Dua-2

22 5 0
                                    

SISTER

Sinar matahari bersinar terang dengan semilir angin sejuk seiring jarum jam menunjukkan pukul 9.05 pagi.

Selina keluar dari kamar berpakaian rapi.

Puff sleeve top berwarna biru langit, high waist jeans, hand bag senada rupa awan, serta make up natural andalan yang mempercantik dirinya.

Tangannya menenteng sepasang sepatu canvas berwarna cream gradasi pastel miliknya. Dia mendudukkan diri di sofa untuk memakai sepatu.

Namun perhatiannya teralihkan saat netranya menangkap makhluk menggemaskan tengah berjemur di teras balkon. Tawa kecil meluncur dari bibirnya.

"Enak ya, By?"

Pertanyaannya hanya dibalas dengkuran lirih dari peliharaannya, membuat Selina kembali tertawa.

Setelah selesai mengenakan sepatu, dia mengambil tali dan harness lalu berjalan ke arah anabulnya.

"Kalo cuaca bagus gini, enaknya ngapain ya, By?"

Mendengar suara sang pemilik, matanya perlahan terbuka dan seketika tubuh besarnya bangkit. Ekornya bergerak girang, tau kalau sang pemilik akan mengajaknya jalan-jalan, hal yang sangat disukainya.

Selina terkekeh. Jarinya mengusak bulu lembut nan harum Abby sebelum mengecup pangkal hidung si anabul.

"Pake dulu ya sebelum turun."

"Guk!"

Tidak memakan waktu lama, Selina sudah selesai memakaikannya dan bersiap turun.

Sampai di basement, dia berjalan ke arah mobilnya yang berjarak tak jauh dari lift. Mendudukkan Abby di kursi sebelahnya dan menata sedikit barang-barang.

"Kita ke taman!"

"Guk! Guk!"

Jarum pendek mengarah ke angka 11.45 ketika Selina dan Abby sampai di studio tari tempatnya bekerja.

Seperti biasa, anjing golden retriever miliknya banyak menarik perhatian orang-orang dengan tingkah menggemaskannya. Bahkan ada balita yang tergelak karena tingkah lakunya saat di taman tadi.

"Lain kali ke taman lagi bareng Aljen, ya?"

"Guk!"

Selina tersenyum, mengusap kepala Abby dengan gemas.

"Byby! Aduh, gemes banget sih~"

Dari balik meja resepsionis, muncul seorang perempuan bersurai pirang yang segera menghampiri Selina dan Abby.

Bibirnya digigit, menahan gemas kala melihat ekspresi senang yang ditunjukkan si anabul saat dia mengusak sisi wajahnya. "Uhh, kangen nih aku satu hari ga ketemu~"

Perempuan dengan paras cantik itu mendongak, seulas senyum terukir. "Siang, Mbak Sel. Udah ditungguin Mas Kaisar di ruang rapat." ujarnya.

Selina mengangguk. Ia berjongkok, menggelitik leher Abby, membuat anabul itu mendengkur nikmat.

"Abby mau main sama Tante Mima dulu?"

"Guk!"

"Ya udah, Mbak tinggal ya. Seperti biasa, ga boleh nakal oke?"

"Guk! Guk!"

Wanita itu tersenyum gemas. Ia bangkit dan pamit kepada Mima, resepsionis studio tari tempatnya bekerja.

Selina adalah seorang instruktur dance sekaligus profesional dancer yang sudah terkenal di kalangan penari modern dan sekitarnya.

Orang-orang mengenalnya dengan julukan Ratu Dance. Nama yang sudah melekat pada dirinya sejak ia berada di bangku SMA. Tak pernah bergeser ataupun dilekatkan pada orang lain. Hanya dirinya.

𝐁𝐥𝐮𝐞𝐭𝐡 [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang