Bel sekolah telah berbunyi. Namun dirinya enggan untuk berangkat dari bangkunya.
"Males pulang ke rumah, nanti mama nyuruh minta maaf sama papa."
Padahal menurut Zin tinju itu keren. Tapi bagi orang tuanya tidak. Ia tau orang tuanya khawatir dan takut ia terluka. Tapi ia kan sudah besar. Kalau luka dikit harusnya gapapa kan?
"Ah, anjing. Bisa main ga lo cil?"
Suara umpatan berasal dari belakangnya mengganggu lamunan Zin. Ia berdiri mengambil tasnya kemudian menoleh ke belakang.
"Masih aja lo main ep ep mana mabar sama bocil lagi. Pulang Han, bel sekolah udah bunyi."
"Oke, tapi lo ikut pulang ke rumah gue."
Zin terdiam sesaat.
"Sinting." ujar Zin lalu berjalan keluar kelas dan meninggalkan Yohan.
Zin hilang arah, lebih tepatnya bingung mau kemana. Zin berdiri tepat di toko AprilMaret sebenarnya Zin lapar untung uangnya ada dan cukup untuk beli onigiri dan air mineral.
Zin masuk ke dalam toko tersebut. Setelah dapat apa yang ia cari. Zin pun ke kasir untuk membayar belanjaannya. Lalu keluar toko tersebut dan duduk di kursi yang ada di depan toko AprilMaret.
Zin menatap langit sore yang begitu cantik. Sambil memakan onigiri pastinya.
"Pengen nginep di rumah Hyungseok tapi gaenak."
Sejujurnya Zin agak iri dengan Hyungseok. Ketika ia menginap di rumah sang sahabat. Ibu Hyungseok sangat baik padanya. Tak lupa ibu Hyungseok mendukung apa yang Hyungseok pilih, tak seperti dirinya. Ia masuk jurusan fashion juga karena disuruh sama papanya sementara mama setuju dengan papa.
"Jadi pengen buat identitas baru dah."
Zin tersenyum masam. Namun seketika ia mengkerutkan keningnya. Lagi dan lagi Zin merasa sedang diperhatikan. Zin menoleh ke segala arah namun tidak menemukan apa-apa.
"Aneh."
Zin jadi merinding. Ia pun memutuskan untuk kembali ke rumah walaupun nantinya akan berhadapan dengan mama yang akan merusak moodnya lagi.
Zin mengetuk pintu rumahnya. Pintu rumah pun terbuka dan menampakkan mama yang sedang menatap Zin dengan tatapan khawatir.
"Kenapa baru pulang Zin? Untung papa kamu belum pulang nak." ujar Mama.
Zin menatap mamanya dengan tatapan datar.
"Emangnya kenapa kalo papa udah pulang?"
"Nanti papa kamu tambah marah. Kamu juga jangan lupa minta maaf nak ke papamu tentang masalah pagi tadi."
"Zin gamau ma."
"Lee Jinsung."
"Apa? Mama selalu gitu, selalu nyuruh aku ngalah sama papa. Emangnya kenapa kalo papa marah? Aku juga marah ma. Aku pengen jadi atlet tinju tapi papa malah ngelarang aku buat ikut tinju. Aku juga udah ngikutin kemauan kalian kan buat masuk jurusan fashion? Tapi kenapa kalian masih ngekang aku? Jangan lupa, aku ini anak mama bukan robot."
"Maaf nak. Mama cuma.."
Zin menatap mama dengan mata yang memerah dan air matanya yang sudah hampir mau menetes.
"Gausah minta maaf terus ma. Aku capek dengernya." ujar Zin kemudian masuk ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I've got my eye on you
Novela JuvenilEntah kenapa Zin selalu merasa bahwa ada yang sedang memperhatikannya.