65. Bukti

1K 146 48
                                    


*** PUBLISH ULANG SEMENTARA ***


***

"Maksud lo apa, Sat? Kenapa lo bisa sebut anak ini anaknya Aryan?"

Tara menatap Satya dengan tatapan terlukanya, ia sungguh tak menyangka jika Satya akan menolaknya, terlebih dengan cara seperti ini.

Bukankah mengatakan jika anaknya adalah anak pria lain itu sungguh melukai hati Tara?

Mendengar pertanyaan itu membuat Satya kian mengeraskan wajahnya, kemarahannya terlihat kian menjadi dan ia sungguh muak melihat Tara yang masih pura-pura polos.

"Lo pasti tahu maksud gue dan seharusnya lo minta pertanggungjawaban Aryan, bukan gu—"

"ANAK INI ANAK LO!" sela Tara dengan nada suaranya yang meninggi.

Tara masih tak bisa mempercayai apa yang tengah terjadi saat ini namun ia tahu jika ia tidak menegaskan itu, Satya mungkin tak akan percaya dengan apa yang ia katakan.

"Gue gak ngerti kenapa lo bisa sebut anak ini anaknya Aryan, tapi satu yang harus lo tahu, ini anak lo, Satya. Anak kita, bukan anak laki-laki lain!"

Tara tak datang ke sana untuk diperlakukan seperti ini, ia sungguh tak tahu apa yang terjadi hingga Satya tiba-tiba berubah dan menuduhnya melakukan hal yang tidak-tidak seperti ini namun satu yang ia tahu, Satya ternyata sengaja menghindarinya dan membuatnya kebingungan juga khawatir setengah mati.

"Lo kenapa sih, Sat? Ada apa? Gue gak ngerti kenapa lo tiba-tiba kayak gini?" cerca Tara dengan air matanya yang luruh kian deras.

"Gue bikin kesalahan fatal apa, Sat? Gue bener-bener gak ngerti apa yang lo maksud, tolong kasih tahu gue apa yang salah, Satya?"

Satya tertegun melihat tangis Tara yang kian menjadi di depannya itu. Satya terus menatap Tara dengan tatapan datar sampai tiba-tiba ia menepis tangan Tara dan memperlihatkan raut yang berbeda dari yang sebelumnya ia perlihatkan.

"Sat—"

"Seharusnya gue yang tanya sama lo, Tara ... Apa salah gue sampai lo lukain gue sampai sedalam ini? Gue udah kasih apa yang lo mau dan siap untuk kasih segalanya buat lo tapi lo ... kenapa lo khianatin gue, Tara?!"

Satya menahan teriakannya yang hampir lolos saat menungkapkan isi hatinya, tatapan mata Satya mulai bergetar menunjukkan kesedihan, kekecewaan dan kemarahannya yang bercampur menjadi satu namun lagi-lagi Tara terlihat tak mengerti dengan apa yang ia katakan dan itu membuat Satya semakin murka.

"Sebaiknya lo pergi sebelum gue panggil security buat usir lo dari sini," ujar Satya yang merasa pembicaraan itu tak akan menemukan ujung yang jelas jika Tara masih terus berpura-pura seperti itu.

Tara masih mencoba mencerna perkataan Satya yang mengatakan jika ia mengkhianati pria itu, Tara tak mengerti dan ia baru saja hendak menyuarakan ketidaktahuannya saat Satya tiba-tiba berbalik dan melangkah pergi meninggalkannya.

"Satya, tunggu!" pinta Tara yang langsung mengejar Satya dan meraih ujung jas yang Satya kenakan.

"Tunggu dulu, jelasin semua pelan-pelan, Sat. Sumpah demi Tuhan, gue gak ngerti apa maksud lo, gue gak pernah khianatin lo, Sat—"

Tara terkesiap ketika untuk kedua kalinya Satya menepis tangannya, Satya kembali berbalik dan sumpah demi apa pun Tara sungguh ketakutan melihat raut wajah Satya sekarang.

"Lo gak bodoh, kan? Kesalahan fatal, pengkhianatan dan Aryan, apa lo masih gak mau mengakui kesalahan lo dan masih mau terus berpura-pura bodoh kayak gini, Tara?!"

TARA SATYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang