19. firasat

7.9K 706 42
                                    

Sedihnya yang komen dikit doang:( apa aku jarang up aja ya biar kalian sering sering komen?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedihnya yang komen dikit doang:( apa aku jarang up aja ya biar kalian sering sering komen?

☕︎☕︎☕︎

Jeno selesai kelas pada pukul setengah 4 sore, dan ternyata Jaemin sudah menunggunya di luar. Jeno sedikit terkejut karena hal itu, biasanya Jaemin tidak pernah menunggu Jeno di depan kelas. Jaemin biasa menunggu di kantin kampus, atau di gerbang.

"Kau menungguku?" tanya Jeno pada Jaemin.

"Aku—"

"Jeno! Jaemin!" panggil Haechan dengan nafas yang terengah engah.

Jaemin berdecak malas saat melihat Haechan mengganggunya, semoga saja Haechan tidak menggagalkan rencana Jaemin untuk menggugurkan kandungan Jeno.

"Kalian kenapa? Tumben sekali menjemput ku ke kelas, ada apa?" heran Jeno sembari melihat satu sama lain.

"Tidak ada, kajja pulang!" ajak Haechan sembari menarik tangan Jeno membuat Jeno terseret ikut bersama Haechan meninggalkan Jaemin di belakang.

"Hey, kalian berdua meninggalkanku," Jaemin berujar dengan suara beratnya.

Di dalam perjalanan menuju keluar, Jaemin terus menatap Jeno dengan tatapan misterius nya. Sedangkan Haechan sengaja mencairkan suasana agar Jaemin mau melupakan niat buruknya itu.

"Aku ingin sekali makan di kantin kampus bersama kalian, apakah kalian mau??" tanya Jeno pada Haechan dan juga Jaemin.

"Jeno, lebih baik kita pulang saja. Kau tengah hamil bukan? Kau harus banyak banyak beristirahat—"

"Haechan, biarkan dia makan di kantin kampus. Kasihan jika dia mengidam, takut jika anaknya akan ileran nanti," Jaemin tampak memotong ucapan Haechan.

"Betul apa yang dikatakan oleh Jaemin, ayolah Hae! Kita makan sebentar ndee??"

Haechan berdecak malas, mau tidak mau ia harus mengikuti keinginan Jeno. Tapi Haechan khawatir, khawatir jika Jaemin berbuat macam macam.

Setelah mereka memesan makanan, Jeno terlihat makan dengan lahap. Haechan tersenyum melihat Jeno seperti itu. Setidaknya Jeno merasa senang karena dua temannya itu mau menuruti keinginannya saat ini.

"Huh, aku ingin buang air kecil. Sebentar ya," Jeno berdiri dari duduknya lalu meninggalkan Haechan dan Jaemin yang masih makan.

"Berhenti mengacaukan rencanaku, Lee Haechan!" sentak Jaemin.

"Cukup Jaemin! Sadarkan dirimu, Jeno berhak bahagia. Kau juga.. Lepaskan dia, kau akan bahagia setelahnya Jaemin. Ayo anggap Jeno sebagai temanmu, kasihan dia.. Dia baru saja mendapatkan kebahagiaannya, aku mohon padamu kali ini dengarkan aku ya?" Haechan meraih tangan Jaemin untuk ia genggam.

Jaemin menepis tangan Haechan dengan kasar. "Berisik! Kau siapa berani mengatur ku?!" sentak Jaemin.

Setelah membentak Haechan, Jaemin pun langsung menyusul Jeno ke kamar mandi. Sempat Haechan mengejar Jaemin, namun Jaemin mendorong Haechan hingga Haechan terjatuh dan merasa kesakitan.

[✔] My Idiot Husband | MarkNo 1/2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang