"Dokter bagaimana kandungan istri saya?"
"Maaf"
Suara isakan terdengar kecil. Lelaki itu berusaha menguatkan istrinya yang menangis atas kehilangan anak mereka.
"Hey gapapa sayang, jangan nangis"
"Anakku hiks hiks" isaknya sangat terpukul karena anak yang ditunggu mereka selama tiga tahun tidak bisa selamat.
"Kita masih belum di beri kepercayaan oleh tuhan yeobo, kita harus sabar" ucap sang suami menguatkan.
"Tapi—"
"Ssst gapapa sayang"
"Mommy"
Pasangan itu menoleh, mendapat anak pertamanya yang berdiri di dekat pintu.
***
3 tahun kemudian
"Mommy~" Rengek gadis pirang berusia 6 tahun itu.
"Kenapa sayang?"
Wanita bermata kucing itu menaruh ponselnya kemudian mengelus lembut rambut pirang anak gadisnya.
"Mom"
Gadis itu mendusel-dusel wajahnya di perut sang Mommy hingga wanita itu kegelian karna tingkah anaknya.
"Geli sayang"
"Dede kapan keluarnya Mom?"
Wanita itu terkekeh. "Masih lama sayang, emangnya kenapa sih?" Herannya karena sedari pagi anaknya terus menanyakan kapan keluar. Dede bayinya itu.
"Udah ga sabar ya?"
"He'em"
"Sabar ya Dede masih tiga bulan lagi keluarnya, oh iyaa kamu udah makan belum?"
Anak itu menggeleng.
"sana makan dulu minta bibi Han suruh nyiapin makannya"
"Mommy ga makan?"
Wanita itu menggeleng. "Mommy belum laper sayang"
"Ih Mommy juga makan nanti dedenya kelaparan"
Wanita itu terkekeh. Sebenernya pekerjaan nya belum selesai Dan dia belum merasa lapar juga.
"Mommy mau nyelesain pekerjaan Mommy dulu nanti kalau udah Mommy nyusul"
"Beneran?" Wanita itu mengangguk meyakinkan.
"Yaudah nanti makan ya Mom"
"Iya sayang"
Setelah kepergian sang anak wanita bermata kucing itu melanjutkan pekerjaannya. Satu jam dua jam hingga larut malam wanita itu masih belum selesai dengan ponselnya, sampai pada akhirnya jam dua malam selesai. Karna kelelahan langsung memilih tidur, dia lupa jika perutnya masih kosong belum di isi sejak pagi.
Selama dua bulan wanita itu disibukkan dengan pekerjaan kantornya.
"Yeobo sebaiknya kamu rehat dulu"
"Aniya ini sebentar lagi"
"Yeobo jika pekerjaanmu seperti ini lebih baik kamu resign "
"Tidak, aku tidak bisa melepaskannya" kukuh sang istri.
"Jennie!"
"Gwenchana, Aku baik-baik saja Unnie, perutku hanya sedikit kram" ucapnya yang hampir saja terjatuh karena terpeleset.
"Kamu yakin?" Tanya sang kakak kandung untuk meyakinkan.
"Ne, Unnie"
Mendengar sang istri yang hampir terpeleset sang suami pun marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Light
Teen Fiction"Pelan-pelan de" "Sus mana Mom?" Jennie menuntun anaknya untuk duduk bareng bersama suami juga putri sulungnya. "Mommy sus mana~" rengek Lisa yang tadi dihiraukan Jennie. "Sus resign de, katanya gamau lagi ngurusin bayi gedenya"