Bab 13

76 35 15
                                    

┍━━━━━━━━━━┑
Kau tidak akan bisa membedakan
mana orang yang jujur dan
bohong saat masih berdiri
di atas tali.

Terkadang mereka berkata untuk
tetap di atas sana,
tapi sebagian menyuruhmu
terjun turun.
┕━━━━━━━━━━┙

****

Tiga tahun lalu, ada seorang gadis cantik dengan ketiga temannya pergi menonton sirkus.

Awal musim dingin pada tahun itu sangat indah jika harus menjadi hari perayaan kembang api sedangkan menurut tanggal pengorbanan, seharusnya ini sudah hari ketiga sejak perayaan dilaksanakan tepat di hari senin.

Ketika pertama kali datang ke festival malam seluruh hati pasti banyak berjatuhan pada kecantikan gadis bergaun biru yang indah bagai duri, itulah sebabnya sang kekasih amat mendambakan kebahagiaan darinya di bawah lampu pertunjukan.

“Sayangku, bolehkah aku memegang tanganmu?” ucap Damien sambil mengulurkan tangan pada gadis boneka bergaun biru.

“Tentu saja, Sayangku.”

Segala hubungan asmara selalu bermula dari pegangan tangan, kemudian saat pertunjukan sirkus yang menyeramkan, cerita mulai berubah dari pegangan tangan menjadi pelukan erat.

Hanya butuh satu tempat sunyi tanpa ada satu pun manusia bisa ikut campur, itulah waktu yang sangat cocok bagi seorang kekasih saling memadu kasih.

Boneka gadis bergaun biru perlahan meraih dua sisi wajah Damien dengan telapak tangan dingin dan tatapan kosong, mendekatkan diri sambil tersenyum malu-malu, wajah mereka saling berhadapan dan boneka bergaun biru terus mengikis jarak.

“Setelah memadu kasih tiba-tiba saja kutukan dari langit datang, DOR! Mengutuk sepasang kekasih itu dengan hukuman tanpa ampun!” ucap Damien sambil menjauh.

“Hei, kita harusnya berciuman lalu bermesraan, ayo setubuhi aku!” amuk boneka bergaun biru tak terima.

“Maaf Devni, aku masih perjaka.”

“Dasar manusia kuno.”

Sepasang kekasih yang tidak tahu apapun telah mengundang begitu banyak warna hitam untuk datang menyelimuti upacara pengorbanan, orang-orang tamak seperti mereka tentu saja sangat cocok sebagai target utama.

Tepat pada malam berikutnya saat jam berdenting dua belas kali, itulah waktu dimana pemeran utama akan hadir ke atas tanah penuh misteri, semua orang sibuk menonton, seluruh tokoh sampingan akan menantikan pengorbanan berdarah yang sudah disiapkan oleh kelima pemuda altar.

Tanpa sadar Giofani mengepalkan kedua tangan, rahangnya mengeras penuh rasa kesal yang mendidih bak lahar api, kini dia sudah tahu alasan mengapa mereka ada sini, seseorang telah melakukan pelanggaran besar.

“Aku yakin semua tempat memiliki aturan dan larangan. Apakah ada yang tahu?” ucap Damien pada seluruh penonton boneka sekaligus Giofani dan Rachel.

“Pertama, sopan santun!”

“Kedua, jaga tingkah laku!”

“Ketiga, harus beruntung.”

Seluruh boneka di sekeliling mereka menjawab amat lantang kemudian menoleh secara bersamaan ke arah Giofani dan Rachel seakan penuh benci sampai yang di depan kursi ikut memutar kepala hingga wajah pindah segaris dengan punggung.

Tatapan nanar berwarna merah, entah sejak kapan senyum dari masing-masing wajah boneka berubah cemberut.

Mereka berdua tercekat kaget, di atas panggung Damien tersenyum sambil melepas topi pesulap di atas kepalanya, secara ajaib dia mengeluarkan tongkat bisball panjang dari dalam sana.

[TERSEDIA VERSI CETAK] Mother Goose's Circus (feat TXT - Taehyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang