Kembali

103 15 4
                                    


WARNING! SPOILER LOOKISM CHAPTER 430 KE ATAS /kalo nggak salah sih/
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gasp!!!

Tarikan nafas kasar terdengar dari seorang anak yang berusia sekitar 8/9 tahun yang sedang terbaring di kasurnya. Ia duduk dengan tergesa dan melihat sekitarnya dengan panik, mencari tau dan bertanya tanya bagaimana dia bisa ada di sini, di ruangan yang familiar dan tidak familiar baginya, ruangan yang di sebut kamarnya yang ada di tempat dia tinggal dengan seseorang, tempat yang dia sebut rumah, yang tak pernah dia kunjungi barang sebentar pun saat usianya menginjak 16 tahun dan tak pernah bertemu lagi dengan wanita yang dia sebut ibu.

Manik mata hitam itu melihat sekitarnya dengan waspada.

BRAK!!

Suara pintu terbanting terbuka, menampilkan sosok wanita cantik yang wajahnya mirip dengan anak itu.

"ada apa seongeun? Kau baik baik saja? Apa kau bermimpi buruk?" raut khawatir jelas terlihat dari wajah cantiknya saat dia berjalan mendekat ke tempat tidur anak itu yang diketahui bernama seongeun.

"eomma?" seongeun berkata dengan lirih dan memandang ibunya dengan tatapan yang terkesan...erm....sedih?bersalah?menyesal? apalah itu tapi ibunya tidak mengerti
"ya? kenapa sayang?" ibunya menjawab dengan lembut
"tidak" seongeun menjwab dan menunduk, memainkan jari jari kecilnya.

"apa kau kepikiran karena anak anak itu masih mengejekmu karena tidak punya ayah?" tanya ibunya lembut. Ia sudah tau pasti bahwa anaknya ini sangat sensitif soal hal tersebut, tapi dia masih tidak ingin memberi tahu seongeun sebelum waktunya.
"umm" seongeun hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan ibunya meski dia sendiri bingung dengan apa yang terjadi sekarang.

'apa yang terjadi? Kenapa aku bisa berada di sini? Apa aku kembali ke masa lalu?' dengan otaknya yang pintar seongeun langsung bisa mengetahui dia berada di situasi macam apa.
'apa aku harus melalui semua itu lagi? Kenapa harus aku? Ini pasti hanya mimpi' sambil berpikir begitu, dia mengepalkan tangannya dengan hidung merah dan mata yang basah. Melihat itu ibunya pun berkata,
"tidak usah dipikirkan sayang, kau pasti akan tahu siapa ayahmu, hanya saja sekarang belum waktunya." 'ibu tidak ingin kau bertemu dengan "dia" dan merebutmu dariku' ibunya berkata sambil mengusap kepala seongeun dengan lembut.

"tidurlah kembali, ini masih tengah malam. Bukankah besok kau mau pergi bersama ibu?" lanjut ibunya.
"kemana?" seongeun bingung.
"loh, kamu lupa ya? Kita akan belanja bulanan sayang, apa kau tidak jadi ikut?" tanya ibunya dengan lembut.
"tidak kok, aku ikut." dengan cepat seongeun menggeleng. Melihat itu, ibunya tersenyum dan mengusap kepala seongeun.

"kalau begitu tidurlah." setelah mengatakan itu, ibunya berjalan keluar dan menutup pintu. Seongeun menyentuh kepalanya, masih terasa usapan ibunya barusan. Jika semua ini hanya mimpi, kenapa terasa sangat nyata? Apa tuhan menyiksanya karena banyak melakukan kesalahan? Seongeun mencubit dirinya sendiri, sakit. Berarti ini bukan mimpi? Entahlah, seongeun tidak ingin ambil pusing dengan ini ini semua. Dia lalu berbaring, menutup matanya, dan tidur.

Paginya, seongeun terbangun dari tidurnya dengan linglung. Seakan ter sadar, dia melihat sekitarnya lagi untuk memastikan bahwa dia benar benar tidak bermimpi. Melihat semuanya masih seperti tadi malam, dia bersyukur ini semua bukan mimpi.
Kali ini, dia berjanji tidak akan meninggalkan ibunya sendirian lagi. Tidak menjadi anak berandal yang nakal dan selalu pulang malam, dan tidak mendengarkan perkataan ibunya.

