Bab 1. Menangkap Mangsa

7 0 0
                                    

BRAKK

"Tu-tuan, mohon anda tenang" tubuhnya bergetar hebat mendapat amukan dari atasannya. Mati-matian ia mengeluarkan suara untuk menenangkan tuannya, namun yang di dapat malah suara pecahan kaca serta triakan membabi buta dari si tuan.

Kim Siwon mengamuk hebat mendengar laporan salah satu anak buah kepercayaan nya mengenai istrinya yang kembali mengalami koma. Kedua tangan yang semula di sangga pada meja sebagai tumpuan kini beralih memijat pelipis nya.

"Siapkan penerbangan ke korea sekarang!" Seruannya mengejutkan pria bawahannya. Dengan kepala masih menunduk si pria mengiyakan perintah sang tuan. Mempercepat langkahnya keluar ruangan setelah sebelumnya meminta izin untuk undur diri guna menjalankan perintah.
Mendengar suara pintu di tutup, Siwon mendudukkan tubuhnya lagi.

"Ada apa lagi ini?"

"Apa yang mereka lakukan kali ini?" Siwon menghela napas. Jarinya menekan kontak seseorang untuk menghubunginya.

"Hallo appa"

"Jongin! Apa yang kau lakukan ha?" Dia membentak marah.

Untuk beberapa saat orang itu terdiam. "Ma-maksud appa?"

"Apa kau tahu kondisi eomma mu di rumah?"

"A-"

"Eomma mu hampir mati! Cepat serahkan gadis-gadis itu padanya!"

"Baik appa"

Setelah memutus sambungan telepon, Siwon melempar ponselnya ke sembarang arah.

"ARGGH" Teriakan menggema di seluruh ruangan. Mengusap wajah cepat, dia menyandarkan dirinya.

"Maaf kan aku... ini semua salahku... maaf kan aku... maaf kan..." suaranya lirih, ikut merasa hancur.

Selanjutnya ruangan dingin itu di dominasi suara isakan dan gumaman minta maaf berulang kali..Suara riuh dan lalu-lalang siswa mengisi gedung salah satu sekolah elit di Seoul. Seperti hari-hari sebelumnya, taman luas di tengah sekolah selalu menjadi tempat favorite para siswa di jam istirahat.

Seorang pemuda bertubuh tegap dengan kulit coklat yang tidak membuat ketampanan nya berkurang barang sedikitpun, rambutnya yang sehitam arang di tata dengan rapih keatas, menambah kesan maskulin idaman kaum hawa.

Kaki panjang nya di langkahkan bagai membelah kerumunan manusia yang segera menepi memberi jalan kala melihat pesonanya. Dirinya tak terusik sedikitpun dengan tatapan-tatapan kagum atau bisikan-bisikan dari siswi maupun siswa di sekitarnya.

Tangan kanan nya di selipkan kesaku abu-abu celananya, berjalan dengan santai dengan mengumbar seringai tipis serta sesekali kedipan nakal kearah siswa perempuan yang semakin histeris.

"Dia melihat kearah ku!"

"Lihat senyuman nya!"

"Dia mengedip ke arah ku!"

"Kai! Nikahi aku!"

Kai atau Kim Jongin putra ke dua dari pengusaha nomor satu di Korea Selatan. Cerdas dalam akademis sehingga menduduki bangku kelas sebelas sebagai ganti kelas sepuluh. Pesonanya memang tidak perlu di ragukan lagi, membuat siapa saja bertekuk lutut padanya, sehingga banyak kaum laki-laki yang iri dan ingin menjadi seperti dirinya.

Tapi tidak dengan Jongin. Dia benci dirinya, bahkan dia jijik pada dirinya sendiri. Hidupnya hanya melulu tentang membunuh dan mengorbankan nyawa orang lain. Tiap harinya mebawa gadis-gadis kerumah yang kemudian berakhir tewas.

Tapi apa ada pilihan lain? Bahkan eommanya sekarat sekarang. Dia harus mengorbankan mereka.

Jongin tertawa dalam hati menertawakan kebodohan mereka karna tertipu dengan topeng yang di kenakannya. Kepalanya di tolehkan mencari wajah-wajah untuk di jadikan target berikutnya, tidak menyadari sosok gadis manis yang berlari dari arah berlawanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang