Mimpi (3)

17.4K 1.3K 20
                                    


anyeonggg, aku balik dgn cepat wkwk, dan ini isinya banyak loh ya, hampir 2000-an lebih kata. ENJOYYYYYYY

.

.

.

.


@@@@@@@

Karena Natasya masih berada di Jakarta, tentu saja Ezra akan meluangkan waktunya sebisa mungkin untuk gadis itu.

Seperti halnya siang ini, ia lagi-lagi menyetujui permintaan sang kekasih untuk makan disalah satu restoran favorit gadis itu.

Ada sekelebat rasa bersalah untuk Giana ketika dirinya bersama Natasya. Namun rasa itu segera ia tepis mengingat pernikahannya dengan Giana pun tidak seperti pernikahan pada umumnya.

"kamu mau makan apa?" Natasnya menyentak lamunan pria itu.

"samain aja" ujar Ezra singkat.

Pria itu kemudian melihat ponselnya ketika ada notifikasi masuk.

Rupanya pesan dari Giana, dan melihat isi pesan gadis itu yang mengingatkannya agar tidak terlambat makan membuat hatinya berdenyut ngilu. ia tidak tenang karena perasaan bersalah yang kian membesar.

"oh ya, aku ngajakin Citra juga, dia dari kemarin ngomel terus karena belum juga ketemu"

Ezra hanya mengangguk saja, pikirannya sudah terlanjur pecah. Pria itu terus saja menatap ponsel yang ada digenggamannya.

"Ezra?" panggil Natasya yang menyadari keresahan pria itu.

"hm?"

"ada masalah?" tanya Natasya.

"Cuma masalah kerjaan" bohong Ezra, dia yakin sekarang dirinya sudah menjelma menjadi pembohong ulung, terutama bagi Giana.

"Kak Tasyaaaaaa" pekik Citra dari jauh membuat mereka berdua mengalihkan fokus.

Adik dari Ezra itu berlari kecil menghampiri meja keduanya dengan senyuman girang.

Setelah sampai, Citra tentu saja langsung berpelukan dengan Natasya untuk melepas rindunya.

"kangen banget tau sama kakak" ujar Citra setelah melepas pelukannya.

"kakak harusnya ke rumah taukkk, mama pasti seneng banget kalo kakak dateng" ujar Citra lagi yang ditanggapi dengan kekehan oleh Natasya.

"belum sempet Cit, ini aja masih banyak temen-temenku yang protes karena belum ketemu"

"huh, pasti dikekepin mulu sama abang ya, makanya gak ada waktu buat yang lain" goda Citra melirik bergantian antara Natasnya juga sang kakak.

"mana ada, justru cuma waktu istirahatnya ini aku manfaatin buat sama dia nih" balas Natasya sembari melirik sebal pada Ezra.

Citra lalu menggenggam erat tangan Natasya dan menatap penuh prihatin.

"yang sabar ya kak, aku yakin secepatnya tuhan akan menyatukan kakak sama abang" ujar Citra tulus membuat Natasya tersenyum kaku.

Dirinya dan Ezra saat ini memang seperti roda yang berhenti berputar, stuck disatu tempat dan entah kapan akan melaju kembali.

Kadang kala dirinya merasa ini adalah karma atas apa yang ia dan Ezra lakukan. Namun semangat dari teman-temannya juga keluarga pria itu membuatnya mengindahkan pemikiran itu.

"dan si Giana itu akan terbangun dari tidur indahnya, mudah-mudahan sih gak balik ke sifat aslinya. Karena harusnya sih setelah itu dia sadar kalo dia adalah perusak kebahagiaan orang"

My Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang