Chapter: 17

431 38 3
                                    

Malam terasa semakin dingin, beberapa kali Build mencoba mengeratkan jaket yang di kenakannya. Dia duduk di salah satu kursi taman, menatap hamparan sungai hitam didepannya, menikmati pemandangan lampu-lampu kota dan kapal yang sesekali lewat. Build menyesap kopi hitam panas yang dibeli nya di kedai seberang jalan. Disampingnya ada tumpukan bungkus snack yang sudah kosong.

Dia meraih ponsel dari dalam saku jaket, dia baru saja mendapatkan pesan dari Apo yang menanyakan keberadaannya. Mungkin Mile sudah pulang, pikirnya. Sebenarnya Beberapa jam yang lalu Mile datang ke apartemen mereka untuk menemui Apo tentu saja. Hal itu sudah menjadi rutinitas Bos nya itu untuk mengunjungi Apo seminggu sekali. Tentu saja Apo yang meminta saat dia bosan untuk pacaran diluar.

Build ingin gila saja jika melihat kemesraan Sahabat dan Bos nya itu saat di apartemen. Jadi hal itulah yang membuat dirinya berada disini sekarang. Dia memutuskan melarikan diri dari Mile dan Apo, menuju taman kota, sendirian.

Sebenarnya Build ingin menelpon Jeff untuk menemaninya, tapi dia berpikir untuk menyendiri adalah pilihan yang tepat. Dia tidak ingin diganggu, hanya ingin sendirian meski saat ini dia merasa kesepian.

Setelah mengirimkan balasan untuk pesan Apo, Build kembali mencomot snack yang kini tinggal setengah, lalu menjilati jari-jarinya yang ditempeli bumbu.

Dia mendengus saat dilihatnya Apo menelpon. Dia tidak ingat sejak kapan Apo menjadi overprotective seperti ini. Sejak kepulangan mereka dari pantai, Apo menjadi sangat cerewet selalu menanyakan kabarnya, bahkan saat mereka di satu tempat yang sama sekalipun. Apo juga seringkali menelpon nya jika dirinya hilang dari pandangan pria itu meski sebentar saja. Build tidak tahu dia harus merasa senang atau kesal.

"Halo, Lo sama siapa disitu?" Build mendengus kala Apo langsung melemparnya dengan pertanyaan.

"Sendirian, Be—"

"Lo yakin sendirian?" Apa-apaan, sejak kapan Apo curiga padanya. "Pulang lo."

"Bentar lagi lah, Po. Gue bosan dirumah terus, lagian lo gue kasih waktu sama Mile malah ga dimanfaatin."

"Waktu apaan, lebay lo. Ngga liat ini udah jam berapa?!"

Build menjauhkan ponsel dari telinganya untuk memastikan jam berapa sekarang. "Baru juga jam 11." Jawab Build santai.

"Baru lo bilang, ini udah hampir tengah malam, Biu. Gue ga mau tau pokoknya lo pulang sekarang, atau lo mau diculik om-om, hah?"

Build terkekeh geli. "Bagus dong kalo gitu."

"Bagus pala lo. Udah, lo kalo ga pulang gue nyusul kesana, ya!" Build langsung mematikan sambungan, dia kesal Apo memperlakukannya seperti anak kecil, padahal dulu Apo terkesan cuek padanya, lalu kenapa sekarang jadi begini.

Build tentu tidak perduli dengan ancaman Apo, dia akan terus disini sampai dia bosan. Dia menyesap minumannya sekali lagi sebelum meletakkan cup kosong itu ke samping tempat duduknya yang kosong.

Samar dia mendengar suara gaduh dari kejauhan, lama-kelamaan suara itu semakin jelas. Suara pertengkaran, tidak terlalu jauh Build melihat dua pria tengah bertengkar kecil. Pria yang lebih besar mencoba untuk mengejar pria yang lebih kecil.

Build terus memperhatikan itu, semakin dekat semakin jelas pandangan dan suaranya. Tunggu, sepertinya Build mengenali dua orang ini.

"Us?!" panggil build ragu, dia takut telah salah memanggil orang.

Pria yang lebih kecil menoleh ke arahnya, sesaat dahinya mengerut. Secara tidak sadar, pertengkaran mereka terhenti. Pria yang menjadi teman bertengkarnya itu juga ikut menatap ke arahnya.

Still Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang