? Ganteng banget kenalin ke kita dong!" Seorang cewe cantik berambut pendek menghampiri kedua cowo itu dan memandang kagum sosok Haikal.

Mendengar kata pacar, dua reaksi berbeda muncul di wajah Jevin dan Haikal.

Jevin tersenyum canggung plus malu dengan pipi memerah, sedangkan Haikal ia tersenyum tampan penuh makna.

"Ah, Lia... Kenalin ini kak Chandra, anak kosan ayah, bukan pacar aku, ya kan kak!" Jevin menatap Haikal.

Yang di tatap hanya tersenyum, membuat Lia, si cewe berambut pendek tersenyum menggoda.

"Oh... Bukan pacar ya, tapi kakak kosan yang otewe jadi mantu" cewe itu menaik turunkan alisnya semakin menggoda Jevin.

'Aaminn' Haikal mengamini dalam hati godaan teman Jevin itu.

"Ish... Bukan Lia.. ck udah deh jangan godain aku terus, aku mau ke Yuna dulu, bye!"

Jevin yang malu terus di goda oleh teman sekelasnya itu pun menarik tangan Haikal untuk menemui, temannya Yuna, si tuan acara.

"Je~, pelan-pelan aja narik kakak gantengnya, aku ngga bakal rebut dia kok, hihihihi" Lia terkikik geli melihat tingkah salah primadona sekolahnya itu.

Mendengar itu, pipi Jevin yang sedari tadi memerah karena malu, menjadi semakin merah bak tomat yang siap panen.

Memang dasar si Lia itu, suka sekali menggodanya saat ia bersama seorang cowo lain.

'Lia jelek, awas aja kalau ada PR atau ulangan ngga bakalan aku kasih contekan' batin Jevin kesal.

Ia lalu menoleh pada Haikal yang ada di belakangnya.

Cowo tan itu tersenyum saat menyadari Jevin tengah menatapnya.

'Duh ngga enak banget sama kak Chandra gara-gara si Mak lampir, uh... Ayah Jeje malu'  >^< .

Semoga saja Haikal tak kapok mengantarnya ke acara seperti ini lagi nantinya, pikir Jevin. Ia benar-benar merasa tak enak pada anak kosan ayahnya itu.

~~KPD~~

Makin kesini gue makin kehabisan kata-kata buat cerita ini, dan malah ke banjiran di book lain 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

Kosan Pak Dimas [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang