40. Jalan keluar yang lain

3.1K 210 11
                                    

40

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. Jalan keluar yang lain


Dion sempat bertanya-tanya apakah manusia yang terlalu kecil, atau justru memang dunia yang terlalu besar untuk dapat dilawan?

Dion dulu terlalu berkutat pada ketakutannya terhadap skenario yang ia susun sendiri. Ia sudah membayangkan hal-hal terburuk. Tapi lupa bahwa sebenarnya apa yang terjadi tidak seburuk skenario di kepalanya. 

Lalu kemarin, hari dimana ia pertama kali melawan ketakutannya dan memberanikan diri bertanya pada orangtuanya tentang apa yang sebenarnya terjadi seolah membuktikan bahwa sebenarnya ia masih mampu melawan dunia. Bahwa semuanya tidak seburuk skenario yang terpatri di pikirannya. 

Maka hari ini, tiga hari berlalu sejak kejadian malam minggu, gado-gado team yang berisikan Aji, Bella, Tania, dan Clara kembali berkumpul di rumah Clara sesuai instruksi Dion. Lalu ketika Dion datang sepuluh menit lebih lambat, Aji tahu bahwa semuanya akan berjalan lebih baik dari pada  sebelumnya. Senyum lebar yang terpasang di wajah Dion artinya adalah berita bahagia.

Setelah mendengar tentang apa yang terjadi pada Bella malam itu, mereka semua sepakat bahwa harapan itu memang masih ada. Mendapat kesimpulan yang sama yaitu Chia masih peduli pada Bella membuat mereka menarik napas lega. Satu berita menggembirakan lagi yang membuat senyum Dion semakin lebar. Termasuk Aji tentunya. Kebahagiaan Bella maka juga berarti kebahagiaan untuk dirinya. 

"Nanti gue ceritain soal apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang bantu gue cari tau gimana caranya biar gue bisa ngobrol sama mamanya Chia," ujar Dion penuh semangat. Matanya lebih hidup daripada yang sebelumnya.

Namun, Tania dan Clara langsung menghela napas bersamaan begitu mendengar kalimat Dion. Raut wajah yang ceria tadi langsung hilang. 

"Kenapa?" tanya Aji, Bella, dan Dion serempak.

"Nyokapnya Chia sibuk banget. Kayaknya lebih sering di luar negeri ketimbang di indo," jelas Tania. "Nyokap gue aja susah banget kalo mau bikin janji sama nyokapnya Chia." 

Lalu semua kembali terasa buntu. Semuanya menghela napas secara bersamaan. Di saat rasanya semakin dekat dengan jalan keluar, ternyata itu hanyalah jalan buntu yang lain. 

Clara tampak berpikir keras. Ia lalu bangkit untuk ke dapur mengambil minuman dan makanan untuk teman-temannya demi menjernihkan pikiran. Lalu baru beberapa langkah dan belum sempat turun tangga, ia segera berlari masuk ke dalam kamar dengan penuh semangat. 

"Kayaknya, gue bisa bantu tanya ke nyokap gue buat nyari tau schedule nyokapnya Chia dulu!" ujarnya sumringah. "Tapi... kalo emang nyokapnya lagi di luar negeri kita gak bisa ngapa-ngapain."

Semuanya saling memandang. "Menurut gue gak ada salahnya buat dicoba, Clar," ujar Dion. 

Clara langsung mengambil ponselnya dan menekan ikon berbentuk gagang telepon untuk memanggil mamanya. 

BAD APPLE [21+]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang