Chanyeol tak pernah merasa sebahagia ini. Mungkin jika dapat dibandingkan, rasa bahagia yang kini tengah ia rasakan sama bahagianya saat ia mendapatkan penghargaan Oscar 2 tahun yang lalu. Perbedaannya kali ini rasa bahagia yang sedang memenuhi setiap sudut hatinya dikarenakan keberaniannya untuk mengungkapkan perasaan pada wanita yang ia sukai. Sepanjang hidupnya, hanya ada 2 wanita yang ia sukai. Meskipun saat pertama kali ia merasakan jatuh cinta, ia tak punya nyali untuk mengungkapkan perasaan itu. Berbekal dari pengalaman pahit itulah, ia beranikan diri untuk mengungkapkan perasaan tersebut pada wanita itu.
Jujur saja, ia tak memiliki niat untuk minta balasan apapun dari wanita pujaannya. Baginya cukup hanya dengan mengungkapkan perasaan dan tak meminta apapun. Ia ingin hati dan pikirannya lega, meski setelahnya ia justru diselimuti rasa penasaran apakah wanita pujaannya memiliki perasaan yang sama atau hanya sebatas cinta bertepuk sebelah tangan. Masa bodoh, pikir Chanyeol. Itu bukan hal pentingnya. Hal terpentingnya sudah ia lakukan, tapi jika wanita pujaannya itu memiliki perasaan yang sama dengan Chanyeol itu adalah bonus.
Sudah lebih dari dua minggu ia tak berjumpa dengan Wendy, wanita pujaannya. Baru kali ini Chanyeol paham arti kata 'rindu' yang sesungguhnya. Ternyata seberat ini menahan rasa rindu terhadap seseorang. Sesekali ia hanya saling mengirim pesan singkat sekedar menanyakan kabar. Tapi 2 hari belakangan, mereka justru asyik saling menelfon satu sama lain jika sedang tidak memiliki kesibukan.
Suasana bahagia yang menyelimuti Chanyeol bisa dirasakan oleh ayah dan ibunya. Meski tanpa bertanya, mereka tau dengan jelas arti dari kebahagiaan tersebut. Selama ini Chanyeol selalu memberitahu semua pencapaiannya pada kedua orangtuanya. Namun baru kali ini Chanyeol tak bercerita sedikitpun meski raut wajah yang lebih sering datar itu, kini malah lebih sering tersenyum. Ayah dan ibunya tau jika anak lelaki tertua mereka sedang jatuh cinta.
"Lihat anakmu. Hampir setiap 5 menit sekali memeriksa ponselnya." Bisik ibu Chanyeol pada ayah Chanyeol yang sedang menyiram bunga tulip berwarna orange di taman bagian belakang. Mereka melihat Chanyeol sedang membaca naskah film nya di teras halaman belakang yang hanya berjarak 5 meter. Dari jarak yang cukup dekat itu, kedua orang tua Chanyeol dapat melihat dengan jelas tiap lekukan dikedua ujung bibir pria tersebut.
"Yah, saat seorang pria jatuh cinta terkadang melakukan hal yang tak biasanya ia lakukan." Yang dimaksud oleh ayah Chanyeol ada senyum yang sudah beberapa hari ini tak lepas dari bibir Chanyeol.
"Aku bahagia jika anak-anakku bahagia. Terlebih pada Chanyeol, dia bahkan tak pernah bilang jika ia menyukai seseorang." Sahut ibu Chanyeol seraya melanjutkan memotong pohon bonsainya.
Disisi lain, Chanyeol rasanya kehilangan fokus untuk membaca dan menghafal naskah. Padahal ia sengaja pergi ke halaman belakang untuk melihat kedua orangtuanya yang sedang menikmati mengurus tanaman-tanaman mereka. Naskah yang sedang ia baca adalah adegan kencan pertama antara karakter Do Seok Jin dan Lee He Na di Taman Haneul Bandara Incheon sebelum Do Seok Jin pergi bertugas ke Afghanistan selama 8 bulan. Dalam bagian itu, akan ada adegan ciuman pertama antara Do Seok Jin dan Lee He Na sebagai ucapan perpisahan. Tiba-tiba ia merasa kedua pipinya memerah hanya membayangkan adegan yang akan ia lakukan bersama dengan Wendy. Entah kenapa ia merasa gugup meskipun adegan seperti itu sudah sering ia lakukan di film atau drama sebelumnya. Tapi kali ini berbeda. Ia akan melakukannya dengan wanita pujaannya, wanita yang bahkan belum pernah berciuman dengan siapapun. Hatinya berdegup kencang ketika menyadari bahwa ia akan jadi pria yang mencuri ciuman pertama Wendy.
Seraya mencoba menenangkan pikirannya, Chanyeol mengalihkan perhatian dan pikirannya pada kedua orangtuanya yang tengah berbincang sambil tertawa. Ayahnya menyiram bunga-bunga tulip kesayangan ibunya, sedang ibunya tengah merapikan pohon bonsai kesayangan ayahnya. Chanyeol sudah terbiasa melihat pemandangan seperti ini sejak ia masih remaja. Suatu hari ayahnya membelikan ibunya beberapa bibit bunga tulip yang didatangkan langsung dari Belanda. Meskipun ayahnya tau jika ibunya tak bisa merawat tanaman, namun ayahnya tetap saja membelikan bibit itu dan beralasan bahwa ibunya tak perlu lelah merawat tanaman tersebut karena ayahnya hanya ingin ibunya menikmati keindahan bunga-bunga tulip berwarna orange itu. Sejak itu, ibunya bertekad untuk belajar memotong dan merapikan pohon bonsai milik ayahnya karena ia tak berbakat dalam bidang menanam tanaman. Bagi Chanyeol, apa yang dilakukan oleh ayah dan ibunya cukup menginspirasi. Sepasang suami istri tak perlu jadi sempurna, cukup saling melengkapi dan saling mengertu maka semua akan berjalan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
From A Man Who Truly Loves You
FanfictionDia dikenal sebagai seorang publik figur yang menutup rapat kehidupan pribadinya, sejalan dengan kepribadian Introvertnya. Ia tak akan pernah mengumbar kehidupan yang ia jalani, sekalipun bercerita pada orang tuanya mengenai penyakit Thalasemia yang...