Keywords : Alvin, backstage, flowers, second home.
17 Januari 2023 - Behind The Stage
"Val"
"Hei... again?" ujar Valerie, melihat bunga yang ada di tangan Alvin.
"Bener" , kata Alvin, tebakan Valerie akan siapa yang mengirim bunga tersebut ternyata benar.
Tentu saja bunga tersebut dari Alvin sendiri
(Kalian berharap dari siapa? Edmund?) wkwkwk -Author
"Congrats, buat panggung ke 9999++ nya"
"Kebanyakan. Anw, thanks Vin. Jadi... kali ini bunga apa?"
"As you can see, bunga matahari"
"Loyalitas/kesetiaan?" ujar Valerie lalu diam sejenak, kemudian Alvin mengangguk.
"Terhadap apa nih?" tanya Valerie.
"Terhadap..." ujar Alvin sambil berfikir keras, "Karir mu yang sekarang"
Alvin. Memberi bunga yang berbeda di setiap panggung Valerie sudah menjadi kebiasaan untuknya. Saat ini, dia yang selalu ada di sisi Valerie. Tapi sebenarnya, Alvin memberikan bunga tersebut tanpa memikirkan kenapa dan apa maknanya, dia mah taunya bunga itu bagus aja. Sangat bagus untuk diberikan kepada Valerie.
Pokoknya bagus. ya dibeli.
"Vin, inget gak? waktu itu kamu pernah kasih bunga krisan putih ke aku"
Alvin tertawa kecil seraya berkata "Makanya sekarang, sering buka google dulu, anggep bunga krisan waktu itu maknanya kesucian aja"
"Sip deh, si paling google, sebenarnya aku tuh takut aja kamu juga pernah ngasi bunga krisan putih ke gebetanmu"
"...." Alvin terdiam, melirik Valerie memberi isyarat seolah-olah dia pernah melakukannya
"Vin, engga pernah kan?? itu bunga belasungkawa...", namun Alvin tetap diam, lalu ia tertawa kecil.
"ih bener-bener, temen siapa si?" Ujar Valerie heran.
Obrolan mereka terputus karena Alvin harus menerima telfon dari seseorang, ia sampai keluar ruangan dan meninggalkan Valerie sendirian. Disamping itu, Valerie mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan melihat sebuah bouquet bunga di sana pada sebuah meja panjang berwarna hitam yang jaraknya tak jauh dari tempat duduk Valerie. Diraihnya dalam sekali genggam dan...
Pada karangan bunga tersebut terdapat kartu ucapan yang di dalamnya tertulis:
To: Valerie
"Blooming as always. and that's how the season change" -ED
Tersenyum mendapatkan kabar dari sosok yang telah lama hilang entah kemana, sambil berkata "ah, masih hidup dia rupanya."
"Val" panggil Alvin yang muncul tiba-tiba dan masih di ambang pintu.
"hm? kenapa?"
"Ayo pulang, disuruh abang" ajak Alvin,
"Yuk, bentar deh, kamu sekarang udah beralih profesi kah jadi supir pribadi? kenapa abangku nyuruh kamu terus sih? padahal aku bisa pulang sendiri"
"Itu namanya bukan nyuruh, tapi minta tolong"
"Minta tolong terus-terus an? itu namanya tuman"
"Lagian, kalo disuruh nganter kamu sampai arab saudi terus ketemu Oscar De La Hoya aku juga mau kok"
"Lah, Oscar De La Hoya siapa?"
"Ngga tau sih, udah ayo pulang" ujar Alvin lalu menggenggam tangan Valerie.
"Bentar." Alvin berhenti sejenak, "baru sadar ada 2 bouquet, satunya dari siapa Val?"
"Dari orang yang selalu lihat aku tapi aku ngga pernah tau wujudnya seperti apa" Ujar Valerie sedikit kesal.
"Hantu?" tanya Alvin.
"Bisa dibilang gitu"
Sepanjang perjalan pulang, seperti biasa, selalu tenang dan terkadang mereka mendebatkan banyak hal yang entah penting atau tidak, alasannya biar nggak sepi aja. Terkadang juga Valerie tertidur saking macetnya ibu kota Jakarta. Perjalanan yang seharusnya bisa ditempuh dalam 10 menit, bisa sampai 1 jam rasanya hanya karena macet di salah satu titik.
"Lagi mikirin apa? tumben ga ketiduran" tanya Alvin ketika mereka sampai di depan pagar rumah Valerie.
"ngga mikirin apa-apa sih" jawab Valerie, lalu Alvin menatap Valerie, mengisyaratkan bahwa ia tau, Valerie sedang mencoba menipu.
"Bouquet bunga tadi?" tebak Alvin. dengan tepat. sangat tepat.
"emang kenapa? bunga mataharinya bagus" ujar Valerie, enggan membicarakannya lebih dalam.
"Come on, you know what i mean, Val. It's ok if you don't wanna talk about it" ujar Alvin
"Sorry. Karena ngga ada yg bisa dibicarakan juga sih, Vin. kamu juga udah tau cerita keseluruhannya bukan?"
"Bener. Sekarang, masuk gih ke rumah"
"Ngusir?"
"Iya. ngusir. Kamu butuh istirahat"
"Pengertian, atau kamu ada agenda lain sama gebetan?"
"Mungkin. See you, Val"
"See you."
'Bingung, kenapa suka sama temen sendiri itu rawan banget ya? Nyaman banget rasanya denganmu, Vin. Tapi kalau aku ditanya ingin lebih dari itu atau engga, aku masih belum tau mau jawab apa.' Fikir Valerie seraya berjalan menuju kamarnya yang bisa dibilang rapi dan indah. Valerie tidak sempat untuk membuat kamarnya berantakan. Memindahkan bunga dari kedua bouquet tersebut ke dalam 1 vas bunga yang sama sambil berucap...
"Ed, jika memang itu keputusanmu, untuk hanya melihat, mendukung serta melindungiku dari jauh. Aku tidak bisa melakukan apapun selain memberikan yang terbaik pada setiap panggung yang ku pijaki. Aku berterimakasih padamu, dan semua yang mendukungku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unknown (Na Jaemin x Kim Minju)
RomanceAngin pukul 3 pagi terdengar riuhnya. Aku terjaga dari tidur yang sudah seharusnya dimulai sejak 2 jam yang lalu. Salah satu dari angin itu berbisik seolah mengabarkanku akan kedatanganmu. Sudah lelah aku menunggu. Sudah lelah aku berangan-angan ten...