sembilan

7 0 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir Shenna diberi kesempatan, ia menatap kikuk kearah Dodit yang menyoroti nya dengan sangat tajam dari meja makan.

Saat ini Rhea, Shenna, El dan Ola duduk di ruang tamu rumah El, mereka menonton televisi tanpa melakukan interaksi. Seperti yang kita tahu, kini Shenna disuguhi badai ketidakmampuan dan serasa akan pasrah saja.

Sampai ketika Ola meringis merasakan sakit di tangannya, "masih sakit ya?" Tanya Rhea sembari melihat luka ditubuh Ola.

Ola menggeleng sembari menatap Shenna yang duduk diseberangnya. "Daripada mikirin nasib gue, gue lebih takut sama nasib Shenna." Katanya sedikit ngos-ngosan.

Shenna tersentak dan seketika terdiam, mencerna maksud dari perkataan Ola agar tidak salah paham.

"Lo jangan khawatir, gue baik-baik aja kok." Shenna berusaha tersenyum padahal pikirannya menangis.

El tersenyum ramang, terlihat sekali jika Shenna masih menyimpan rasa takut dan was-was.

"Gue gak yakin." Tiba-tiba suara Ola memberat.

Ditengah perbincangan itu tiba-tiba berita di televisi menyentakkan mereka semua. Terlihat di layar kaca wajah yang tidak asing sedang melakukan konferensi.

"Untuk apa yang terjadi pada malam itu, saya sangat menyayangkannya, ada banyak hal yang ingin saya tanyakan kepada Shenna, saya juga ingin mendengar cerita versinya, bukan cerita yang tengah beredar sekarang..."

Mata Shenna langsung terbuka lebar, mulutnya pun sedikit menganga. Semua orang di ruang tamu menatap Shenna dengan terheran-heran, terlebih lagi Dodit yang langsung berlari ke ruang tamu begitu mendengar berita eksklusif di layar kaca.

Sementara gadis itu mengunci pandangan kearah Naga yang ada di layar kaca dan dalam sekejap dirinya merasa tenang.

"Shenna orangnya cukup tertutup, lebih tepatnya memang dipaksa untuk tidak terlihat sepanjang saat, karena ayahnya kerap melakukan kekerasan baik verbal maupun fisik kepadanya dan Melissa, kakaknya. Saya yakin hal itulah yang melatarbelakangi hal ini terjadi."

Penjelasan Naga membuat Shenna jadi sedikit lega, karena apa yang ia sampaikan memang benar adanya.

"Lo kenal dia?" Tanya Rhea tiba-tiba.

Shenna mengangguk dan seketika menangis. "Baru kali ini gue merasa terlindungi lagi setelah Melissa gak ada." Ia menyeka air matanya yang tumpah.

"Kepada Shenna, gue harap lo lihat siaran langsung ini, pulanglah, gue cemas sama keadaan lo, gue pengen memastikan keadaan lo baik-baik aja, setelahnya pasti akan dilalui dengan baik."

Pernyataan terakhir itu membuat Shenna mendadak terdiam, ingin rasanya memeluk Naga sekarang juga dan berterimakasih atas apa yang telah ia katakan.

Melihat apa yang terjadi, El langsung berkata, "cukup menarik ya apa yang diucapkan pacar lo tadi."

"Dia bukan pacar gue, kita baru aja ketemu sehari, gue juga sedikit bingung gimana bisa dia mau bela gue gitu." Jelas Shenna sedikit sarkas.

El menebak, "Bisa banyak faktor sih, siapa tau dia beneran suka atau cinta sama lo, atau bisa juga karena dia pengen lo gak kabur dan memperburuk hukuman lo di pengadilan nanti."

"Kalo menurut gue sih bisa jadi keduanya," sahut Rhea tiba-tiba.

Ola ikutan, "iya! Dari intonasi dan perkataan tadi kayak menggambarkan harapan pengen ketemu lo."

Perbincangan yang singkat tadi langsung terhenti, mereka berempat sama-sama melirik Dodit yang dari tadi manggut-manggut menimbang segala kata yang keluar dari mulut Naga.

R.O.S.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang