1910, Columbus Ohio
Seorang gadis berumur 13 tahun berlari mengejar kakaknya halaman belakang rumahnya sambil membawa bunga yang ia petik di taman.
"Esme, jangan lari!" Teriak gadis itu sambil terus mengejar kakaknya yang bernama Esme masuk ke hutan.
Esme yang diteriaki hanya menoleh kebelakang dan terus berlari. Jika bukan karena ia tidak mengerjai adiknya tidak mungkin ia dikejar seperti ini.
"Oh ayolah, aku hanya bercanda. Eve!" Jawab Esme sambil berteriak.
Eve atau Evelyn, gadis yang mengejar Esme. Evelyn dan Esme hanya berbeda dua tahun. Dengan rambut hitam panjang bergelombang dan wajahnya yang hampir mirip dengan Esme membuat orang yang baru melihat mereka akan menganggap mereka adalah kembar.
Evelyn berhenti sebentar guna mengatur nafasnya. Ia dan Esme sudah masuk kedalam hutan. Ia melihat kebelakang dan sudah jauh dari rumah. Saat ia menatap kedepan lagi, Esme sudah menghilang. Ia menatap sekitar.
"Esme!!" Teriaknya memanggil kakaknya tapi tidak ada sahutan. Lantas ia memanggil lagi tapi sama. Karena tidak ada sahutan ia kembali berjalan untuk mencari kakaknya.
Sudah hampir setengah jam ia mencari kakaknya dan nihil ia kehilangan jejak kakaknya. Ia lelah dan haus. Semakin ia berjalan, hutannya semakin gelap.
"Esme!! Dimana kau?" Panggilnya lagi.
Dia tersesat dan ketakutan. Ia tidak seperti Esme yang tau dimana jalan keluar dari hutan ini. Ia jarang bermain di hutan bersama ayahnya. Hanya beberapakali, hanya dua kali dan itu tidak sejauh saat ini.
Suara ranting pohon dibelakangnya membuatnya berbalik, berpikir itu pasti Esme. Tapi ternyata bukan. Sesosok wanita berambut pirang berdiri dibelakangnya. Menatapnya datar kearahnya.
"Siapa kau?"tanya Evelyn kepada wanita itu. Bukannya menjawab, wanita itu malah mendekat kearahnya.
"Apa yang kau lakukan, siapa kau?" Ucap Evelyn sambil ketakutan.
Tiba-tiba wanita itu terjatuh sambil mengeluarkan suara kesakitan. Membuat Evelyn langsung berlari mendekat. Ia berjongkok mensejajarkan tubuhnya pada wanita itu.
"Apa kau tidak apa-apa? Apakah kau terluka?" Tanya Evelyn saat wanita itu kembali menatapnya.
"Maafkan aku nak, tapi aku harus melakukan ini" ucap wanita itu membuat Evelyn bingung.
"Maaf? Apa yang kau per-" sebelum Evelyn sempat melanjutkan perkataannya. Wanita itu langsung menyerangnya. Memegang tangan dan kepalanya.
"Aku harus melakukan ini untuk menyelamatkan dunia dari mereka yang haus darah" ucap wanita itu saat sulur putih keluar dari tangannya dan merambat ke tubuhnya. Saat itulah ia merasakan sakit yang luar biasa menyerang tubuhnya. Ia sontak berteriak kencang dan memberontak tapi ada sesuatu yang mengikatnya, membuatnya tidak bisa bergerak.
Wanita itu hanya terus mengatakan maaf sambil terus mencengkram tangan dan kepalanya. Mata wanita itu juga berubah menjadi putih.
Kesadarannya pun mengulang secara perlahan saat ia sudah tidak kuat dengan rasa sakit itu. Dan terakhir yang ia dengar adalah....
"Tolong maafkan aku. Aku harus melakukan ini"
----
Ia merasakan tubuhnya digendong oleh seseorang dan ada banyak suara tapi samar samar saat orang yang menggendong nya terus berjalan.
Ia membuka matanya untuk melihat ayahnya yang menatapnya khawatir.
"Hey, apakah kau baik-baik saja? Kami langsung bergegas mencarimu saat kakakmu bilang kau hilang dan kami mendengar jeritanmu Disana" ucap ayahnya.
"Aku baik-baik saja ayah"jawab Evelyn lemas.
"Biarkan ia beristirahat dulu, ia pasti kelelahan" ucap teman ayahnya.
"Baiklah, istirahatlah Eve, kita hampir sampai" dan ia pun memejamkan matanya.
Sejak saat itu kehidupannya pun berubah dan ia tidak bisa mengontrolnya.
----
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL [Carlisle Cullen]. Rewrite. SLOW UPDATE
RomansaSesuatu mengubahnya saat dihutan dan itu mengubahnya, mengubah semua kehidupannya. Ia tidak akan berubah, ia berhenti menua. Ia mencoba menjalani hidupnya dan menunjukan seseorang yang seperti dirinya. Mencoba membuka dirinya dari kesendirian dan me...