Seongeun akui bahwa dia memang bukan orang yang baik, perbedaan nya sangat jauh malahan. Tapi itu tidak menutup fakta kalau dia juga punya hati, buktinya dia mampu mengkhianati ilhae untuk membantu si bodoh itu. Bahkan sampai di tangkap dokter yang pemikiran nya sudah melenceng dan gila.

Entah dia harus merasa beruntung atau tidak, saat dia disuntik sampai pingsan, dia malah terbangun kembali disini. Apa itu artinya dia sudah mati? Memikirkan nya saja dia sudah merinding. Jika dia di sini, bagaimana dengan yang lain? Apa mereka juga sudah mati sepertinya?

Semoga saja si bodoh itu tidak menangis saat mengetahui kalau dia sudah mati. Seongeun terkekeh, dia sudah bisa membayangkan ekspresi bagaimana yang akan terlihat di wajah gimyung. Namun kemudian wajahnya sedikit terdistorisasi lagi, mengingat bahwa kemungkinan terbesar dia bisa kembali ke sini karena disuntik mati oleh dokter gila itu. Jika saat dia bisa melawan, sudah dipastikan dia akan mencekik dokter gila itu sampai ke nafas terakhirnya. Kalau di pikir², wajah muda si dokter gila yang sekilas dia lihat dari choi dongsoo itu agak mirip dengan wajah park hyungseok(kecil).

Mata seongeun membulat. Apa mereka ayah dan anak? Ini mungkin saja karena belum diketahui dengan pasti dan jika teori ini benar adanya, lalu bagaimana dengan dirinya sendiri? Kim gimyung adalah anak dari kim gabryong, choi soojung anak dari shoi dongsoo dan park hyung seok adalah atau bisa jadi merupakan anak dari park/lee jinyuong. Semua gen 0 kecuali Lee Dogyu sepertinya punya anak semua. Lalu masih ada perkiraannya tentang anak haram dari kim gabryong yang berada di meksiko, kenapa sebelah tangan choi dongsoo tidak ada, dan siapa ayah dia(seo) yang sebenarnya. Seo memijat pelipisnya. dia rasa jika terus dipirkan lebih lanjut, kepalanya akan pecah. Jadi, tinggalkan ini untuk di pikirkan perlahan nanti. Sekarang dia harus bisa memikirkan cara menghindari sesuatu yang berbahaya dan mengancam nya di masa depan, tapi bagaimana? Bertarung dan berkelahi adalah hobi nya saat tidak ada sesuatu yang bisa dia lakukan. Hah.... Ini akan sulit.

"seongeun sayang, kau sudah bangun?" terdengar suara ibunya dari luar pintu.
"sudah bu!" jawabnya dengan cepat.
"kalau begitu cepatlah mandi dan ganti baju, setelah itu sarapan"
"baik" seongeun turun dari kasurnya, masuk ke kamar mandi, mengganti pakaian, dan menuju ke bawah untuk sarapan.

Setelah sampai, ia melihat ibunya duduk di meja makan menunggunya. Seo mendekat dan menarik kursi di depan ibunya karena kursinya memang hanya ada dua dan berhadapan. Sarapan mereka di isi dengan keheningan, mereka makan dengan cepat. Setelah selesai, Ibu seongeun membersihkan sisa peralatan makan mereka dan mencucinya sampai bersih dan menyimpannya kembali ke tempat nya.

Seo hanya diam menatap, dia hanya tersadar saat ibunya memanggilnya. Menyentakkannya dari lamunan yang tiada guna.

Setelah itu, seongeun mengikuti ibunya keluar belanja bulanan. Di sepanjang jalan, seo hanya diam.

Saat melihat pasangan ayah dan anak yang sedang bermain bersama, seo menunduk dengan sedih. Dia juga berharap bisa seperti itu dengan ayahnya.

Melihatnya seperti itu, ibunya menarik pelan tangan seo yang ada di genggamannya untuk mengalih kan perhatian seo dan tersenyum padanya. Seo balas tersenyum dan mengeratkan pegangan tangan pada ibunya, tidak ada yang berbicara di antara keduanya. Hanya kesunyian yang nyaman.

[]

TBC

A Second Chance LOOKISM Time Travel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang